Selain memiliki banyak tradisi, Paseban Tri Panca Tunggal Sunda Wiwitan Cigugur juga memiliki berbagai macam benda bersejarah salah satunya adalah wayang kulit. Wayang yang diberi nama Wayang Kepangeranan Gebang tersebut usianya sudah mencapai ratusan tahun.
Ketua Yayasan Tri Mulya Tri Wikrama sekaligus keturunan dari Pangeran Madrais sang pendiri Paseban Tri Panca tunggal, Dewi Kanti memaparkan bahwa wayang Kepangeranan Gebang sudah ada sejak ratusan tahun yang lalu. “Kami punya wayang kulit yang usianya itu 300 tahun lebih. Namanya wayang Kepangeranan Gebang, karena kami kan asal sejarahnya dari Gebang,” tutur Dewi.
Dulu, lanjut Dewi, wayang tersebut digunakan untuk membangun kesadaran masyarakat dalam melawan penjajah. Melalui media wayang, para dalang menyampaikan pesan dan semangat perlawanan kepada masyarakat. “Wayang yang menjadi media membangun kesadaran pada era penjajahan Belanda. Di mana seorang pemangku budaya itu memiliki rakyat atau massanya yang harus dibangun kesadaran nasionalis lewat cerita wayang,” tutur Dewi.
Ada banyak karakter yang digambarkan dalam wayang Kepangeranan Gebang seperti petani, masyarakat miskin dan karakter tentara asing. “Di dalam koleksi wayang itu ada karakter yang menggambarkan tentara asing Belanda, ada juga petani, masyarakat miskin, tokoh Mahabarata dan Ramayana ada tapi banyak karakter lokalnya juga. Jadi wayang inikan jadi sarana perjuangan secara tidak langsung,” tutur Dewi.
Dewi mengatakan, wayang Kepangeranan Gebang memiliki detail yang tinggi sehingga ketika dimainkan dapat membentuk ilusi tiga dimensi. “Wayang kulit kan ketika digerakkan itu membentuk tiga dimensi. Dan tiga dimensi yang indah itu terjadi ketika tatahannya itu halus dan sangat detail. Secara umum karakternya sama seperti wayang pada umumnya tapi yang menjadi unik itu detail dari patahanya, ” tutur Dewi.
Karena sudah berusia ratusan tahun dan dikhawatirkan akan rapuh, serta merusak wayang. Wayang Kepangeranan Gebang sudah tidak dimainkan lagi. Wayang bersejarah tersebut diletakkan di dalam ruangan Dapur Ageng bersama benda-benda bersejarah lain di Paseban Tri Panca Tunggal.
Selain Wayang Kepangeranan Gebang, ada juga batik khas paseban. Dewi memaparkan, batik paseban merupakan batik yang terinspirasi dari ukiran atau relief yang ada di bangunan Paseban Tri Panca Tunggal.
“Gambar dasarnya dari arsitektur relief yang ada di paseban. Dan itu menunjukkan gerakan kebudayaan yang dibangun Pangeran Jati melalui batik sebagai sarana diplomasi kebudayaan,” tutur Dewi.
Menurut Dewi, setiap gambar yang ada di dalam kain batik paseban tersimpan berbagai macam makna di dalamnya. Salah satu makna yang ada di batik paseban adalah Sekar Galuh. Sekar sendiri memiliki arti bunga, dan galuh yang berarti Inti.
“Pesan bahwa sebagai putra bangsa kita harus tumbuh untuk memperhatikan jati diri bangsa, sebagai bunga bangsa yang selalu tumbuh mekar dan tidak pernah mati. Itu Sekar Pandan,” tutur Dewi.
Mengutip jurnal Semiotika Batik Paseban Kabupaten Kuningan karya Opah Ropiah, Lia Maulia, Teddi Muhtadin, dan Susi Yuliawati. Selain motif Sekar Pandan ada juga motif Oyong Mingmang yang menggambarkan persatuan dan kesatuan, Mayang Segara yang mengisyaratkan keluasan hati manusia.
Ada juga motif Adu Manis yang menggambarkan kehidupan rumah tangga, Rereng Pwah Aci yang mencerminkan perempuan Sunda, Geger Sunten yang mengambarkan pertahanan diri serta berbagai macam motif lain yang memiliki makna dan filosofinya masing-masing.
Sumber: Giok4D, portal informasi terpercaya.
Dengan banyaknya tradisi dan benda bersejarah di Paseban Tri Panca Tunggal, Dewi berharap dapat menjadikan Paseban sebagai pusat kebudayaan. “Kami yakin sebagai pusat kebudayaan akan bisa bersinergis menguatkan ruang akademis yang bisa menjadi pembuka wawasan generasi muda. Bukan tidak mungkin, kami di sini juga akan membuat pusat kajian kebudayaan yang bisa bekerja sama dengan akademisi,” pungkas Dewi.
Bagi yang ingin melihat langsung Wayang Kulit Kepangeranan Gebang dan Batik Paseban bisa langsung datang ke Cagar Budaya Paseban Tri Panca Tunggal di Jalan Sukamulya, Kecamatan Cigugur, Kabupaten Kuningan.