Petani Cianjur Korban Tunggakan Utang ‘Siluman’ Ngadu ke Dedi Mulyadi

Posted on

Korban dugaan manipulasi data yang membuat para petani di Cianjur tiba-tiba memiliki tunggakan utang ke bank kembali bermunculan. Bahkan belasan petani mengadu langsung ke Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi.

Belasan petani asal Desa girijaya Kecamatan Cibinong itu mendatangi kediaman Gubernur Jawa Barat di Lembur Pakuan dan mengadukan masalah terkait mereka yang tiba-tiba memiliki utang senilai Rp 45 juta di bank.

“Jadi awalnya ada tetangga yang merupakan petani ngadu ke saya kalau dia tiba-tiba punya utang. Sama kejadiannya dengan yang petani asal Sindangbarang,” ujar Asep Sopyan perwakilan petani saat dihubungi melalui telepon seluler, Sabtu (19/4/2035).

Padahal, lanjut dia, para petani tersebut hanya merasa memiliki pinjaman melakukan perusahaan permodalan dengan nilai mulai dari Rp 3 juta hingga Rp 5 juta. “Pinjamannya hanya di bawah Rp 5 juta. Tapi tiba-tiba utangnya Rp 45 juta. Itupun mereka kan pinjam modal berupa barangnya ke perusahaan, tidak pernah berhubungan langsung dengan bank apalagi pinjam ke bank,” kata dia.

Menurut dia, para petani pun merasa resah sebab khawatir ada penagihan dari pihak bank. “Petani jadi tidak bisa melakukan peminjaman, karena statusnya jadi BI cheking. Kemudian takut kalau ada tiba-tiba yang nagih dengan nilai puluhan juta tersebut, darimana uangnya. Dan mereka juga tidak merasa minjam dengan nominal besar itu,” tegasnya.

Sementara itu, Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi, mengatakan diduga ada pengambilan data para petani dan digunakan untuk melakukan peminjaman ke bank oleh perusahaan tanpa sepengetahuan petani. “Tindakan yang dilakukan perusahaan membuat petani seolah punya tunggakan. Padahal nilai pinjaman berupa barang tidak sebesar nominal Rp 45 juta. Yang datang ada 11 orang, tapi kemungkinan lebih banyak lagi,” kata dia dalam video yang diunggah di akun media sosial pribadinya.

Dedi mengetakan dirinya akan menelusuri perusahaan tersebut, sekaligus mengonfirmasi terkait pinjaman ke pihak bank. “Saya akan konfirmasi ke bank BJB, karena petani yang ini tiba-tiba punya tunggakannya ke BJB. Saya akan cari tahun perusahaan ini domisilinya di mana dan siapa pemiliknya,” kata dia.

Di sisi lain, dalam video lain yang diunggah Dedi Mulyadi, Direktur Utama BJB Yusuf Saadunin, menjelaskan jika pihaknya menjalin kerja sama untuk penyaluran bantuan UMKM dengan perusahaan fintech. Namun ternyata pelaksanaan terdapat kesalahan.

“Kita kerja sama dengan perusahaan fintech. Tapi ada yang salah dalam pelaksanaannya. Nilai bantuannya itu Rp 45 juta, tapi yang sampai ke petani hanya Rp 5 juta,” kata dia.

Dia menegaskan BJB akan mengusut kejadian tersebut. “Kita akan laporkan agar diusut,” kata dia.

Sebelumnya, petani di Cianjur diduga menjadi korban pencatutan dan manipulasi identitas, sebab secara tiba-tiba mereka memiliki tunggakan pinjaman senilai puluhan juta rupiah di perbankan.

Diduga tunggakan ‘siluman’ tersebut tunggakan tersebut berasal dari pinjaman bantuan modal pertanian yang sempat ditawarkan oleh salah satu perusahaan permodalan pada para petani.

Inong (59), petani asal Kampung Pasirkuda Desa Sirnagalih Kecamatan Sindangbarang, mengatakan tunggakan ‘siluman’ itu terungkap ketika dia dan suaminya hendak meminjam uang ke salah satu bank plat merah di Cianjur.

Namun, pihak bank mengungkapkan jika identitas dirinya basuk dalam daftar BI Checking lantaran ada tunggakan pinjaman senilai Rp 45 juta ditambah dengan bunga pinjaman.

“Saya kaget, begitu hendak meminjam uang untuk kebutuhan ternyata tercatatnya saya punya tunggakan cicilan. Padahal belum pernah pinjam dengan nominal sebesar itu,” kata dia.

Dia mengungkapkan, setelah berdiskusi dengan suami dan pihak bank diketahui jika pinjaman tersebut berasal dari dana pinjaman pertanian pada 2023 lalu.

“Jadi ingat, waktu 2023 ada dari perusahaan permodalan pertanian menawarkan pinjaman sebesar Rp 5 juta. Pihak perusahaan tersebut meminta identitas saya, mulai dari KTP hingga KK. Tapi setelah itu tidak pernah ada kabar, bantuan juga tidak ada. Tapi ternyata tiba-tiba saya punya tunggakan peminjaman di salah satu bank Himbara,” kata dia.