Pemerataan layanan kesehatan di wilayah pelosok Kabupaten Sukabumi terus diupayakan. Pemerintah daerah mendorong penempatan dokter di desa-desa yang jauh dari pusat layanan kesehatan, termasuk melalui skema dokter desa, program magang, dan beasiswa kedokteran bagi putra daerah.
Dalam keterangan tertulis yang diterima infoJabar, Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Sukabumi, Masykur Alawi, mengatakan distribusi tenaga kesehatan di Sukabumi saat ini belum merata. Kondisi geografis yang luas serta sebaran penduduk membuat sejumlah wilayah pedesaan masih mengalami kekurangan dokter dan dokter gigi.
“Distribusi tenaga kesehatan di Kabupaten Sukabumi dapat dikatakan belum merata. Wilayah kita luas dengan kondisi geografis yang beragam, sehingga pendistribusian tenaga kesehatan tidak selalu berjalan seimbang. Daerah terpencil dan pedesaan cenderung mengalami kekurangan tenaga kesehatan, terutama dokter dan dokter gigi,” ucap Masykur.
Saat ini Sukabumi memiliki 116 dokter dan 37 dokter gigi. Dari total 58 puskesmas, 21 puskesmas masih belum memiliki dokter gigi. Jumlah dokter yang ada juga belum sebanding dengan jumlah penduduk yang harus dilayani.
Untuk memperkuat layanan kesehatan di kampung-kampung, Pemkab Sukabumi menjalankan sejumlah strategi. Salah satunya melalui beasiswa kedokteran untuk putra daerah yang bekerja sama dengan Universitas Padjadjaran (Unpad). Penerima beasiswa diwajibkan kembali dan mengabdi di Sukabumi setelah lulus.
Selain itu, Dinas Kesehatan mengajukan puskesmas dan rumah sakit menjadi wahana Program Internship Dokter dan Dokter Gigi, sehingga dokter internship dapat ditempatkan langsung ke layanan primer termasuk puskesmas di wilayah pelosok.
“Penempatan dokter dan dokter gigi internship cukup membantu dalam pelayanan kesehatan kepada masyarakat,” ucap Masykur.
Pemkab Sukabumi juga memanfaatkan Program Dokter Desa Provinsi untuk memperkuat layanan kesehatan di tingkat kecamatan dan desa yang memiliki akses terbatas.
Upaya ini diharapkan membuat masyarakat di kampung tidak perlu menempuh jarak jauh hanya untuk pemeriksaan dasar. Program tersebut dijalankan beriringan dengan penguatan tenaga kesehatan, posyandu, dan desa siaga.
