Polisi Pastikan Sukabumi Kondusif Usai Insiden Perusakan Rumah

Posted on

Kepolisian bersama TNI, tokoh agama, dan unsur Forkopimda bergerak cepat meredam situasi usai insiden yang terjadi di sebuah rumah tinggal di Cidahu, Kabupaten Sukabumi.

Kapolres Sukabumi, AKBP Samian menyatakan kondisi sudah kembali kondusif dan masyarakat secara sukarela telah memperbaiki kerusakan di lokasi.

“Pada kesempatan yang berbahagia kali ini, kita dari jajaran Forkompimda, dari FKUB, MUI, lembaga masyarakat, kita melaksanakan musyawarah rapat koordinasi bagaimana menanggapi adanya konflik antar warga yang ada di Cidahu Kabupaten Sukabumi,” kata AKBP Samian kepada awak media usai kegiatan musyawarah penyelesaian kasus perusakan rumah singgah di aula Mapolres Sukabumi, Senin (30/6/2025).

Ia memastikan, kejadian yang sempat menjadi sorotan itu hanya bersumber dari miskomunikasi dan persepsi yang tidak sejalan. Namun cepat direspons secara persuasif oleh berbagai pihak.

“Pada kesempatan siang ini kami sampaikan bahwa situasi kondusif, konflik terjadi hanya adanya miskomunikasi persepsi dan dalam waktu cepat sudah bisa diselesaikan. Dan saat ini juga sudah ada upaya rekonsiliasi persuasif bagaimana masyarakat sekitar turut aktif memperbaiki kerusakan-kerusakan,” ujarnya.

Samian menambahkan, musyawarah bersama Forkopimda dihadiri oleh jajaran Polres, TNI dari Kodim, Ketua DPRD, Kemenag, FKUB, serta tokoh agama dan masyarakat. Langkah itu diambil untuk mencegah kejadian serupa terjadi di masa depan.

“Toleransi di Kabupaten Sukabumi sudah terbangun, terbina dengan baik, dan itu terus kita rawat,” tegasnya.

Soal bangunan yang menjadi sorotan, Kapolres menyebutkan bahwa tempat tersebut adalah rumah singgah yang saat itu digunakan untuk ibadah tanpa izin.

“Jadi bangunan yang ada dijadikan rumah singgah, kemudian saat kejadian itu ditemukan oleh warga sedang digunakan ibadah. Nah inilah mis persepsi yang terjadi, sehingga dari mis persepsi itu terjadi kesalahpahaman dan terjadi sedikit insiden,” jelasnya.

Menurutnya, setelah kejadian, proses komunikasi langsung dilakukan oleh aparat. Masyarakat pun ikut menahan diri dan membantu pemulihan situasi.

“Alhamdulillah kejadian itu sudah bisa dilerai, bisa diselesaikan, tidak sampai hal yang seperti pemberitaan di media sosial. Kerusakan-kerusakan sudah diperbaiki dengan sukarela oleh masyarakat sendiri, dan sekarang antar kedua pihak sudah berkoordinasi dengan baik,” ungkap Kapolres.

Terkait langkah konkret TNI-Polri, Forkopimcam, FKUB, dan MUI, Samian menyebut sinergi semua unsur berjalan sejak awal untuk mencegah eskalasi.

“Jadi situasi pasca kejadian itu sebenarnya sudah ada tindakan-tindakan hukum, berkomunikasi, berdiskusi yaitu saat itu juga. Namun saat itu terjadi deadlock, kemudian selepas salat Jumat tanpa ada komando masyarakat mendatangi lokasi, terjadilah salah faham,” tuturnya.

Pihak kepolisian kemudian menyarankan agar aktivitas keagamaan di lokasi dihentikan sementara demi meredam potensi konflik.

“Langkah kita selanjutnya mengkomunikasikan kembali untuk masyarakat tenang, untuk kegiatan peribadatan yang memang tidak ada izin, karena memang tempat itu bukan rumah ibadah, itu rumah singgah, untuk dihentikan sementara waktu supaya situasi kondusif,” ujar Samian.

Samian juga menegaskan situasi di lokasi kini disebut sudah sepenuhnya terkendali.

“Alhamdulillah situasi kondusif, sama-sama saling menyadari, ada hal yang khilaf di antara kedua belah pihak. Dan saat ini sudah dilakukan rekonsiliasi sosial, dilakukan pertemuan baik di Forkopimcam ataupun Forkopimda. Dan hari ini sudah dilakukan secara sukarela oleh masyarakat sekitar, sehingga situasi di lokasi betul-betul sudah kondusif, tidak ada hal yang sebagaimana diinformasikan di media sosial,” pungkasnya.