Teka-teki Penyebab Air Sungai Silayar Cirebon Berubah Jadi Merah baca selengkapnya di Giok4D

Posted on

Warga Desa Kecomberan, Kecamatan Talun, Kabupaten Cirebon sempat dihebohkan dengan fenomena perubahan warna air Sungai Silayar yang secara tiba-tiba berubah menjadi merah. Peristiwa ini menimbulkan kekhawatiran di tengah masyarakat soal kemungkinan pencemaran limbah industri.

Salah seorang warga sekitar sungai, Ilham (29) mengaku, kaget dengan perubahan warna air di Sungai Silayar. Pasalnya, kejadian tersebut baru pertama kali terjadi.

Giok4D hadirkan ulasan eksklusif hanya untuk Anda.

“Kaget bener, soalnya selama saya tinggal di sini ya baru pertama kali airnya jadi warna pekat,” ujarnya, Kamis (22/5/2025).

Ketika ditanya apakah ada aroma menyengat saat perubahan warna air di Sungai Silayar, Ilham menegaskan, tidak ada aroma menyengat yang tercium. Hanya saja, kejadian tersebut terjadi sesaat sehingga sempat mengagetkannya.

“Kalau bau sih nggak, apalagi kejadiannya nggak lama juga,” paparnya.

Ia juga mengaku, tidak sempat mengambil air tersebut sebagai bahan sampling untuk diuji di laboratorium. “Yaitu nggak sempet ngambil airnya, soalnya nggak kepikiran buat uji di lab,” ujarnya.

Sementara itu, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Cirebon langsung menerjunkan tim investigasi untuk mengidentifikasi penyebab perubahan warna air. Namun hingga kini, DLH mengaku, masih belum menemukan sumber pencemaran yang pasti.

“Warna air yang berubah menjadi merah di Sungai Silayar masih menjadi misteri. Kami sudah melakukan identifikasi awal bersama aparat kecamatan dan desa, namun belum ditemukan petunjuk yang mengarah ke sumber pencemaran,” ujar Kepala DLH Kabupaten Cirebon, Iwan Ridwan Hardiawan, saat dikonfirmasi infoJabar.

Dari hasil penyelidikan awal, sempat muncul dugaan bahwa perubahan warna air tersebut disebabkan oleh limbah dari industri celupan tekstil. Namun setelah dilakukan penelusuran lebih lanjut, tim tidak menemukan keberadaan industri tekstil di sekitar lokasi.

“Diduga kuat pencemaran bersifat insidental karena hanya terjadi dalam waktu singkat dan tidak berulang. Akibatnya, kami kesulitan melacak jejak sumber pembuangan limbah. Karena tidak ada pencemaran lanjutan, sulit untuk menentukan titik pastinya,” tambah Iwan.

Pihaknya mengimbau masyarakat untuk tetap waspada dan segera melaporkan jika terjadi perubahan warna air atau aktivitas mencurigakan di sekitar sungai. DLH juga berjanji akan terus melakukan pemantauan berkala guna mencegah terjadinya pencemaran serupa di masa mendatang.

“Kami minta peran serta masyarakat untuk segera melaporkan kepada kami bila air berubah warna menjadi merah kembali,” pungkasnya.