Tahun ajaran baru biasanya identik dengan riuh ramai murid yang saling mengenal di hari pertama sekolah. Namun, suasana berbeda terasa di salah satu ruang kelas SMK swasta di Ciamis. Hanya ada satu kursi yang terisi, satu murid perempuan yang duduk dengan seragam rapi sambil mengikuti bimbingan dari guru.
Meski sendirian di kelas, murid tersebut tetap datang setiap pagi sejak awal masa pengenalan lingkungan sekolah atau MPLS tahun ajaran 2025/2026. Nurmalita, hanya satu-satunya murid baru yang mendaftar di SMK Yasira, Kecamatan Cijeungjing, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat.
Pantauan infoJabar, Jumat (18/7/2025), Nurmalita nampak senang berbaur dengan kakak kelasnya. Mereka menemaninya menjalani masa pengenalan lingkungan sekolah di lapangan. Kemudian Nurmalita masuk kelas seorang diri untuk menerima bimbingan dari guru. Memang diketahui total jumlah murid di SMK swasta tersebut hanya 14 orang dari semua kelas.
Nurmalita mengaku tidak terpikir akan sendirian di kelas, awalnya ia membayangkan akan mendapat teman sekelas baru. Meski tak seperti di sekolah lainnya yang memiliki banyak teman kelas, kondisi ini tak menyurutkan niat Nurmalita untuk menimba ilmu di jurusan tata busana.
“Meski pun sendiri tapi tetap semangat belajar, tidak jadi penghalang untuk belajar d sini,” ujar Nurmalita saat ditemui di sekolahnya.
Nurmalita mengaku memang sejak lulus dari MTs, ia berniat untuk masuk di SMK Yasira. Di SMK swasta ini hanya ada satu jurusan yakni tata busana sesuai dengan minatnya. Suatu hari di masa depan, Nurmalita ingin menjadi seorang desainer.
“Memang sudah berencana masuk ke sini, ingin lebih tau tentang pembuatan busana atau baju. Cita-citanya ingin jadi desainer,” ungkapnya.
Sementara itu, Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum, Melia Pujianti mengungkapkan, pada SPMB tahun ini, sekolahnya hanya menerima satu orang siswa.
“Untuk tahun ajaran baru ini cukup menyedihkan. Meski kami sudah mempromosikan sekolah ke berbagai SMP di Kecamatan Cijeungjing hingga ke luar wilayah, pada akhirnya hanya satu siswa yang mendaftar,” ujarnya.
Meski begitu, pihak sekolah tetap membuka pendaftaran hingga saat ini. Melia menyebut berbagai upaya terus dilakukan untuk menarik murid baru, mulai dari promosi melalui media sosial hingga menawarkan berbagai kemudahan kepada calon murid.
“Kami memberikan beasiswa, membebaskan biaya pendidikan tanpa pungutan bulanan atau SPP, memberikan seragam batik secara gratis, bahkan ada program orang tua asuh untuk siswa yang benar-benar tidak mampu,” jelasnya.
Menurut Melia, rendahnya jumlah pendaftar kemungkinan dipengaruhi oleh kebijakan penambahan rombongan belajar (rombel) di sekolah negeri, dari semula maksimal 36 siswa per kelas menjadi 50. Hal ini menyebabkan sebagian calon siswa memilih sekolah negeri karena daya tampungnya lebih besar.
Kendati hanya satu siswa yang terdaftar, proses belajar-mengajar di SMK Yasira tetap berjalan sebagaimana mestinya. Kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) pun dilaksanakan bersama siswa kelas dua dan tiga, sementara pembelajaran tetap mengikuti standar operasional prosedur.
“Kami tetap memberikan motivasi kepada siswa yang mendaftar agar tetap semangat belajar di sini,” ujarnya.
Untuk tenaga pendidik, SMK Yasira masih mempertahankan 11 guru yang berstatus tetap yayasan. Mereka tetap mengajar sesuai struktur kurikulum. Beberapa guru sebelumnya telah lolos PPPK dan kini telah dialihkan ke sekolah negeri.
SMK Yasira membuka jurusan Tata Busana, salah satu program keahlian yang jarang ditemukan di Ciamis. Menurut Melia, hanya beberapa sekolah saja yang memiliki jurusan ini, seperti di Rajadesa, Hepweti, dan SMK Yasira sendiri.
“Padahal jurusannya langka, tapi anehnya kurang peminat. Padahal prospek lulusannya bagus. Banyak alumni kami yang langsung diterima bekerja di industri garmen, seperti di Tasikmalaya,” tutur Melia.
Ia berharap pemerintah, khususnya Provinsi Jawa Barat, bisa lebih memperhatikan nasib sekolah-sekolah kecil seperti SMK Yasira yang mengalami kesulitan dalam mendapatkan siswa baru.
“Kami mohon dukungan dari semua pihak. Kami siap menerima siapa pun yang ingin bergabung. Di sini ada tiga ruang kelas yang siap digunakan,” pungkasnya.