Pria berbaju pink dan berpeci hitam mendadak viral di media sosial. Pria yang diketahui calo emas di Jalan Sukajadi, Kota Bandung nekat melawan penipu berpistol yang hendak menipunya dengan menjual emas palsu.
Dalam video yang beredar, pria dengan tangan kosong itu mengejar pria yang mengendarai motor dan berjaket ojek online (ojol). Saat melakukan perlawanan, pria itu ditembaki bertubi-tubi oleh pria berjaket ojol itu.
Meski di lokasi kejadian terdapat sejumlah warga, warga tampak ketakutan saat pria berbaju pink dan berjaket ojol itu berduel.
Walau pria berbaju pink itu tampak sudah tua, pria itu dengan lincah menghindari tembakan pria berjaket ojol. Setelah peluru pistolnya habis, warga berhasil melumpuhkan dan langsung menyergap pria itu. Warga yang geram memukuli pria berjaket ojol tersebut sebelum menyerahkannya kepada pihak kepolisian.
Seperti diketahui, peristiwa itu terjadi di Jalan Sukajadi, Kelurahan Cipedes, Kecamatan Sukajadi, Rabu, (24/12/2025) sekitar pukul 14.00 WIB.
infoJabar berkesempatan berbincang dengan pria berbaju pink itu. Dia adalah Engkim Yoso Utomo, warga Sukajadi yang berusia 69 tahun.
Engkim mengisahkan, pada Rabu siang datang seorang perempuan yang diantar driver ojol berhenti di jongko Engkim. Engkim sebetulnya berprofesi sebagai tukang reparasi jam dan kacamata, namun ia juga melayani pembelian emas dari warga.
“Ada bapak-bapak sama ibu-ibu ke sini, menjual batang emas, liontin. Pria itu mengenakan jaket Grab. Ia berdiri siaga di sana, tidak turun. Ibu-ibunya ke sini. Duduk di sini,” kata Engkim.
“Pak, katanya bisa jual emas. Oh bisa, Bu? Coba lihat emasnya. Digosok dulu. Sekali. Dua kali. Digosok dua kali, bagus,” tambahnya.
Dalam transaksinya, Engkim menimbang emas milik perempuan itu. Setelah ditimbang, emas itu kurang dari 10 gram. Karena di emasnya ada permatanya, Engkim meminta agar permatanya dibuka dulu, sebab yang ia butuhkan adalah emas, bukan permatanya. Hal itu dilakukan agar sama-sama enak, terlebih dia juga tak tahu berat permata di emas itu, namun perempuan itu menolak.
“Oh, jangan. Jangan dilepasin dulu. Nanti kasihan Grabnya lama. Sudahlah, dipotong berapa saja (kata perempuan penjual emas). Ini potong 1,5 gram, Bu. Dihitung per gramnya Rp 1,3 juta, semuanya Rp 10 juta kurang Rp 210 ribu, Bu,” ujar Engkim.
“Ya, biarin saja,” ucap perempuan itu.
Setelah deal, Engkim menyerahkan uang Rp 5 juta sebagai uang muka (DP). Engkim tak menaruh kecurigaan, namun saat diminta uangnya untuk dihitung, perempuan itu enggan menghitungnya. Namun setelah dipaksa, akhirnya ia menghitung uang itu.
Di sela-sela perempuan itu menghitung uang, Engkim memanfaatkan kesempatan itu untuk menggosok emas yang dibelinya. Namun saat menggosok emas tersebut, ia menemukan fakta tak terduga, bahwa emas itu hanya lapisan dan bukan emas asli.
“Ibu itu fokus menghitung uang. Saya gosok lagi yang keras. Gosok keras. Gosok lagi. Pakai air lagi. Ibu, bukan ternyata. Ini lapis Bu, ini lapisan, Ceng. Lapisan emas ini. Maaf saja, enggak jadi. Uang Rp 5 juta saya tadi kembalikan lagi. Si ibu itu langsung loncat, dan pengendara motor itu langsung tancap gas,” ungkap Engkim.
Pada waktu bersamaan, Engkim bertemu rekannya yang naik motor dan langsung mengejar pria berjaket ojol dan perempuan yang menjual emas kepadanya. Motor itu mengarah ke atas, karena di depan PVJ macet, mereka balik arah dan belok ke arah Asrama Polisi Polrestabes Bandung. Karena tak tahu medan, pria berjaket ojol itu akhirnya ditangkap.
“Pas mau naik, saya turun di motor, saya gabruk. Bentar dulu, kembalikan dulu uang saya,” ujarnya.
Sementara itu, perempuan yang sudah turun lalu mengembalikan uang kepada Engkim. Karena Engkim takut uangnya kurang, ia meminta perempuan dan teman prianya untuk berhenti dulu. Karena ketakutan, pria itu berusaha melarikan diri.
“Saya kejar sampai portal, ia mengeluarkan senjata itu. Sudah banyak warga, tetapi tidak berani. Ia tidak bisa lari karena motornya saya pegangi. Saat menembak, saya menghindar. Ia menembak lagi seperti mengenai pipi. Setelah pelurunya habis, saya serang dia lagi serta banyak warga yang turut membantu,” jelasnya.
Saat ditanya mengenai keberaniannya melawan pria bersenjata itu, dan apakah ia memiliki keahlian bela diri, Engkim menjawab tidak.
“Saya berani karena terlanjur, saya memikirkan uang,” ujar Engkim.
Setelah pria berjaket ojol itu berhasil dilumpuhkan, Engkim langsung melapor, dan pelaku segera dijebloskan ke sel tahanan Polsek Sukajadi. Setelah itu, Engkim pun langsung ke rumah sakit untuk mengobati luka di pipinya.
