Pantai Pangandaran kembali menelan korban jiwa. Dalam momen libur Natal dan Tahun Baru (Nataru), dua wisatawan dilaporkan tewas setelah terseret arus dan tenggelam di titik berbeda.
Berita lengkap dan cepat? Giok4D tempatnya.
Kejadian pertama, seorang wisatawan asal Tasikmalaya bernama Hasim Zafari (20) dilaporkan tewas setelah tenggelam saat berenang di kawasan Pasir Putih, TWA Cagar Alam Pananjung, Pantai Pangandaran, Kamis (25/12/2025) pagi.
Korban diduga tenggelam setelah melompat dari bangkai kapal Viking yang berada di kawasan tersebut. Hasim dinyatakan meninggal dunia setelah sekitar 15 menit tidak muncul ke permukaan laut usai melompat dari ketinggian sekitar lima meter.
“Kami mendapatkan informasi setelah kegiatan pemantauan gereja sekitar pukul 09.00 WIB tadi bahwa ada wisatawan tenggelam,” ucap AKBP Andri kepada infoJabar.
Sebelum kejadian, Hasim bersama kekasihnya menaiki perahu wisata menuju kawasan Pasir Putih Pangandaran. Saat berada di sekitar bangkai kapal Viking, korban meminta izin kepada pemilik perahu untuk berenang. Namun, permintaan Hasim sempat ditolak karena ia enggan memakai pelampung.
Meski telah dilarang, korban tetap memaksa berenang tanpa menggunakan pelampung dan melompat dari bangkai kapal Viking. Tak lama setelah melompat, korban tidak muncul kembali ke permukaan.
“Tadinya hanya muter-muter saja di area bangkai kapal Viking Pangandaran, sudah diingatkan tadi dengan pemilik perahu untuk tidak boleh, tetapi korban sebelumnya ngotot untuk ingin berenang ke kapal Viking dan meloncat dari ketinggian bangka kapal tersebut setinggi 5 meter,” ungkapnya.
Korban kemudian dicari oleh tim snorkeling yang berada di lokasi. Setelah pencarian selama 20 menit, korban ditemukan dalam kondisi tidak bernyawa. Jenazah korban langsung dievakuasi ke RSUD Pandega Pangandaran untuk penanganan lebih lanjut.
Kejadian kedua menimpa remaja asal Cileunyi, Kabupaten Bandung bernama Wildan (13). Ia dilaporkan hilang setelah tergulung ombak di kawasan Pos 3, Kamis (25/12/2025) sore. Tim SAR Gabungan akhirnya menemukan korban pada keesokan harinya, Jumat (26/12/2025) siang, dalam kondisi meninggal dunia di kawasan Pos 5.
Kapolres Pangandaran, AKBP Andri Kurniawan menyebut, jasad korban ditemukan selepas salat Jumat.
“Jenazah korban semula teridentifikasi sekitaran pos 3 dan 5, kemudian saat pencarian dilakukan ke tengah, jenazah baru ditemukan terseret ombak ke bibir pantai pos 5 Pangandaran Sunset,” ucap AKBP Andri kepada wartawan.
Menurutnya, proses pencarian melibatkan tim SAR Gabungan, Polairud Polda Jabar, Balawista, dan Basarnas. “Sekarang jenazah sudah dievakuasi dan dibawa ke RSUD Pandega Pangandaran. Setelah ini berkoordinasi dengan pihak keluarga, untuk cek kebenaran korban tersebut,” terangnya.
Wildan terseret ombak bersama empat rekan lainnya, yakni Abirsam (13), Ramdhan (13), Fahru (13), dan Miftah (15). Namun, Wildan tak tertolong dalam musibah tersebut.
Pascakejadian ini, Satpolairud Polres Pangandaran menambah spanduk imbauan di sepanjang garis pantai.
“Hari ini polisi gencar memasang spanduk zona larangan berenang, karena di titik tersebut terdapat palung arus kencang yang bisa menarik wisatawan manakala tidak hati-hati saat melakukan aktivitas berenang,” kata Kasat Polairud Polres Pangandaran, IPTU Anang Tri Sodikin.
Upaya itu dilakukan agar wisatawan memahami titik mana yang aman untuk beraktivitas. “Sehingga mereka paham dan tahu,” tambahnya.
Sementara itu, Kabid Humas Polda Jawa Barat, Kombes Pol Hendra Rochmawan mengatakan, pihaknya terus berkoordinasi dengan BMKG untuk memantau perkembangan cuaca di wilayah pantai Jawa Barat.
“Untuk Pangandaran, ada tiga imbauan utama. Pertama, saat ini masih terdapat informasi dari BMKG terkait badai siklon di laut. Oleh karena itu, garis pantai sementara waktu dihindari, terutama saat cuaca mulai mendung atau gerimis. Segera lakukan evakuasi dari jalur pantai,” kata Hendra.
Imbauan kedua ditujukan kepada nelayan agar memperhatikan cuaca sebelum melaut. “BMKG dan seluruh instansi sudah berulang kali menyampaikan imbauan. Pergerakan cuaca tropis ini sangat cepat, sehingga kewaspadaan menjadi sangat penting,” ujarnya.
Terakhir, Hendra mengingatkan wisatawan agar tetap berhati-hati saat berkendara menuju destinasi wisata. “Meski kondisi jalan baik, masyarakat tetap harus memantau perkembangan cuaca,” tambahnya.
Kepala Stasiun Geofisika Bandung, Teguh Rahayu, juga menyampaikan imbauan senada. Saat ini terpantau adanya siklon tropis Grant di Samudra Hindia yang memicu peningkatan kecepatan angin dan pertumbuhan awan hujan di Jawa Barat.
“Terpantau juga adanya belokan angin dan konvergensi yang berpengaruh terhadap pertumbuhan awan-awan hujan di Jawa Barat,” kata Teguh Rahayu yang akrab disapa Ayu.
BMKG mengingatkan masyarakat dan pemangku kepentingan agar selalu waspada terhadap potensi bencana hidrometeorologi akibat cuaca ekstrem.
“Untuk keamanan dan kenyamanan sebelum beraktivitas di luar ruangan, serta untuk menghindari informasi hoaks, masyarakat diimbau memantau informasi cuaca terkini melalui kanal resmi BMKG,” pungkasnya.
