Tren Makan Ulat Tepung demi Hidup Irit

Posted on

Tren hemat di China belakangan ini mencapai level ‘tinggi’. Demi menekan pengeluaran, sebagian orang rela mengganti menu ayam dengan ulat tepung!

Dikutip dari infoFood, komunitas pencinta gaya hidup hemat bernama Thrifty Men’s Association tengah viral karena mempopulerkan ide ekstrem menjadikan ulat tepung (breadworms) sebagai sumber protein murah.

Komunitas ini beranggotakan lebih dari 240.000 orang dan menyebut diri mereka dengan bangga sebagai “Bintang Hemat”.

Gerakan ini muncul sebagai bentuk protes terhadap budaya hidup konsumtif yang dianggap membebani finansial. Tujuannya sederhana, hidup dengan pengeluaran seminimal mungkin tanpa kehilangan esensi bertahan hidup.

Salah satu tips mereka yang paling ramai dibicarakan di media sosial adalah makan ulat tepung sebagai pengganti daging ayam.

Menurut laporan Livemint (26/10), harga satu kilogram ulat tepung hanya sekitar Rp 28.000, jauh lebih murah dibandingkan daging ayam. Kandungan proteinnya mencapai 20% dan para anggota komunitas mengklaim rasanya mirip kacang almond.

Seorang pengguna online bahkan menulis pengalamannya secara rinci. “Kemarin saya tiga kali makan dengan ulat itu dan hanya makan setengahnya. Total biayanya cuma sekitar Rp 7 ribu.”

Tak hanya soal rasa, ia juga membagikan tips pengolahan. Dia juga menyebut cara masaknya, yakni dengan cara dikukus supaya tidak perlu mengeluarkan minyak, atau digiling menjadi pasta daging untuk dibuat pangsit atau patty.

Namun yang paling menarik adalah ‘bonus’ tak terduga dari kebiasaannya itu. “Satu bonus lagi, di malam hari, saya meletakkan mangkuk berisi cacing-cacing itu di samping tempat tidur. Suara mereka merayap seperti gema lautan. Itu membantu menyembuhkan insomnia saya,” tuturnya.

Selain makan ulat tepung, komunitas ini juga dikenal dengan berbagai tips hemat ekstrem lain yang membuat netizen geleng-geleng kepala.

Beberapa di antaranya:

– Membekukan telur di nampan es batu agar satu butir telur bisa dipakai untuk tiga kali makan.
– Memasak sup dari kulit dan tulang ayam, lalu menggunakan minyak bekasnya untuk menumis nasi.
– Tinggal di apartemen bawah lantai yang panas agar bisa menikmati “panas gratis” dari unit di atas.
– Mandi air dingin di musim panas dan tidur di lantai agar tak perlu menyalakan AC.

Lantas, dengan berbagai tips hemat itu, bagaimana hasilnya? Beberapa anggota komunitas mengaku berhasil menurunkan pengeluaran mereka secara drastis.

Salah satu di antaranya bahkan mengklaim mampu memangkas biaya hidup dari Rp 70 juta per tahun menjadi hanya sekitar Rp 23 juta.

Artikel ini telah tayang di infoFood