Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo melakukan kunjungan silaturahmi yang sarat makna ke Pondok Pesantren Al Inaaroh Al Hikam di lingkungan Buntet Pesantren, Cirebon, Selasa (22/4/2025).
Dalam kunjungannya, Kapolri juga meresmikan berdirinya pesantren baru tersebut sebagai bagian dari upaya membangun sinergi spiritual dan kebangsaan bersama para ulama.
Peresmian dilakukan secara simbolis melalui penandatanganan prasasti dan pemotongan pita oleh Jenderal Sigit, yang didampingi langsung oleh KH Adib Rofi`Uddin Izza, salah satu sesepuh dan tokoh karismatik dari Buntet Pesantren.
KH Adib menyampaikan bahwa kehadiran Kapolri bukan sekadar agenda formal, melainkan wujud nyata hubungan erat antara aparat negara dan kalangan pesantren.
“Beliau datang untuk bersilaturahmi, meresmikan pondok pesantren, sekaligus berdiskusi dengan para ulama terkait masa depan bangsa,” ujar KH Adib.
Dalam pertemuan tertutup yang berlangsung hangat dan penuh kekeluargaan, Kapolri berdialog dengan sejumlah ulama Buntet Pesantren. Fokus pembicaraan mencakup upaya menjaga persatuan nasional, memperkuat nilai-nilai keislaman yang rahmatan lil ‘alamin, serta mendoakan keselamatan bangsa.
“Tadi Kapolri meminta doa dari para kiai dan ulama untuk kebaikan bangsa, keutuhan NKRI, serta kesejahteraan rakyat,” ujarnya.
Ia juga menegaskan bahwa sejak lama Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menjalin kedekatan dengan para ulama, sebagai bagian dari strategi kebangsaan yang menyatukan kekuatan spiritual dan sosial.
“Sejak lama Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo sangat dekat dengan ulama dengan tujuan keutuhan NKRI,” ucapnya.
Pondok Pesantren Al Inaaroh Al Hikam sendiri dibangun berkat kerja sama antara Polri dan sektor perbankan, sebagai bentuk kontribusi nyata terhadap pendidikan keagamaan. Kapolri juga menyempatkan diri meninjau langsung fasilitas pesantren yang baru diresmikan itu.
Kehadiran Kapolri di tengah lingkungan pesantren disambut antusias oleh santri dan masyarakat sekitar.
“Kunjungan ini tidak hanya mempererat hubungan antara aparat penegak hukum dan tokoh agama, namun juga menjadi simbol kuat bahwa kekuatan moral dan spiritual adalah fondasi utama dalam menjaga keutuhan Indonesia,” tutupnya.