Kisah pilu Riyan Maulana, bocah 10 tahun asal Kota Sukabumi, kembali mencuat. Bukan hanya lahir tanpa anus dan kelamin, Riyan juga ternyata tak bisa berjalan akibat kelainan bawaan yang dialaminya sejak lahir. Saat ini, ia tengah menjalani perawatan di RSUD R. Syamsudin SH Kota Sukabumi.
Ketua Tim Penanganan Keluhan dan Humas RSUD Syamsudin SH, dr. Irfanugraha Triputra menjelaskan, Riyan masuk rumah sakit pada Senin (25/8/2025) siang. Ia diantar oleh pihak Dinas Kesehatan Kota Sukabumi bersama perangkat desa karena mengalami luka serius di kaki dan bokong.
“Pasien usia 10 tahun itu datang dengan keluhan utama luka. Jadi fokus awal perawatan di kami adalah mengobati perlukaan tersebut, terlepas dari kondisi bawaan lain yang dimiliki pasien,” kata dr. Irfan saat ditemui infoJabar, Selasa (26/8/2025) sore.
dr. Irfan membenarkan bahwa Riyan lahir tanpa anus. Kondisi itu dikenal dengan istilah kelainan kongenital atau cacat bawaan. Saat bayi berusia dua bulan, ia sempat ditangani di RS Hasan Sadikin (RSHS) Bandung.
“Kalau untuk masalah anus itu sudah pernah ditangani RSHS sejak pasien usia 2 bulan. Di sini kami tidak melakukan tindakan operasi untuk itu. Fokus perawatan di RSUD Syamsudin hanya untuk lukanya saja,” jelasnya.
Lebih lanjut, dokter menyebut Riyan juga mengalami multiple congenital syndrome. Karena itulah, penanganannya melibatkan tim medis dari berbagai bidang termasuk dokter bedah tulang (ortopedi), bedah anak, hingga bedah saraf.
Selain masalah pada anus dan kelamin, kondisi bawaan membuat Riyan tak bisa berdiri apalagi berjalan. Secara anatomi, fungsi tubuhnya berbeda sejak lahir.
“Memang dari lahir secara anatomis ada kelainan, sehingga secara fungsi berbeda. Fungsi berjalan juga tidak bisa, itu sudah jelas akibat cacat bawaan,” ujarnya.
Riyan juga dipasangkan kantong colostomy untuk buang air besar dan kecil melalui saluran baru yang dibuat sejak operasi sebelumnya. Meski begitu, masalah luka di tubuhnya menjadi keluhan utama sang ibu.
Dia menyebut luka yang diderita Riyan ada di punggung kaki kiri dan daerah bokong. Namun, penyebab pastinya belum dapat dipastikan.
“Saya tidak tahu sebab luka karena apa. Bisa jadi karena pasien banyak bedrest (istirahat total), sehingga ada penekanan yang lama dan menimbulkan luka,” katanya.
Saat ini, tim medis masih fokus menstabilkan kondisi Riyan. Setelah perawatan luka dianggap cukup, ia akan kembali dirujuk ke RSHS Bandung untuk penanganan medis lebih lanjut. Seluruh biaya pengobatan Riyan pun kini sudah ditanggung melalui Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) Jamkesmas.