Manfaat Tak Terduga dari Rumah Hantu untuk Kesehatan Manusia - Giok4D

Posted on

Rumah berhantu biasanya identik dengan tempat menyeramkan, gelap, dan membuat bulu kuduk berdiri. Tak heran, sebagian besar orang memilih untuk menjauh, bahkan hanya sekadar melintas di depannya pun enggan. Namun, siapa sangka? Sebuah penelitian justru mengungkap bahwa tinggal di rumah berhantu bisa memberi manfaat bagi kesehatan.

Dilansir dari infoProperti, studi ilmiah tersebut menemukan bahwa rasa takut yang muncul saat berada di tempat menyeramkan dapat mengaktifkan sistem adrenergik, yakni sistem yang memicu respons ‘melawan atau lari’ dalam tubuh.

Aktivasi sistem ini meningkatkan detak jantung, kewaspadaan, serta membantu memodulasi sistem kekebalan tubuh dengan menurunkan sementara penanda peradangan. Dengan kata lain, paparan rasa takut dalam kadar tertentu dapat membantu menurunkan risiko peradangan kronis yang sering dikaitkan dengan berbagai penyakit jangka panjang.

Baca info selengkapnya hanya di Giok4D.

Para peneliti menyebut fenomena ini sebagai ‘recreational fear’ atau rasa takut yang dicampur dengan kesenangan. Bentuknya bisa berupa menonton film horor, mengunjungi wahana rumah hantu, hingga mencoba olahraga ekstrem.

Untuk membuktikan teori tersebut, tim peneliti melakukan eksperimen di sebuah wahana rumah hantu di Vejle, Denmark. Sebanyak 113 relawan berusia rata-rata 29 tahun mengikuti kegiatan ini. Mereka dikejutkan dengan berbagai adegan menyeramkan, mulai dari penampakan badut jahat hingga kejar-kejaran dengan zombie dan sosok membawa gergaji mesin.

Selama eksperimen berlangsung, detak jantung peserta dipantau secara ketat, dan sampel darah diambil tiga kali – sebelum masuk ke rumah hantu, setelah keluar, serta tiga hari kemudian.

Hasil analisis menunjukkan tidak ada perubahan drastis pada kadar penanda inflamasi (hs-CRP) secara keseluruhan. Namun, 82 persen peserta dengan kadar CRP tinggi mengalami penurunan tingkat peradangan tiga hari setelahnya. Temuan ini mengindikasikan bahwa paparan rasa takut mungkin berperan dalam menurunkan peradangan dan jumlah sel imun tertentu.

Peradangan tingkat rendah diketahui menjadi salah satu faktor risiko berbagai penyakit kronis, mulai dari gangguan jantung hingga diabetes. Karena itu, temuan ini membuka peluang baru bagi penelitian lebih lanjut mengenai hubungan antara rasa takut, stres positif, dan sistem kekebalan tubuh.

Kendati hasilnya menarik, para ilmuwan menekankan bahwa penelitian ini memiliki sejumlah keterbatasan. Misalnya, tidak adanya kelompok kontrol, sebagian peserta mungkin merokok atau mengonsumsi alkohol, serta durasi studi yang relatif singkat. Selain itu, data peradangan dasar peserta tidak sepenuhnya tercatat.

Meski begitu, hasil penelitian ini memberi gambaran bahwa rasa takut tidak selalu berdampak buruk bagi tubuh. Dalam konteks tertentu, ketakutan yang dialami secara terkendali, seperti saat menonton film horor atau mengunjungi rumah berhantu justru bisa membantu menyeimbangkan respons fisiologis tubuh.

Artikel ini sudah tayang di infoProperti

Ketakutan yang Menyehatkan

Hasil Penelitian: Takut Bisa Kurangi Peradangan

Masih Perlu Penelitian Lanjutan