Saat Rencana Demo Pelajar di Senayan Berakhir di Polres Bogor

Posted on

Berkemeja putih bergaris hitam, Agus duduk di kursi kayu sambil mengisap rokok dalam-dalam. Wajah pria kelahiran 1951 itu tampak muram, tubuhnya letih, keriput wajahnya makin jelas terlihat. Sejak siang, ia menunggu kabar anaknya yang diamankan polisi karena hendak ikut demo di Senayan.

“Pusing, pusing, Pak. Kalau udah gini, udah lemes saya sama istri,” ucap Agus saat berbincang dengan infoJabar, Kamis (28/8/2025).

Agus tak menyangka putranya bisa sampai terlibat dalam barisan pelajar yang berangkat ke Jakarta. Ia tahu kabar itu dari teman sang anak.

“Saya coba nanya kok belum pulang sampai gini hari. Ternyata katanya mau demo,” ujarnya.

Di sisi lain, Eva mengalami hal yang sama. Ia pun menunggu dengan cemas di ruang yang sama. Anaknya, yang bersekolah di SMK Cibinong, juga ikut terjaring razia aparat.
“Awalnya dapat kabar dari kawannya, saya kaget. Soalnya enggak pernah cerita apa-apa,” kata Eva.

Cerita yang muncul dari mulut para remaja hampir serupa. Mereka ikut aksi karena dorongan teman dan ajakan media sosial. Ad (17), salah satu pelajar yang diamankan, mengaku nekat berangkat karena penasaran.

“Saya lihat di medsos ada demo, terus ikut, Pak. Enggak bawa apa-apa, cuma jaket,” ujarnya pelan.

Suasana tegang para orangtua pelajar di ruang tunggu itu dijawab aparat dengan pernyataan resmi. Kapolres Bogor, AKBP Wikha Arsilestanto, menegaskan bahwa sejak pagi pihaknya menggelar penyekatan di sejumlah titik untuk mencegah rombongan pelajar menuju Jakarta.

“Sekitar 250 personel kami kerahkan di terminal, stasiun, jalur arteri, hingga titik rawan lainnya. Sampai malam ini kami sudah mengamankan 197 siswa SMK,” jelasnya.

Menurut Wikha, mayoritas pelajar yang diamankan mendapat ajakan melalui media sosial, bahkan ada grup WhatsApp berisi ratusan anggota yang membicarakan rencana keberangkatan.

“Di grup itu ada 457 orang, sebagian besar pelajar. Ada ajakan, ada yang diminta iuran Rp10 ribu untuk beli pilox. Ini indikasi mereka berpotensi melakukan aksi vandalisme jika lolos sampai Jakarta,” ungkap Wikha.

Meski jumlah yang diamankan ratusan, polisi memastikan tidak ditemukan senjata tajam. Para pelajar langsung dibawa ke Mapolres Bogor, diberikan pembinaan, termasuk diarahkan salat berjamaah dan mendengarkan ceramah rohani.

“Kami juga sudah berkoordinasi dengan pihak sekolah dan mengundang orangtua untuk menjemput. Harapannya, sekolah dan keluarga bisa memberi sosialisasi agar tidak ada lagi mobilisasi massa pelajar ke Jakarta,” kata Kapolres.

Dari 197 pelajar, 16 di antaranya diketahui sudah lulus SMA dan dipisahkan dalam penanganan khusus. Sementara sisanya, satu per satu dijemput orangtua.

197 Pelajar Diamankan