Pilu Kisah Dedi, Rumah Rusak Dihantam Bencana-Anak Putus Sekolah

Posted on

Sudah lewat tiga bulan, Dedi Hidayat (43), warga RT 02/RW 04 Kampung Sukaasih, Kelurahan Sumelap, Kecamatan Tamansari, Kota Tasikmalaya dilanda kebingungan.

Rumah Dedi yang 3 bulan lalu menjadi korban bencana alam angin puting beliung, masih dibiarkan rusak.

Bagian depan rumahnya rusak, konstruksi atap rumah berantakan sehingga dari dalam rumah bisa melihat langit.

Beruntung ada satu kamar di rumahnya yang masih kuat dari terjangan angin, sehingga di kamar itu Dedi bersama istri dan dua anaknya bisa bertahan.

Dedi bukan tak ingin memperbaiki huniannya, tapi dia tak punya uang. Dia mengaku sedang mengalami krisis keuangan dan sedang sulit mencari pekerjaan.

Jangankan memperbaiki rumah, membiayai anak sulungnya sekolah pun dia tak sanggup. Akhirnya anak sulung yang duduk di kelas 1 SMA sambil mondok di pesantren itu pun, terpaksa harus berhenti.

“Rumah rusak waktu ada angin kencang, sekitar 3 bulan lalu. Sampai sekarang, saya baru menerima sembako dan terpal dari Tagana dan BPBD, belum ada kabar lagi soal bantuan,” kata Dedi, Jumat (20/6/2025).

Dedi mengaku, saat ini bekerja serabutan, jika ada yang menyuruh dia baru bekerja dan mendapat upah. Dia sempat berniat merantau ke pulau Sumatera, meski hingga kini belum bisa terwujud.

“Tapi merantau ke Padang juga belum ada hasil. Lagian kerja jauh dari keluarga itu rasanya was-was terus, kepikiran terus sama kondisi di rumah,” kata Dedi.

Soal anaknya yang putus sekolah, Dedi membenarkan, jika hal itu terpaksa dilakukan karena situasi yang dihadapinya dianggap pelik.

“Ya jangankan memperbaiki rumah, untuk biaya sekolah anak saya saja sudah tidak mampu. Anak saya baru kelas satu SMA terpaksa berhenti, mondoknya juga sudah berhenti,” kata Dedi.

Dia berharap, pemerintah bisa membantu kesulitan yang dihadapinya, terutama untuk memperbaiki kerusakan rumahnya yang merupakan korban bencana alam.

“Harapannya ada bantuanlah dari pemerintah, ini kan korban bencana, sudah diketahui juga oleh pemerintah yang waktu itu datang ke sini,” kata Dedi.