Insiden robohnya gazebo di area kampus Universitas Siliwangi (Unsil) Tasikmalaya yang menyebabkan 18 mahasiswa terluka memicu keprihatinan berbagai pihak, terutama dari kalangan mahasiswa.
Presiden Mahasiswa Unsil Tasikmalaya, Muhamad Risaldi, menilai kejadian tersebut sebagai preseden buruk dan bukti lemahnya pengawasan fasilitas kampus. Menurutnya, insiden ini tidak bisa dianggap sebagai peristiwa biasa.
“Ini bisa disebut sebagai preseden buruk bagi Unsil hari ini. Dan, iya, ini bisa disebut lalai,” ujar Risaldi, Senin (17/11/2025).
Ia berharap ke depan pihak kampus lebih serius dalam memastikan kelayakan dan keamanan fasilitas yang digunakan mahasiswa.
“Harapan saya, ke depannya Unsil lebih serius dalam pengelolaan fasilitas dan pembangunan supaya kejadian serupa tidak terulang,” ucapnya.
Ketua BEM FKIP Unsil, Abdi Ludiansyah, juga menekankan pentingnya tanggung jawab penuh dari pihak kampus atas kejadian tersebut. Ia meminta agar seluruh korban mendapatkan perhatian hingga benar-benar pulih.
“Korban harus mendapatkan haknya, perlindungan, dan perawatan sampai benar-benar pulih. Kami pun di sini adalah pihak yang terdampak langsung,” kata Abdi.
Sementara itu, melalui keterangan tertulis, Rektor Unsil Tasikmalaya, Prof. Nundang Busaeri, menyampaikan rasa prihatin dan permohonan maaf kepada para mahasiswa dan keluarga.
“Rektor beserta Keluarga Besar Universitas Siliwangi menyampaikan rasa prihatin yang mendalam dan permohonan maaf sebesar-besarnya kepada para mahasiswa beserta keluarga atas kejadian ini. Kami berkomitmen penuh memastikan keselamatan dan perlindungan mereka,” ujar Nundang.
Sebagai langkah tindak lanjut, Unsil membentuk tim teknis untuk melakukan evaluasi struktural dan pemeriksaan menyeluruh terhadap seluruh fasilitas outdoor.
“Evaluasi ini akan menjadi dasar dalam mengambil langkah perbaikan, revitalisasi fasilitas, serta penyusunan kebijakan mitigasi risiko yang lebih komprehensif,” jelasnya.
Pihak kampus juga memastikan bahwa seluruh mahasiswa yang menjadi korban sudah mendapatkan penanganan medis, dan seluruh biaya perawatan ditanggung oleh universitas.
“Kami pastikan seluruh korban telah mendapatkan layanan medis sesuai standar kegawatdaruratan. Proses penanganan medis dan pembiayaannya sepenuhnya menjadi tanggung jawab Universitas Siliwangi,” tutup Nundang.
