Eks kantor Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kabupaten Majalengka ‘disulap’ menjadi rumah singgah. Upaya ini merupakan bagian dari program 100 hari kerja Bupati dan Wakil Bupati Majalengka.
Bupati Majalengka Eman Suherman mengatakan, tempat ini akan menjadi solusi sementara bagi warga terlantar, mulai dari anak-anak hingga lansia, yang membutuhkan tempat tinggal dan perlindungan darurat. Menurutnya, keberadaan rumah singgah ini sebagai bentuk nyata kehadiran negara dalam memberikan perlindungan sosial.
“Ini salah satu cita-cita saya dan Pak Wakil. Rumah ini bisa dimanfaatkan masyarakat yang terlantar, entah di perjalanan, karena terpisah dari keluarga, penyandang disabilitas, anak-anak, atau lansia,” kata Eman saat diwawancarai infoJabar, Selasa (27/5/2025).
Eman menyebut selama ini pihaknya kerap menjumpai warga yang tidur di emperan toko, masjid, atau musala karena tidak memiliki sanak saudara di daerah tujuan. Melalui rumah singgah, warga tersebut dapat bermalam, makan, dan mendapat pelayanan sosial maksimal selama maksimal 7 hari.
“Ketika ada yang terlantar dari perjalanan, dia bisa tidur, bisa makan, bisa terselesaikan paling tidak dalam kurun waktu yang sudah ditentukan maksimal 7 hari,” ujarnya.
Untuk tahap awal, rumah singgah ini akan mulai beroperasi pada awal Juni 2025. Sementara pengelolaannya akan ditangani oleh bidang terkait di bawah Dinas Sosial, sambil menjajaki kerja sama lintas sektor dan komunitas.
“Tentu, hari ini saya minta kepada Pak Kadis, ditangani dulu selter ini oleh bidang. Dan kemudian bicara masalah sosial itu kan tidak bisa berdiri sendiri, penanganannya harus melibatkan semua stakeholder,” jelasnya.
Lebih jauh, Eman menyampaikan, untuk ke depannya rumah singgah ini juga akan difungsikan sebagai rumah aman, terutama bagi anak-anak korban kekerasan atau eksploitasi.
“Majalengka belum punya rumah ramah anak. Makanya saya minta nanti kolaborasi dengan DP3KAB dan PPA Polres. Kalau ada anak yang harus dijauhkan dari pelaku, kita amankan di sini,” ucapnya.
Sekedar diketahui, rumah singgah ini berdiri di bekas kantor Diskominfo yang telah pindah ke lokasi baru. Bangunan kosong tersebut kemudian direnovasi dengan anggaran sekitar Rp200 juta dari APBD.
“Daripada tidak dimanfaatkan, ya kita sulap jadi rumah singgah. Untuk logistik, kami siapkan beras, makanan, dan kebutuhan dasar lainnya,” ujar Eman.
Selain dari anggaran pemerintah, Bupati juga membuka peluang partisipasi publik dan swasta untuk ikut menyokong keberlangsungan rumah singgah.
“Masyarakat Majalengka kan dikenal dermawan, dan perusahaan juga bisa diajak berkontribusi. Jadi kalau ada yang terlantar, nanti bisa berkolaborasi dengan pihak perusahaan. Barangkali mereka mau bantu logistik, kasih makan, dan sebagainya,” pungkasnya.