Dispusipda Jawa Barat dikenal sebagai lembaga yang menyediakan layanan perpustakaan dan kearsipan bagi masyarakat serta pemerintah daerah di Jawa Barat. Namun, perannya tak sekadar sebagai tempat menyimpan buku dan dokumen arsip, melainkan juga menjadi ruang belajar yang terbuka bagi siapa saja yang ingin memperluas wawasan dan pengetahuan.
Melalui layanan perpustakaan gratis yang dimilikinya, Dispusipda Jabar menjadi pusat literasi yang aktif dan inklusif. Ribuan koleksi bacaan dari berbagai bidang dapat diakses dengan mudah, didukung fasilitas yang nyaman untuk membaca, belajar, maupun berdiskusi. Keberadaan Dispusipda pun menjadi bagian penting dalam upaya menumbuhkan budaya baca dan memperkuat literasi masyarakat Jawa Barat.
Di gedung Dispusipda, fasilitas ruang baca dibagi sesuai kebutuhan pengunjung. Di lantai satu, bersebelahan dengan Panggung Inohong, terdapat Ruang Baca Anak yang dirancang menarik dengan koleksi buku anak yang beragam serta dilengkapi area bermain.
Di lantai dua, tersedia dua Ruang Baca Dewasa yang nyaman untuk membaca maupun belajar. Sementara itu, di lantai tiga terdapat Ruang Baca Referensi dan Ruang Baca Remaja yang ditujukan bagi pengunjung yang membutuhkan bahan bacaan lebih spesifik dan mendalam.
Bagi Sarah Safira, perpustakaan ini telah menjadi agenda wajib setiap minggunya. Membawa buah hati ke perpustakaan bukan sekadar urusan membaca, tapi tentang menanamkan nilai-nilai karakter sejak dini.
“Saya rutin seminggu sekali mengajak anak ke sini. Di Dispusipda bukunya banyak sekali yang cocok untuk anak-anak. Selain membaca, saya ingin mengajarkan anak konsep meminjam dan bagaimana cara merawat buku dengan baik,” ujar Sarah saat berbincang dengan infoJabar, Selasa (30/12/2025).
Kunjungan Sarah hari itu terasa lebih berwarna. Sebelum tenggelam di antara rak buku, ia sempat mengajak sang anak berkeliling ke Galeri Museum COVID-19 yang berada di area yang sama. Baginya, itu adalah momen refleksi sekaligus edukasi.
Sarah mengaku rutin mengajak anaknya ke Dispusipda Jabar setidaknya seminggu sekali. Ia menilai fasilitas yang tersedia sudah sangat baik, koleksi bukunya beragam, dan pelayanan petugas ramah, termasuk terhadap anak-anak. Hal ini membuat anak tidak merasa takut atau canggung berada di perpustakaan. Ia pun berpesan kepada masyarakat agar mulai membiasakan anak datang ke perpustakaan.
“Mulailah mengajak anak ke perpustakaan sejak kecil agar mereka terbiasa membaca. Ternyata dengan biaya nol rupiah alias gratis, kita bisa memberikan ilmu pengetahuan yang sangat luas bagi anak,” katanya.
Meski begitu, sebagai pengunjung setia, Sarah berharap koleksi buku di Dispusipda terus diperbarui. “Pendapat saya, koleksinya perlu lebih diperbanyak lagi, terutama judul-judul terbaru karena beberapa buku mungkin cetakan tahun lama. Kalau diperbaharui terus, pasti makin keren,” sarannya.
Senada dengan Sarah, Putri, seorang pengunjung yang hari itu mencatatkan kunjungannya yang ke-8, merasa Dispusipda adalah tempat pelarian terbaik untuk produktivitas. Baginya, perpustakaan ini adalah paket lengkap antara kenyamanan dan kelengkapan.
“Kesan pertama datang ke sini itu bersih dan fasilitasnya lengkap. Sangat nyaman, entah itu untuk baca buku sendiri atau kalau mau mengerjakan tugas pakai laptop,” kata Putri saat berbincang dengan infoJabar.
Sebagai pengunjung yang sudah berkali-kali datang, Putri mengapresiasi bagaimana standar kebersihan dan kenyamanan di gedung ini tetap terjaga konsisten. Koleksi bukunya pun dinilai mampu menjangkau berbagai segmentasi usia.
“Koleksi bahan bacaannya bagus, sangat banyak dan lengkap, mulai dari kategori anak, remaja, hingga dewasa. Petugasnya juga sangat membantu jika kita kesulitan mencari sesuatu. Keamanan dan kenyamanannya benar-benar terjaga,” tuturnya.
Putri mengajak masyarakat luas untuk tidak ragu melangkahkan kaki ke Dispusipda. Baginya, tempat ini adalah bukti bahwa fasilitas publik bisa tampil modern dan fungsional.
“Ayo coba berkunjung ke sini. Mulai dari fasilitasnya yang oke sampai bukunya yang lengkap, tempatnya juga luas banget. Gak akan menyesal,” tutup Putri.
Perpustakaan Dispusipda Jabar seolah membuktikan bahwa di era digital yang serba cepat, lembaran kertas dan ruang baca yang tenang tetap memiliki tempat spesial di hati warga Bandung.
