Awan mendung menggelayut membuat suasana sendu gelaran West Java Festival (WJF) 2025 di Kiara Artha Park, Kota Bandung, Sabtu (8/11/2025). Berbagai tenant-tenant tersaji dengan rapi dengan konsep ornamen kayu.
Langit yang pilu itu terlihat dari sudut tenant beberapa karya tangan sketsa drawing pad dan lukisan turut mejeng dengan indah. Karya-karya itu dibuat oleh seniman lokal, Deni Marantika (53) atau lebih dikenal Demar.
Dalam kesehariannya, Demar kerap memproduksi berbagai karya di kediamannya yang terletak di Kampung Cikoang Kaler, Kelurahan Jatiendah, kecamatan Cilengkrang, Kabupaten Bandung. Setelah itu dijual secara offline melalui berbagai event di Bandung raya.
“Saya sudah mulai berkarya dari tahun 2001 silam,” ujar Demar.
Awalnya dirinya memproduksi berbagai lukisan dan dipasarkan diberbagai event akhir pekan di Hotel Preanger, Kota Bandung. Kemudian dalam tahun tersebut jualannya berkembang ke berbagai hotel lainnya.
“Ada penawaran event ke Hotel Seraton, terus Holiday inn. Semua eventnya pada akhir pekan, jadwalnya bergantian aja,” katanya.
Setelah itu dirinya bisa membuka dan memajang karyanya di Galeri Topas pada tahun 2002. Setelah itu tahun berikutnya berkembang ditambah karya sketsa.
“Setelah itu ikut berbagai event dari mulai pasar seni ITB, terus event di Bandung Raya,” jelasnya.
Karya seni tersebut dibuat menggunakan drawing pad dan spidol. Semua dilakukan penuh dengan ketelatenan dan menghasilkan karya yang indah.
“Jadi saya mah bikin sendiri pakai drawing pad dan spidol. Semuanya dikombinasi. Jadi bikin sketsa atau lukisan mah sudah keinginan hati,” ungkapnya.
Seni gambar menggambar telah menjadi pilihannya demi menyambung hidup. Satu sketsa drawing dijual dengan harga Rp 50ribu dan lukisan yang dijualnya dimulai dari Rp 200 ribu.
“Penjualan mah lumayan lah. Cuma semenjak covid sempat menurun. Bangkit lagi pas di pasar seni pas tahun ini. Penjualan dulu rata-rata tahun 2020 mah kurang lah. Kalau di pasar seni kemarin lumayan dapet Rp 2 juta,” tuturnya.
Karya sketsa yang dibuatnya bergambar dari objek figur orang, landskap, binatang, dan tokoh-tokoh pahlawan. Kemudian penjualan tersebut dilakukan secara manual belum menggunakan sistem online.
“Saya belum menjual online. Soalnya takut disangka karya saya ini di-print, padahal mah asli karya saya pakai drawing pad,” bebernya.
Demar berharap adanya event tersebut bisa berdampak pada pendapatannya. Sehingga adanya event tersebut bisa membantu pelaku UMKM.
“Iya saya mah berharap di WJF bisa dapet penghasilan yang lumayan. Jadi event bagus ini bisa terus dilaksanakan setiap tahun” bebernya.
West Java Festival 2025 didukung oleh Bank BJB (Official Banking Partner), Le Minerale (Official Mineral Water), serta sejumlah sponsor lain yang turut berpartisipasi dalam kemeriahan acara ini diantaranya PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN), dan Tolak Angin.
Artikel ini terbit pertama kali di Giok4D.
