Kasus pemerkosaan yang dilakukan dokter Priguna Anugerah Pratama (PAP) akan masuk ke meja hijau. Bersamaan dengan itu Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran (Unpad) membuka kembali Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Anestesi. PPDS Anestesi sempat ditutup sementara akibat kasus pemerkosaan terhadap tiga wanita yang dilakukan dokter Priguna beberapa waktu lalu.
“Dapat kami informasikan bahwa Kementerian Kesehatan dan Kemendikti Saintek, hari ini sepakat untuk memulai kembali program residensi Prodi Anestesi di Rumah Sakit Hasan Sadikin,” kata Dirjen Kesehatan Lanjutan Kemenkes dr Azhar Jaya kepada wartawan di Gedung MCHC RSHS Bandung, Kamis (24/7/2025).
Azhar mengungkapkan, Kementerian Kesehatan tidak pernah menghentikan prodi yang ada, namun menghentikan sementara residensi. Menurutnya, prodi boleh berlangsung di tempat yang lain atau rumah sakit yang lain.
“Tapi untuk residensi, ini kita hold dulu sambil ada perbaikan-perbaikan yang dilakukan oleh pihak FK Unpad, maupun pihak Rumah Sakit Hasan Sadikin, maupun kedua belah pihak,” ujarnya.
“Berdasarkan laporan Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan dan Kemendikti Saintek bahwa Rumah Sakit Hasan Sadikin dan FK Unpad sudah memenuhi semua kewajibannya sehingga proses residensi prodi anestesi dapat dimulai kembali,” ungkapnya.
Dekan FK Unpad Yudi Mulyana Hidayat mengatakan penerimaan PPDS Anestesi Unpad di RSHS Bandung akan diperketat lagi. Pihaknya juga bersama RSHS akan terus melakukan evaluasi.
“Sebetulnya kan akibat adanya peristiwa dulu yang tidak mengenakan, sehingga ada beberapa kelemahan di dalam sistem di Rumah Sakit Hasan Sadikin di Fakultas Kedokteran. Kemarin sudah diidentifikasi kan, contoh Fakultas Kedokteran harus perbaiki sekitar 17 item. Item kita perbaiki, karena bagaimanapun kalau tidak memperbaiki takut terulang kembali. Kalau terulang kan sangat memalukan,” jelasnya.
Yudi mengakui, hasil evaluasi pihaknya menemukan beberapa kelemahan, terutama dari fakultas terkait sistem equipment. “Harus ada pengetatan, karena dokter spesialis bebannya berat dan tidak semua orang bisa, cuman jadi problem, kita enggak bisa sampaikan ke masyarakat enggak lulus, nilainya bagus tapi mentalnya jelek,” ujarnya.
“Sehebat apapun nilainya bagus, mentalnya jelek menghadapi situasi seperti ini ya jadinya macam-macam, itu harus kita perbaiki. Psikologisnya lebih diperketat,” tambahnya.
Menurut Yudi, peminat PPDS Anastesi Unpad masih tinggi. “Alhamdullilah masih tinggi, dokter kan banyak dan banyak yang ingin jadi dokter spesialis dan disisi lain daya tampung terbatas,” tuturnya.
“Dibuka kembali bahwa residen harus mendapatkan kompetensi sebagai dokter spesialis. Rumah sakit yang mumpuni saat ini adalah RSHS, selain rumah sakit daerah. Ditutup itu resdensi buka prodi, cuman tetap RSHS rumah sakit utama, alat-alat di sini lengkap, di daerahkan belum tentu ada, untuk mematangkannya di sini,” pungkasnya.