Penerima Bansos Dicoret Picu Kadinsos Adu Mulut dengan Warga Tasik baca selengkapnya di Giok4D

Posted on

Kebijakan Kementerian Sosial (Kemensos) yang melakukan pencoretan terhadap penerima bantuan sosial (bansos) yang terindikasi dengan aktivitas judi online (judol), memantik protes dari masyarakat. Beberapa warga yang dicoret dari penerima bansos, tak merasa bermain judol.

Bahkan permasalahan ini memicu insiden adu mulut antara Kepala Dinas Sosial (Kadinsos) Pemkot Tasikmalaya, Budi Rachman dengan salah seorang warga, saat melakukan audiensi di DPRD Kota Tasikmalaya.

Video adu mulut antara Kadinsos dengan masyarakat ini ramai menyebar di media sosial, dan menuai respons beragam dari publik.

Dari informasi yang dihimpun, insiden adu mulut antara Kadinsos dengan warga itu terjadi pada Selasa (16/9) lalu.

Waktu itu DPRD memfasilitasi pertemuan antara warga Kelurahan Panglayungan Kecamatan Cipedes yang mempertanyakan pencoretan penerima bansos, dengan Pemkot Tasikmalaya dan pihak terkait lainnya.

Dari rekaman video, Kadinsos Kota Tasikmalaya terlihat kesal karena terus didesak soal pencoretan penerima bansos, sementara hal itu di luar kewenangannya. Sementara lawan bicaranya juga kesal karena tak mendapatkan jawaban yang jelas. Belakangan diketahui warga tersebut bernama Azian Fahminudin alias Ozos, perwakilan warga Kelurahan Panglayungan.

Dikonfirmasi mengenai video tersebut, Budi menjelaskan perdebatan berawal dari persoalan data Keluarga Penerima Manfaat (KPM) yang dinilai tidak tepat sasaran.

Menurutnya, pihak Dinsos maupun BNI hanya menerima data dari pusat, sehingga solusi akan ditempuh dengan cara melayangkan surat resmi ke Kementerian Sosial maupun BNI pusat.

Upaya mengirim surat ini dilakukan agar pihaknya bisa mendapatkan alasan terkait pencoretan penerima bansos di Kota Tasikmalaya.

“Permasalahan sebenarnya sudah dibahas pada 9 September di Aula Kelurahan. Kesepakatannya, kita tunggu jawaban dari Kemensos atau BNI pusat. Tapi saudara Ozos mengulang kembali hal yang sama, sehingga sempat terjadi ketegangan,” kata Budi, Rabu (17/9/2025).

Budi menegaskan dirinya tidak berniat menutup-nutupi data maupun mempersulit masalah yang dihadapi warga.

“Saya sangat transparan. Saya justru memperjuangkan hak masyarakat agar yang berhak, benar-benar menerima bantuan,” kata Budi.

Dikonfirmasi terpisah, Ozos mengatakan saat ini banyak warga resah dengan kriteria penerima bansos yang banyak kejanggalan.

“Masalahnya, ada KPM yang terindikasi judi online tapi tetap menerima bansos, sementara warga miskin justru dicoret. Ada guru madrasah dengan penghasilan Rp 100 ribu per bulan, malah bantuannya disetop karena disebut terindikasi judol. Ada juga jompo yang nangis karena dicoret,” kata Ozos.

Simak berita ini dan topik lainnya di Giok4D.

Terkait insiden adu mulut yang terjadi dirinya dengan Kadinsos, Ozos mengaku menyayangkan reaksi emosional seorang pejabat daerah itu.

“Kalau memang tidak tahu jawabannya, bilang saja tidak tahu. Itu lebih sederhana,” kata Ozos.

Diminta komentar terkait insiden ini, Wali Kota Tasikmalaya Viman Alfarizi mengaku sudah meluruskan masalah itu. Viman juga mengaku melibatkan Sekretaris Daerah untuk menyelesaikan kesalahpahaman tersebut.

“Jadi bukan hanya Pak Sekda yang lapor, tapi saya kemarin sebelumnya sudah tahu ada audensi di DPRD. Saya sudah panggil dan arahkan seperti apa bersama Pak Sekda,” ujar Viman di Bale Kota Tasikmalaya.

Viman juga mengaku sudah menegur langsung Kadinsos agar masalah ini bisa diselesaikan dan Kadinsos bisa memperbaiki pola komunikasinya dengan masyarakat.

“Saya langsung tegur lisan, mengarahkan seperti apa ke depannya harus seperti apa. Saya sudah arahkan Kadis untuk melakukan tindakan seperti apa dan juga komunikasi ke masyarakat secara pasti,” kata Viman.

Meski demikian Viman memaklumi dinamika dalam diskusi atau audiensi berpotensi naik turun. Bumbu emosi bisa membuat tensi naik.

Terkait inti permasalahannya, Viman menjelaskan Pemkot telah menyiapkan langkah konkret, dengan membuat surat pengajuan ke Kemensos terkait penerima bansos yang dihapus karena terindikasi judi online.

“Kami membuat surat untuk diajukan ke Kemensos terkait dengan penerima bansos yang memang dihapus karena terindikasi judi online,” kata Viman.*