Iqbal duduk di pinggir jalan menanti pembeli. Hari ini, Rabu (31/12/2025), jadi hari terakhir pemuda 18 tahun itu bisa meraup cuan dari terompet yang ia jual menjelang perayaan Tahun Baru 2026.
Sudah tiga hari pemuda asal Kampung Kajengan, Desa Danawinangun, Kecamatan Klangenan, Kabupaten Cirebon, itu ada di Cimahi menjajakan terompet yang ia ambil barangnya dari daerah Cimindi.
Terompet beragam warna dan bentuk itu ditata di atas gerobak. Ada yang dibungkus plastik ada juga yang dibiarkan terbuka. Motor dan mobil lalu lalang di jalan dekat kantor Wali Kota Cimahi, namun belum ada pembeli yang datang
“Lumayan agak sepi, ini juga baru terjual 6 biji. Hari ini terakhir jualannya,” kata Iqbal saat berbincang dengan infoJabar.
Ternyata Iqbal sudah lebih dari lima tahun berjualan terompet. Di awal-awal kedatangannya ke Cimahi setiap menjelang pergantian tahun, ia masih mengekor pada bapaknya.
“Awal itu saya 2018, waktu itu masih sekolah. Ikut bapak ke sini, soalnya kan pas sama libur sekolah. Terus tiga tahun ini, saya jualan sendiri bapak jualan di tempat lain,” kata Iqbal.
Sebetulnya, ia tak cuma menjual terompet saja. Ada juga barang lain yang lumrah dijual untuk memeriahkan momen pergantian tahun, yakni petasan dan kembang api. Namun tahun ini, ia tak berani. Ada larangan dari pemerintah untuk menjual benda-benda yang sebetulnya membahayakan itu.
“Ya biasanya paket, sama kembang api terus petasan. Cuma kan sekarang enggak boleh (jualan), mana berani saya. Jadi cuma jualan terompet saja,” kata Iqbal.
Tahun demi tahun ia melakoni profesi musiman itu, Iqbal paham betul kapan jualannya sempat sangat ramai. Tentunya di momen pergantian tahun sebelum pandemi COVID-19. Setelahnya, penjualan menurun sedikit demi sedikit.
“Sebelum COVID-19 itu saya jualan 2 hari, bisa terjual sampai 100 (terompet), kembang api sama petasan kadang lebih dari itu. Ya sehari itu bisa dapat Rp3 juta, bersih buat saya sekitar Rp1,5 juta. Kalau sekarang susah, sudah 2 hari baru kejual 6,” kata Iqbal.
Euforia perayaan pergantian tahun tak sama seperti beberapa tahun lalu. Faktor lain yang turut menyumbang merosotnya penjualan terompet, yakni cuaca. Sepekan belakangan Cimahi dilanda hujan deras.
“Hari ini juga hujan dari pagi, jualan sepi. Tiap tahun baru kalau siangnya hujan, itu malamnya pasti sepi. Nanti kalau di sini sepi terus, saya pindah ke alun-alun (Cimahi),” ucap Iqbal.
