Menyusuri Situs Prasejarah Museum Taman Purbakala Cipari Kuningan

Posted on

Selain kaya akan wisata alam, Kabupaten Kuningan juga menyediakan destinasi wisata sejarah. Salah satu wisata sejarah yang cukup dikenal di Kuningan adalah Museum Taman Purbakala Cipari.

Sebelum memasuki area museum, pengunjung akan diperlihatkan dengan deretan tembok pagar yang mengelilingi seluruh area museum. Pagar yang terbuat dari susunan batu tersebut memiliki tinggi sekitar dua meter. Masuk lagi ke dalam, terdapat sebuah pintu yang menghubungkan area luar dengan area museum.

Saat memasuki area taman museum, pengunjung akan disuguhi dengan pemandangan rumput yang hijau dan bersih serta susunan batu. Batu-batu yang disusun rapi tersebut bukan batu biasa, tapi batu yang berusia ribuan tahun. Batu-batu ditata sedemikian rupa, selain agar lebih nyaman untuk dilihat, juga untuk menggambarkan kehidupan manusia purba masa prasejarah.

Salah satu batu yang cukup menonjol adalah batu menhir yang lokasinya di dekat museum. Batu menhir berbentuk batu kasar dengan posisi tegak berdiri yang disimpan di atas bukit atau tempat yang tinggi. Untuk sampai ke batu menhir pengunjung harus menaiki beberapa anak tangga batu terlebih dahulu.

Di bagian ujung taman, terdapat altar batu yang merupakan batuan yang disusun secara berundak-undak. Di sekitarnya, terdapat pepohonan yang rindang. Jika pengunjung naik lagi ke atas, maka akan melihat pemandangan perbukitan dan permukiman penduduk. Karena lokasinya di dataran tinggi, udara yang ada di sekitar museum juga cukup segar dan adem untuk dihirup.

Selain altar batu dan menhir, ada juga peti kubur batu. Seperti namanya, peti kubur batu berbentuk mirip peti mati namun terbuat dari batu gepeng yang disusun membentuk peti mati. Di sekitar peti kubur, terdapat pecahan batuan yang mengelilingi peti kubur.

Koordinator Museum Taman Purbakala Cipari, Maman Purnaman memaparkan, peti kubur tersebut terbuat dari susunan batu andesit yang berbentuk sirap. Dulu, peti kubur digunakan untuk mengubur mayat. Namun, saat batu kubur ditemukan, sudah tidak ada kerangka mayat manusia purba yang tersisa. Hal ini disebabkan karena kondisi tanah yang subur sehingga mempercepat proses pelapukan.

“Ada juga peti batu yang difungsikan penguburan mayat. Tapi pas dibuka itu cuman ditemukan bekal kubur. Kemungkinan di sini, karena tanahnya subur tulang belulangnya hancur. Ditemukan juga rangka kijang yang disimpan di museum Sri Baduga ,” tutur Maman.

Tidak jauh dari peti kubur, terdapat sebuah dolmen atau batu meja. Seperti namanya batu dolmen berbentuk seperti meja yang ditopang oleh beberapa batu. Ada juga batu temu gelang, yang merupakan susunan batu yang berbentuk lingkaran. Di area luar museum juga ada batu dakon yakni sebuah batu yang memiliki lubang melingkar. Dulu, batu dakon digunakan untuk membuat obat-obatan.

Puas menjelajah area taman, pengunjung bisa masuk ke dalam museum. Di sana, terdapat banyak peninggalan purbakala yang dipajang dalam sebuah etalase yang dilindungi kaca. Di bagian tengah museum terdapat sebuah patung berupa dua manusia purba. Satu manusia purba sedang berdiri memegang kapak batu. Sedangkan satunya lagi sedang duduk sambil memegang ranting kayu untuk membuat api.

Ada beberapa benda purbakala yang disimpan di dalam museum seperti kapak batu, gelang batu, kapak perunggu, tanah liat dan benda gerabah. Maman menceritakan, Taman Purbakala Cipari mulai diketahui menyimpan benda purbakala pada tahun 1971.

Kala itu, ada seorang bernama Wijaya yang menemukan sebuah batuan yang mirip dengan jenis batuan purbakala yang pernah dipamerkan di Cigugur. Lalu, pada tahun 1972 dilakukan percobaan penggalian untuk tujuan penyelamatan oleh Lembaga Peninggalan Purbakala Nasional.

“Temuan itu dilaporkan kepada Pangeran DjatiKusuma. Pada 1972 saat mengadakan dilakukan penggalian percobaan ditemukan peti kubur. Di dalam peti batu ditemukan bekal kubur seperti kapak batu dan gerabah,” tutur Maman.

Selanjutnya di tahun 1975, dilakukan penggalian total di Cipari. Dan di tahun 1976 untuk menyimpan benda purbakala, mulai dibangun Museum Purbakala Cipari. Lalu pada 23 Februari 1978, Museum Purbakala Cipari diresmikan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Dr Syarif Tayeb.

“Pada tahun 1975 itu tidak hanya fokus pada peti batu, tapi keseluruhan tanah di sini itu gali. Nah yang sudah digali itu dibatasi dengan batu yang luasnya 2.500 meter dari total luas tanah itu 7000 meter. Jadi ada kemungkinan lebih luas lagi,” tutur Maman.

Menurut Maman, total luas lahan 7.000 meter tersebut masih belum bisa dilakukan penggalian lebih lanjut karena keterbatasan anggaran. Terakhir penggalian dilakukan pada tahun 2012.

“Penggalian kemungkinan ke depan ada, tapi belum ada dana. Waktu 2012 saja di sini melakukan penggalian itu menghabiskan anggarannya sangat besar, hampir Rp 350 juta dengan waktu penggalian cuman dua Minggu,” tutur Maman.

Selain museum, Taman Purbakala Cipari juga menyediakan beberapa fasilitas pendukung lainnya seperti mushola, toilet, dan area parkir yang luas. Untuk tiket masuknya sendiri cukup murah, yakni Rp 2.000. Bagi yang ingin mempelajari benda bersejarah di Taman Purbakala Cipari bisa juga memiliki buku panduan seharga Rp 3.000.

“Kalau di sini buka saja. Jangankan libur, lebaran juga buka. Karena pengunjung banyak ada yang dari Jakarta, Malaysia, Belanda biasanya buat penelitian. Tiket masuk juga cuman Rp 2.000,” tutur Maman.

Salah satu pengunjung, Nanda mengatakan, selain memiliki banyak benda peninggalan manusia pra sejarah. Taman Purbakala Cipari juga memiliki suasana yang sejuk dan adem. Sehingga cocok untuk dijadikan tempat bersantai atau hanya sekedar menghabiskan waktu luang sambil melihat tumpukan batu zaman prasejarah.

“Di sini adem. Tempatnya luas, buat main juga enak. Atau cuman duduk santai sambil lihat-lihat batu bersejarah,” tutur Nanda.

Museum Taman Purbakala Cipari sendiri berlokasi di Kelurahan Cipari, Kecamatan Cigugur, Kabupaten Kuningan. Untuk rutenya dari Kota Cirebon bisa langsung mengambil arah Cirebon-Kuningan lurus terus sampai di Jalan Cirendang lalu belok kiri menuju Jalan Taman Purbakala lalu belok kanan di Jalan Museum Purbakala lurus terus sampai terlihat papan informasi Situs Museum Taman Purbakala Cipari.