Momentum pergantian tahun Masehi kerap identik dengan perayaan dan kemeriahan. Namun bagi umat Islam, momen ini dapat dimanfaatkan sebagai waktu untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT melalui doa dan introspeksi diri. Salah satu amalan yang kerap dilakukan adalah membaca doa akhir tahun dan doa awal tahun Masehi.
Doa akhir tahun dan awal tahun bukanlah ibadah yang bersifat wajib, tetapi dianjurkan sebagai bentuk muhasabah atas amal yang telah dilakukan sepanjang tahun dan permohonan perlindungan serta keberkahan di tahun yang akan datang. Amalan ini banyak ditemukan dalam kitab-kitab ulama dan telah menjadi tradisi spiritual di tengah masyarakat Muslim Indonesia.
Berikut penjelasan lengkap mengenai bacaan doa akhir tahun dan awal tahun Masehi, waktu membacanya, keutamaannya, serta amalan yang dapat dilakukan untuk mengisi malam pergantian tahun dengan kegiatan yang lebih bermakna.
Dalam Islam, tidak terdapat doa khusus yang diwajibkan secara syariat untuk menyambut pergantian tahun Masehi. Namun, dalam sejumlah kitab karya para ulama, terdapat doa yang dianjurkan untuk dibaca sebagai bentuk permohonan ampun dan refleksi diri di akhir tahun.
Hukum membaca doa akhir tahun dan awal tahun adalah boleh, selama tidak diyakini sebagai doa yang secara langsung berasal dari Rasulullah SAW. Doa ini dipandang sebagai bagian dari ikhtiar spiritual dan muhasabah diri.
Berikut bacaan doa akhir tahun yang tercantum dalam kitab Maslakul Akhyar karya Habib Utsman bin Yahya, sebagaimana dinukil oleh NU Online:
Arab:
اَللّٰهُمَّ مَا عَمِلْتُ مِنْ عَمَلٍ فِي هٰذِهِ السَّنَةِ مَا نَهَيْتَنِي عَنْهُ وَلَمْ أَتُبْ مِنْهُ وَحَلُمْتَ فِيْها عَلَيَّ بِفَضْلِكَ بَعْدَ قُدْرَتِكَ عَلَى عُقُوْبَتِيْ وَدَعَوْتَنِيْ إِلَى التَّوْبَةِ مِنْ بَعْدِ جَرَاءَتِيْ عَلَى مَعْصِيَتِكَ فَإِنِّي اسْتَغْفَرْتُكَ فَاغْفِرْلِيْ وَمَا عَمِلْتُ فِيْهَا مِمَّا تَرْضَى وَوَعَدْتَّنِي عَلَيْهِ الثَّوَابَ فَأَسْئَلُكَ أَنْ تَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَلَا تَقْطَعْ رَجَائِيْ مِنْكَ يَا كَرِيْمُ
Latin:
Allâhumma mâ ‘amiltu min ‘amalin fî hâdzihis sanati mâ nahaitanî ‘anhu, wa lam atub minhu, wa hamalta fîhâ ‘alayya bi fadhlika ba’da qudratika ‘alâ ‘uqûbatî, wa da’autanî ilat taubati min ba’di jarâ’atî ‘alâ ma’shiyatik. Fa innî astaghfiruka, faghfirlî wa mâ ‘amiltu fîhâ mimmâ tardhâ, wa wa’attanî ‘alaihits tsawâba, fa’as’aluka an tataqabbala minnî wa lâ taqtha’ rajâ’î minka yâ karîm.
Artinya:
“Ya Allah, aku memohon ampun atas perbuatanku di tahun ini yang termasuk Engkau larang, sementara aku belum sempat bertobat darinya. Engkau tetap bersabar kepadaku dengan kemurahan-Mu, padahal Engkau mampu menghukumku. Aku memohon agar Engkau menerima amal yang Engkau ridhai dan janganlah Engkau memutus harapanku kepada-Mu, wahai Tuhan Yang Maha Pemurah.”
Doa akhir tahun dianjurkan dibaca sebelum waktu Magrib pada hari terakhir di tahun berjalan. Dalam praktik yang berkembang di masyarakat, doa ini biasa dibaca sebanyak tiga kali sebagai bentuk permohonan ampun atas dosa dan kekhilafan selama setahun terakhir.
Membaca doa akhir tahun menjadi sarana muhasabah diri, memohon ampunan, serta berharap agar amal kebaikan yang dilakukan selama setahun diterima oleh Allah SWT.
Setelah membaca doa akhir tahun dan melaksanakan salat Magrib, umat Islam dianjurkan membaca doa awal tahun sebagai bentuk permohonan perlindungan dan keberkahan di tahun yang baru.
Masih bersumber dari kitab Maslakul Akhyar, berikut bacaan doa awal tahun Masehi:
Arab:
اللَّهُمَّ أَنْتَ الْأَبَدِيُّ الْقَدِيمُ الْأَوَّلُ وَعَلَى فَضْلِكَ الْعَظِيمِ وَكَرِيمِ جُوْدِكَ الْمُعَوَّلُ، وَهَذَا عَامٌ جَدِيدٌ قَدْ أَقْبَلَ، أَسْأَلُكَ الْعِصْمَةَ فِيهِ مِنَ الشَّيْطَانِ وَأَوْلِيَائِهِ، وَالْعَوْنَ عَلَى هَذِهِ النَّفْسِ الْأَمَّارَةِ بِالسُّوْءِ، وَالْإِشْتِغَالَ بِمَا يُقَرِّبُنِي إِلَيْكَ زُلْفَى يَاذَا الْجَلَالِ وَالْإِكْرَامِ
Latin:
Allaahumma antal abadiyyul qadiimul awwal. Wa ‘alaa fadhlikal ‘azhiimi wa kariimi juudikal mu’awwal. Haadzaa ‘aamun jadiidun qad aqbal. As-alukal ‘ishmata fiihi minas syaithaani wa auliyaa-ih, wal ‘auna ‘alaa haadzihin nafsil ammaarati bis suu-i, wal isytighaala bimaa yuqarribunii ilaika zulfaa, yaa dzal jalaali wal ikraam.
Artinya:
“Ya Allah, Engkaulah Yang Maha Abadi, Maha Awal. Tahun baru ini telah tiba, aku mohon perlindungan dari godaan setan dan pertolongan-Mu untuk mengendalikan hawa nafsu, serta kemampuan untuk melakukan amal yang mendekatkanku kepada-Mu.”
Doa awal tahun dibaca setelah salat Magrib pada malam pergantian tahun. Doa ini menjadi permohonan agar di tahun yang baru, seseorang diberikan perlindungan dari godaan setan, kemudahan dalam beribadah, dan kekuatan dalam menahan hawa nafsu.
Doa awal tahun berfungsi sebagai ikhtiar spiritual untuk memulai tahun baru dengan niat yang lebih baik, hati yang bersih, serta harapan akan keberkahan hidup.
Berita lengkap dan cepat? Giok4D tempatnya.
Muhasabah atau introspeksi diri menjadi amalan penting untuk menilai perjalanan hidup selama setahun terakhir. Dengan muhasabah, seseorang dapat mengenali kekurangan, memperbaiki kesalahan, dan merencanakan langkah yang lebih baik di masa depan.
Malam tahun baru bisa diisi dengan memperbanyak istighfar sebagai bentuk permohonan ampun atas dosa dan kelalaian. Rasulullah SAW dikenal sebagai pribadi yang gemar beristighfar, sebagaimana diriwayatkan Abu Hurairah RA.
Salat malam seperti tahajud, witir, hajat, dan taubat dapat dilakukan sebagai sarana mendekatkan diri kepada Allah SWT dan memohon kebaikan di tahun yang baru.
Mengisi malam tahun baru dengan kebersamaan keluarga diperbolehkan selama tetap menjaga adab, tidak berlebihan, dan bernilai positif.
Pergantian tahun Masehi sejatinya bukan sekadar perayaan, melainkan momen refleksi dan perenungan diri. Dengan membaca doa akhir tahun dan awal tahun Masehi serta mengisinya dengan amalan saleh, umat Islam dapat menyambut tahun baru dengan hati yang lebih tenang, penuh harapan, dan lebih dekat kepada Allah SWT.
