Ketimpangan pembangunan infrastruktur antara wilayah Jawa Barat bagian utara dan selatan kembali menjadi sorotan. Ketua Fraksi PPP DPRD Jabar Zaini Shofari menilai Jabar Selatan layak mendapat perhatian lebih dari pemerintah pusat karena potensi besar yang belum sepenuhnya digarap.
“Iya, Pantura banyak terdapat proyek strategis nasional selama puluhan tahun ini. Jalur tengah juga sudah diproyeksikan. Tapi selatan belum,” kata Zaini, Rabu (24/9/2025).
Menurutnya, perhatian pada wilayah selatan sebenarnya sudah mulai dibuka ketika Jawa Barat dipimpin Ahmad Heryawan (Aher). Namun, ia menekankan langkah itu harus dilanjutkan dengan dukungan penuh pemerintah pusat.
“Kalau zaman Gubernur Aher mulai dibuka, harusnya sekarang dibantu sepenuhnya oleh pemerintah pusat,” ujarnya.
Zaini mencontohkan ketimpangan bisa terlihat dari alokasi dana desa. Jawa Barat hanya mendapat Rp6,1 triliun, lebih kecil dibanding Jawa Tengah yang mencapai Rp7,4 triliun dan Jawa Timur sebesar Rp8 triliun.
“Artinya ada disparitas. Dari dana desa saja sudah berbeda. Makanya tidak heran kalau Jabar Selatan itu kurang mendapat perhatian,” tegasnya.
Ia menilai, salah satu solusi adalah mencabut moratorium pembentukan daerah otonomi baru (DOB) dan segera mengesahkannya. Dengan begitu, pelayanan masyarakat bisa lebih dekat dan lebih cepat.
“Harusnya ada pelayanan yang lebih dekat dengan pemekaran wilayah, makanya moratorium harus dicabut,” ujar Zaini.
Selain persoalan infrastruktur dan pelayanan publik, Zaini juga menyoroti potensi ekonomi yang dimiliki Jabar Selatan. Ia menyebut Sukabumi, misalnya, sudah mulai tumbuh dengan pariwisata Geopark Ciletuh. Potensi serupa ada di banyak daerah lain.
“Di Jabar Selatan punya potensi alam bagus sehingga bisa menghasilkan income daerah,” ungkapnya.
Menurut Zaini, peran kepala daerah di kawasan selatan juga penting dalam meyakinkan pemerintah pusat. Mereka harus aktif berkomunikasi sekaligus mengangkat potensi daerah dengan bantuan publikasi.
“Harus dibantu juga dari publikasi oleh media, pegiat media sosial, agar mampu mengakomodir kekuatan anak muda untuk menampilkan potensi yang ada, selain dari sisi pembangunan,” katanya.
Ia menegaskan, Jabar Selatan bukan sekadar wilayah pinggiran, melainkan kawasan strategis dengan kekayaan alam dan pariwisata yang bisa menjadi motor ekonomi daerah.
“Kepala daerah juga harus giat berkomunikasi ke pemerintah pusat untuk meyakinkan kalau potensi Jabar Selatan punya pesona yang enggak kalah,” pungkasnya.