Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bandung mempertimbangkan status tanggap darurat bencana. Hal tersebut menyusul terjadinya bencana alam banjir dan longsor yang terjadi beberapa hari lalu.
Bencana banjir melanda wilayah Kecamatan Bojongsoang dan Dayeuhkolot pada Jumat (31/10/2025) hingga saat ini. Ketinggian banjir mencapai 30 sentimeter sampai dengan 100 sentimeter.
Genangan banjir diakibatkan hujan deras yang membuat Sungai Cikapundung, Sungai Cipalasari, dan Sungai Citarum meluap. Beberapa warga terpaksa mengungsi di tempat yang telah disediakan.
Sebanyak enam kampung terdampak banjir di wilayah Desa Citeureup, Kecamatan Dayeuhkolot. Seperti Kampung Leuwi Bandung, Lamajang, Sukabirus, Cilisung, Cigempol, dan Asrama Yon Zipur.
Beberapa keluarga terpaksa mengungsi di tempat pengungsian Mesjid An-nur RW 13 Kampung Sukabirus. Jumlah masyarakat yang terdampak sebanyak 14 kepala keluarga. Di antaranya 34 jiwa, 3 lansia, 20 dewasa, 7 Anak, 3 balita, 1 ibu hamil.
Sementara itu di Desa Dayeuhkolot, Kecamatan Dayeuhkolot terdapat delapan kampung yang terdampak banjir. Beberapa warga memutuskan mengungsi di Shelter Desa Dayeuhkolot. Jumlahnya mencapai 10 kepala keluarga (KK), 24 jiwa, 13 dewasa, 5 lansia, dan 1 ibu hamil.
Area yang terdampak di Kecamatan Bojongsoang berada di Kampung Cijagra. Wilayah yang terdampak ada di RW 10 dan RW 09 dengan ketinggian banjir 40 sentimeter sampai 80 sentimeter.
Wilayah tersebut BPBD menyediakan tempat pengungsian di Taman Air Bojongsoang. Jumlah data yang mengungsi tersebut sebanyak 15 kepala keluarga, 51 jiwa, 3 lansia, 1 balita, dan 47 dewasa.
BPBD Kabupaten Bandung saat ini tengah melakukan proses penetapan status siaga bencana. Namun hal tersebut masih terkendala proses administrasi.
“Sudah ada rapat yang membahas (status) siaga. Adapun surat keputusan perihal itu masih berproses,” ujar Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Bandung, Beny Sonjaya, kepada infoJabar, Selasa (4/11/2025).
Pihaknya mengaku melihat kondisi bencana alam yang ada di Kabupaten Bandung bisa mengarah ke status tanggap darurat. Apalagi air masih menggenang di beberapa wilayah.
“Iya sisi lain, melihat kondisi saat ini (banjir, longsor, pohon tumbang di beberapa titik), mengarah ke tanggap darurat. Namun, belum ada penetapan tanggap darurat, lebih dahulu siaga,” katanya.
Proses penetapan tersebut harus dilakukan melalui mekanisme rapat dengan instansi lainnya. Sehingga semua bisa diputuskan secara bersama-sama dan kesepakatan bersama.
“Iya kan penetapan status tanggap darurat atau tetap siaga menyesuaikan kondisi yang diputuskan melalui rapat,” jelasnya.
Area yang terdampak di Kecamatan Bojongsoang berada di Kampung Cijagra. Wilayah yang terdampak ada di RW 10 dan RW 09 dengan ketinggian banjir 40 sentimeter sampai 80 sentimeter.
Wilayah tersebut BPBD menyediakan tempat pengungsian di Taman Air Bojongsoang. Jumlah data yang mengungsi tersebut sebanyak 15 kepala keluarga, 51 jiwa, 3 lansia, 1 balita, dan 47 dewasa.
BPBD Kabupaten Bandung saat ini tengah melakukan proses penetapan status siaga bencana. Namun hal tersebut masih terkendala proses administrasi.
“Sudah ada rapat yang membahas (status) siaga. Adapun surat keputusan perihal itu masih berproses,” ujar Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Bandung, Beny Sonjaya, kepada infoJabar, Selasa (4/11/2025).
Pihaknya mengaku melihat kondisi bencana alam yang ada di Kabupaten Bandung bisa mengarah ke status tanggap darurat. Apalagi air masih menggenang di beberapa wilayah.
“Iya sisi lain, melihat kondisi saat ini (banjir, longsor, pohon tumbang di beberapa titik), mengarah ke tanggap darurat. Namun, belum ada penetapan tanggap darurat, lebih dahulu siaga,” katanya.
Proses penetapan tersebut harus dilakukan melalui mekanisme rapat dengan instansi lainnya. Sehingga semua bisa diputuskan secara bersama-sama dan kesepakatan bersama.
“Iya kan penetapan status tanggap darurat atau tetap siaga menyesuaikan kondisi yang diputuskan melalui rapat,” jelasnya.
