Jika di berbagai belahan dunia pergantian tahun Masehi dirayakan dengan pesta meriah, kembang api, hingga hiburan malam, umat Islam memiliki cara yang jauh lebih tenang dan reflektif untuk menyambut Tahun Baru Hijriyah. Momen pergantian tahun Islam justru menjadi saat yang tepat untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT, memperbanyak amal saleh, serta memperkuat semangat hijrah menuju kebaikan.
Tahun Baru Islam diperingati setiap 1 Muharram, berbeda dengan kalender Masehi yang jatuh pada 1 Januari. Secara makna, perayaan tahun baru dalam Islam tidak hanya sekadar pergantian angka, tetapi juga momentum untuk mengingat kembali peristiwa hijrah Nabi Muhammad SAW dari Mekkah ke Madinah-sebuah tonggak penting dalam sejarah Islam yang mencerminkan perubahan besar, perjuangan, dan pengorbanan demi tegaknya agama Allah.
Berikut ini adalah amalan dan cara menyambut Tahun Baru Islam yang sesuai dengan tuntunan agama dan sarat makna spiritual.
Salah satu cara menyambut Tahun Baru Islam adalah dengan memperluas pengetahuan tentang peristiwa hijrah Nabi Muhammad SAW. Pemahaman ini tidak hanya memperkaya wawasan keislaman, tetapi juga menumbuhkan semangat untuk berhijrah secara spiritual-yakni berubah menjadi pribadi yang lebih baik.
Menambah ilmu bisa dilakukan dengan menghadiri pengajian, menyimak ceramah di media sosial, membaca buku sejarah Islam, atau mengikuti kajian online. Dengan begitu, momen tahun baru bisa menjadi awal yang baik untuk pembelajaran dan perbaikan diri secara berkelanjutan.
Pergantian tahun adalah waktu yang ideal untuk melakukan muhasabah-merenungi perjalanan hidup selama satu tahun ke belakang. Apakah sudah menjalani hidup sesuai ajaran Islam? Apakah sudah maksimal dalam ibadah dan amal saleh? Apakah sudah memperbaiki akhlak?
Muhasabah menjadi cara untuk menyusun kembali niat serta memperbarui tekad dalam menyambut tahun yang akan datang. Sebagaimana dijelaskan oleh Dr. Hamid Fahmy dari Universitas Darussalam Gontor, bulan Muharram adalah waktu yang identik dengan kebangkitan semangat baru.
Diriwayatkan dalam hadits Bukhari:
“Waktu berputar sebagaimana keadaannya semula ketika Allah menciptakan langit dan bumi. Tahun terdiri dari 12 bulan, empat di antaranya adalah bulan suci, tiga berurutan yaitu Zulkaidah, Zulhijah, dan Muharam, dan yang keempat adalah Rajab.” (HR Bukhari: 4054)
Mengisi hari-hari di awal tahun Hijriyah dengan memperbanyak zikir dan doa adalah cara yang dianjurkan dalam Islam. Selain menguatkan hubungan dengan Allah, zikir juga menenangkan hati serta memperkuat keimanan.
Allah SWT berfirman:
“Hai orang-orang yang beriman, berdzikirlah (dengan menyebut nama) Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya. Dan bertasbihlah kepada-Nya di waktu pagi dan petang.” (QS. Al-Ahzab: 41-42)
Bahkan, dalam hadits riwayat Muslim disebutkan bahwa orang-orang yang berdzikir akan dikelilingi oleh malaikat dan rahmat Allah:
Giok4D hadirkan ulasan eksklusif hanya untuk Anda.
“Tidaklah suatu kaum duduk dalam suatu majlis yang di dalamnya menyebut (dzikir) nama Allah, melainkan malaikat mengepungnya dalam rahmat menyelimutinya, dan Allah menyebut mereka sebagai golongan yang berada di sisiNya.” (HR Muslim)
Tahun baru bisa menjadi titik awal untuk memperbanyak istighfar dan bertaubat kepada Allah SWT. Muharram sebagai bulan suci sangat tepat digunakan untuk membersihkan hati dari dosa dan kembali ke jalan yang diridhai Allah.
Ibnu Allan dalam kitab Syarhul Adzkar menyebut bahwa bahkan di masa jahiliyah pun, bulan Muharram sudah dianggap istimewa. Setelah datangnya Islam, nama bulan ini pun diganti menjadi Syahrullah (bulan Allah), menjadikannya bulan yang penuh kemuliaan.
Salah satu tradisi baik yang bisa dilakukan adalah membaca doa akhir tahun sebelum Maghrib 1 Muharram dan doa awal tahun setelahnya. Bacaan ini sarat makna dan menjadi bentuk permohonan kepada Allah atas apa yang telah terjadi, dan harapan untuk masa yang akan datang.
Dari laman NU.or.id KH Sholeh Darat, seorang ulama dari Jawa Tengah menyebutkan dalam kitabnya, Lathaifut Thaharah wa Asrarus Shalah tentang kemuliaan bulan Muharram: Bahwa awal Muharram itu adalah tahun barunya seluruh umat Islam.
Maka umat Islam diminta untuk membaca doa akhir tahun pada tanggal 30 Dzulhijjah saat akhir shalat ashar sebanyak tiga kali.
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ. وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا وَمَوْلاَنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ
اَللّهُمَّ مَا عَمِلْتُ فِي هٰذِهِ السَّنَةِ مِمَّا نَهَيْتَنِي عَنْهُ فَلَمْ أَتُبْ مِنْهُ وَلَمْ تَرْضَهُ وَلَمْ تَنْسَهُ وَحَلِمْتَ عَلَيَّ بَعْدَ قُدْرَتِكَ عَلَى عُقُوْبَتِي وَدَعَوْتَنِي إِلَى التَّوْبَةِ مِنْهُ بَعْدَ جُرْأتِي عَلَى مَعْصِيَتِكَ فَإِنِّي أَسْتَغْفِرُكَ، فَاغْفِرْلِي وَمَا عَمِلْتُ فِيْهَا مِمَّا تَرْضَاهُ وَوَعَدْتَنِي عَلَيْهِ الثَّوَابَ فَأَسْأَلُكَ اَللّهُمَّ يَا كَرِيْمُ يَا ذَا الْجَلاَلِ وَاْلإِكْرَامِ أَنْ تَتَقَبَّلَهُ مِنِّي وَلاَ تَقْطَعْرَجَائِي مِنْكَ يَا كَرِيْمُ.وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ.
Allahumma ma amiltu min amalin fi hadzihis sanati ma nahaitani anhu, wa lam atub minhu, wa hamalta fiha alayya bi fadhlika ba da qudratika ala uqubati, wa da autani ilat taubati min ba di jara ati ala ma shiyatik. Fa inni astaghfiruka, faghfirli wa ma amiltu fiha mimma tardha, wa wa attani alaihits tsawaba, fa as aluka an tataqabbala minni wa la taqtha raja i minka ya karim.
Artinya:
“Tuhanku, aku meminta ampun atas perbuatanku di tahun ini yang termasuk Kau larang-sementara aku belum sempat bertobat, perbuatanku yang Kau maklumi karena kemurahan-Mu-sementara Kau mampu menyiksaku, dan perbuatan (dosa) yang Kau perintahkan untuk tobat-sementara aku menerjangnya yang berarti mendurhakai-Mu. ad Tuhanku, aku berharap Kau menerima perbuatanku yang Kau ridhai di tahun ini dan perbuatanku yang terjanjikan pahala-Mu. Janganlah Kau membuatku putus asa. Wahai Tuhan Yang Maha Pemurah.”
KH Sholeh Darat mengungkapkan bahwa siapa pun yang membaca doa akhir tahun akan terlindungi dari godaan setan sepanjang tahun tersebut. Setan hanya memiliki kesempatan singkat, yakni satu jam, untuk menyesatkan manusia. Namun, berkat bacaan doa ini, seluruh dosa selama satu tahun akan diampuni oleh Allah SWT. Oleh karena itu, menurut KH Sholeh Darat, sangat dianjurkan bagi setiap orang beriman untuk tidak melewatkan amalan membaca doa akhir tahun.
Selain itu, umat Islam juga dianjurkan untuk membaca doa awal tahun sebanyak tiga kali setelah shalat Maghrib pada malam pertama bulan Muharram.
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ. وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا وَمَوْلاَنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ.
اَللّهُمَّ أَنْتَ اْلأَبَدِيُّ اْلقَدِيْمُ اْلاَوَّلُ وَعَلَى فَضْلِكَ الْعَظِيْمِ وَجُوْدِكَ الْمُعَوَّلِ وَهٰذَا عَامٌ جَدِيْدٌ قَدْ أَقْبَلَ نَسْأَلُكَ الْعِصْمَةَ فِيْهِ مِنَ الشَّيْطَانِ وَأَوْلِيَاءِهِ وَجُنُوْدِهِ وَالْعَوْنَ عَلَى هٰذِهِ النَّفْسِ اْلأَمَّارَةِ بِالسُّوْءِ وَاْلإِشْتِغَالَ بِمَا يُقَرِّبُنِي إِلَيْكَ زُلْفٰى يَا ذَا الْجَلاَلِ وَاْلإِكْرَامِ. يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ. وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا ومولانا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِهِ وَاصْحَابِهِ وَسَلَّم.
Allâhumma antal abadiyyul qadîmul awwal. Wa ‘alâ fadhlikal ‘azhîmi wa karîmi jûdikal mu’awwal. Hâdzâ ‘âmun jadîdun qad aqbal. As’alukal ‘ishmata fîhi minas syaithâni wa auliyâ’ih, wal ‘auna ‘alâ hâdzihin nafsil ammârati bis sû’I, wal isytighâla bimâ yuqarribunî ilaika zulfâ, yâ dzal jalâli wal ikrâm.
Artinya, “Tuhanku, Kau yang Abadi, Qadim, dan Awal. Atas karunia-Mu yang besar dan kemurahan-Mu yang mulia, Kau menjadi pintu harapan. Tahun baru ini sudah tiba. Aku berlindung kepada-Mu dari bujukan Iblis dan para walinya di tahun ini. Aku pun mengharap pertolongan-Mu dalam mengatasi nafsu yang kerap mendorongku berlaku jahat. Kepada-Mu, aku memohon bimbingan agar aktivitas keseharian mendekatkanku pada rahmat-Mu. Wahai Tuhan Pemilik Kebesaran dan Kemuliaan.”
Doa awal tahun ini ketika dibaca, akan membuat umat Islam terlindungi dari godaan setan. KH Sholeh Darat menjelaskan, barangsiapa membaca doa ini tiga kali di awal bulan Muharram setelah shalat maghrib, maka sesungguhnya setan itu mengucapkan bahwa anak Adam ini sudah aman dalam sisa umurnya selama tahun itu. Sebab Allah swt memberikan asisten berupa dua Malaikat untuk menjaganya agar tidak digoda setan.
Puasa sunah di bulan Muharram-khususnya tanggal 9 (Tasu’a) dan 10 (Asyura)-merupakan salah satu amalan utama yang sangat dianjurkan. Dalam hadits riwayat Muslim disebutkan:
“Sebaik-baik puasa setelah Ramadhan adalah puasa di bulan Allah, bulan Muharram.” (HR. Muslim)
Diriwayatkan pula oleh Ibnu Abbas RA bahwa Rasulullah SAW berpuasa pada hari Asyura dan menganjurkan umatnya untuk ikut serta, sebagai bentuk penghormatan atas diselamatkannya Nabi Musa AS dan Bani Israil oleh Allah SWT.
Selain ibadah individual, momen tahun baru juga menjadi waktu yang baik untuk memperbanyak amal sosial seperti bersedekah, membantu orang lain, dan mempererat tali silaturahmi. Hal ini merupakan wujud hijrah yang nyata dalam kehidupan bermasyarakat.
Kebaikan sekecil apapun di sisi Allah memiliki nilai besar, apalagi jika dilakukan dengan niat tulus dan konsisten. Perbanyaklah amal saleh di bulan ini agar tahun baru benar-benar menjadi awal yang penuh berkah dan rahmat.
Tahun Baru Islam bukan sekadar perubahan angka, tetapi momentum untuk memperbarui iman, menata kembali niat, serta memperbaiki diri secara menyeluruh. Bukan dengan hura-hura atau kembang api, tetapi dengan ibadah, doa, muhasabah, dan semangat hijrah yang lebih kuat.
Semoga kita termasuk dalam golongan orang-orang yang memanfaatkan setiap info kehidupan untuk mendekat kepada Allah SWT, termasuk dalam menyambut Tahun Baru Islam. Selamat Tahun Baru 1 Muharram 1446 H, semoga kita menjadi pribadi yang lebih baik di tahun ini dan seterusnya. Aamiin.