Pasien Meninggal, Suami Emosi di RSUD Cibabat: “Mentang-mentang BPJS”

Posted on

Media sosial digegerkan video marah-marah seorang pria terhadap perawat meminta penanganan terhadap istrinya yang sedang dirawat di RSUD Cibabat, Kota Cimahi.

Dalam video yang beredar tersebut, pria yang diduga merupakan suami dari pasien tersebut meminta perawat dan dokter melakukan penyedotan cairan di dalam perut istrinya yang sudah dirawat sejak beberapa hari sebelumnya.

Namun entah apa yang terjadi, pasien tersebut akhirnya meninggal dunia. Sang suami pasien tersebut menyebut ia sudah meminta penanganan namun karena istrinya merupakan pasien BPJS tidak digubris sampai akhirnya mengembuskan napas terakhir.

‘Aing tikamari ngomong sus tolong sedot itu perutnya udah penuh. Ayeuna tingali pamajikan aing kumaha ieu. Abong keneh pamajikan aing make BPJS hare-hare, beda jeng umum. Aing tikamari keneh menta tulung ka suster, sus bisa teu pangnyedotekun. Ke hela nungguan dokter. Teu narima lamun pamajikan aing teu benang ditulungan’.

(Saya dari kemarin ngomong sus tolong sedot itu perutnya sudah penuh. Sekarang lihat itu istri saya, bagaimana ini. Mentang-mentang istri saya pakai BPJS jadi diabaikan, beda dengan umum. Saya dari kemarin minta tolong ke suster, sus bisa enggak minta disedotkan. Nanti dulu nunggu dokter. Enggak terima kalau istri saya enggak bisa ditolong)

Berkaitan dengan video viral tersebut, Direktur Utama RSUD Cibabat Sukwanto Gamalyono angkat bicara terkait penanganan medis pasien tersebut. Ia membantah pasien ditelantarkan.

“Kami menegaskan bahwa dugaan keterlambatan penanganan tidak sesuai dengan fakta medis yang terjadi,” kata Direktur Utama RSUD Cibabat, Sukwanto Gamalyono melalui keterangan tertulis yang diterima infoJabar, Senin (30/6/2025).

Berdasarkan keterangan yang dihimpun, peristiwa tersebut terjadi 27 Juni 2025. Pasien kemudian dirawat sampai 29 Juni 2025. Namun kondisinya memburuk dan akhirnya meninggal dunia pada 29 Juni 2025.

“Kami memahami reaksi emosional dari pihak keluarga dalam situasi krisis tersebut. Namun, kami menegaskan bahwa dugaan keterlambatan penanganan tidak sesuai dengan fakta medis yang terjadi,” kata Sukwanto.

Sukwanto berdalih tim tenaga kesehatan RSUD Cibabat telah bertindak cepat dan profesional. Untuk memastikan transparansi, RSUD Cibabat akan melakukan audit klinis.

“Kami sudah melakukan penanganan sesuai aturan. Kami juga akan melakukan audit terhadap seluruh proses pelayanan kepada pasien yang bersangkutan,” ujar Sukwanto.