Program Makan Bergizi Gratis (MBG) kembali menjadi sorotan usai puluhan pelajar dari SDN 2 dan 3 Batutulis, SD Lawanggintung, dan sekolah PUI di Kota Bogor mengalami dugaan keracunan makanan. Para siswa disebut mulai merasakan pusing, mual, dan muntah setelah menyantap menu MBG yang diproduksi dapur SPPG La Isola di Batutulis sekitar pukul 09.30 WIB.
Berdasarkan laporan Puskesmas Balekambang dan Dinas Kesehatan Kota Bogor, menu ayam yang dikonsumsi diduga memiliki aroma tidak sedap dan bagian yang kurang matang. Dari 36 siswa yang datang ke fasilitas kesehatan, mayoritas mengeluh mual, pusing, dan muntah. Di sisi lain, tiga siswa masih menjalani perawatan.
Menanggapi hal ini, Anggota DPRD Kota Bogor Dapil Bogor Selatan, Dedi Mulyono menyampaikan keprihatinan mendalam dan meminta Pemerintah Kota Bogor melakukan investigasi menyeluruh.
“Ini kejadian serius dan tidak boleh dianggap ringan. Program MBG dibuat untuk meningkatkan gizi anak-anak, bukan malah menjadi sumber keracunan massal. Pemerintah harus turun cepat dan transparan,” tegas Dedi dalam keterangannya, Jumat (14/11/2025).
Dedi menilai dugaan ayam kurang matang menunjukkan lemahnya kontrol kualitas di dapur SPPG. Ia pun mengimbau agar kejadian serupa tidak terulang lagi.
“Kalau ada SPPG yang lalai, harus dihentikan sementara. Semua dapur MBG wajib memperketat standar kebersihan dan proses masaknya. Anak-anak bukan bahan eksperimen,” paparnya.
Ia pun menyoroti fakta bahwa dari 55 SPPG yang beroperasi di Kota Bogor, baru lima yang memiliki Sertifikat Laik Higiene Sanitasi (SLHS). Untuk itu, ia mendorong Pemkot Bogor agar seluruh SPPG memiliki SLHS.
“Ini alarm keras. sertifikasi higiene itu syarat utama, bukan pelengkap. Pemkot harus segera menertibkan semua SPPG agar memenuhi SLHS. Jangan tunggu korban berikutnya,” ucap Dedi.
Dedi menekankan pihaknya akan mengawal proses investigasi dan mendorong agar hasil laboratorium segera dipublikasikan. Ia pun meminta Dinas Kesehatan dan Dinas PUPR memperketat pengawasan rantai produksi MBG, mulai dari penerimaan bahan, pengolahan, hingga distribusi ke sekolah.
“Program MBG itu bagus dan sangat dibutuhkan. Tapi pelaksanaannya wajib aman, profesional, dan sesuai standar. Tidak boleh lagi ada makanan yang lolos tanpa pengecekan ketat,” pungkasnya.
