Syamsi Dhuha Foundation (SDF), sebuah lembaga nirlaba yang berfokus pada bidang kesehatan, pendidikan, dan pemberdayaan, kembali menyalakan harapan bagi generasi muda. Pada 6 September lalu, SDF resmi menyalurkan Beasiswa SDF XV dengan total nilai Rp192 juta kepada 47 penerima beasiswa. Dari jumlah tersebut, 33 penerima berasal dari kalangan mahasiswa dan pelajar umum, sementara 14 lainnya merupakan penyandang autoimun dan difabel netra (difnet).
Sejak pertama kali digulirkan pada tahun 2012, SDF telah menyalurkan lebih dari Rp2,14 miliar kepada 321 penerima dari berbagai daerah di Indonesia. Program ini menjadi bukti nyata konsistensi SDF dalam mendukung anak-anak berprestasi yang membutuhkan dukungan finansial agar perjalanan akademiknya dapat berjalan lebih lancar.
Prosesi simbolis penyerahan beasiswa kali ini turut disaksikan oleh perwakilan Direktorat Kemahasiswaan (Ditmawa) ITB, beberapa sekolah mitra seperti SMAN 1 Bandung, SMAN 19 Bandung, SMAN 20 Bandung, SMAN 3 Bandung, dan SMAN 5 Bandung, serta para relawan dan masyarakat umum.
Founder SDF, Dian Syarief, yang juga seorang penyandang lupus dan low vision, menjelaskan bahwa program beasiswa ini bukan hanya sebatas dukungan dana pendidikan.
“Selain program beasiswa, SDF pun jalankan program pendukung seperti bimbingan belajar gratis bagi penerima Beasiswa SDF, The Scholars, di kelas XII SMA untuk membantu mereka mempersiapkan ujian ke perguruan tinggi. Bagi difnet, SDF hadirkan pelatihan komputer bicara dan Digital Marketing for The Blind. Setiap anak memiliki potensi luar biasa, dalam program beasiswa ini, The Scholars diberi kesempatan terlibat dalam kegiatan SDF untuk memfasilitasi pengembangan diri, menemukan potensinya, mengasah kepekaan sosial dan kecerdasan emosional serta spiritualnya,” ungkapnya.
Selain itu, penerima beasiswa juga mendapat kesempatan untuk berinteraksi dengan para profesional inspiratif yang dihadirkan SDF. Hal ini bertujuan memperluas wawasan sekaligus memotivasi mereka untuk terus berkembang.
Chairperson SDF, Agus Ismail, menambahkan bahwa tahun ini SDF menghadirkan dua figur inspiratif untuk memberikan wawasan baru bagi The Scholars.
Pertama, Muhammad Luthfi, A.Md.OT., S.K.M., M.K.K.K., dosen Universitas Indonesia sekaligus Founder Terapeutik.id, yang menekankan pentingnya membangun ekosistem terapi inklusif dan berkelanjutan. Ia menegaskan bahwa setiap anak, baik dengan kebutuhan khusus maupun tidak, memiliki hak yang sama untuk tumbuh optimal, mandiri, dan berkontribusi bagi masa depan Indonesia.
Kedua, Rahadika Widya Nugraha, Direktur PT Kolaborasa Kita Makmur, seorang pengusaha muda dengan pengalaman di berbagai perusahaan, berbagi ilmu terkait kepemimpinan start-up, strategi pemasaran, dan business ownership.
Beasiswa ini tidak hanya membantu dari sisi finansial, tetapi juga memberi semangat baru bagi para penerima.
Bagas, mahasiswa ITB, menyampaikan,
“Melalui Beasiswa SDF, saya berharap mendapatkan banyak pengalaman, ilmu, kawan-kawan baru, juga membantu menemani saya berjuang mengarungi dunia pendidikan perkuliahan bersama dan dapat berikan kontribusi yang signifikan bagi SDF dan juga masyarakat.”
Sementara itu, Asna, siswa SMAN 1 Cianjur yang merupakan penyandang autoimun, mengungkapkan rasa syukurnya,
“Sebagai penyandang autoimun, saya sangat bersyukur mendapat beasiswa dari SDF, dukungan ini menjadi semangat untuk terus belajar, meraih cita-cita, dan percaya bahwa segala sesuatu itu pasti memiliki kebaikan di dalamnya.”
Adapun Reva, siswi SLBN A Pajajaran yang merupakan sahabat difnet, menambahkan,
“Dengan program beasiswa ini saya termotivasi untuk belajar lebih giat, meraih nilai yg tinggi dan menjadi pribadi yg lebih cerdas dan unggul.”
Melalui program beasiswa ini, Syamsi Dhuha Foundation menunjukkan komitmen untuk tidak hanya membantu dari sisi akademik, tetapi juga memfasilitasi pengembangan diri, sosial, emosional, hingga spiritual. Kehadiran program pendukung, pelatihan khusus, serta keterlibatan tokoh inspiratif menjadi nilai tambah yang menjadikan program ini lebih dari sekadar bantuan dana pendidikan.
SDF berharap semakin banyak pihak yang tergerak untuk mendukung pendidikan inklusif dan memberi kesempatan luas bagi anak-anak Indonesia, tanpa terkecuali, untuk terus belajar dan berkontribusi bagi bangsa.