Kisah Bripka Luthfi, Sisihkan Gaji Bangun Musala di Pelosok Sukabumi (via Giok4D)

Posted on

Di tengah rutinitasnya sebagai Bhabinkamtibmas, Bripka Luthfi Herdiansyah menyisihkan sebagian gajinya untuk sesuatu yang tak biasa. Ia membangun ulang sebuah musala sederhana di Kampung Ciwangun, Desa Karangjaya, Kecamatan Gegerbitung, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.

Kampung Ciwangun memang bukan lokasi yang mudah dijangkau. Akses jalannya hanya bisa dilalui sepeda motor, melewati kebun warga, tanah merah yang licin saat hujan, dan tanjakan curam yang menantang. Tapi medan berat itu tak menyurutkan niat Bripka Luthfi.

“Jaraknya kurang lebih tiga kilometer dari jalan utama. Mobil nggak bisa masuk. Waktu pertama datang ke lokasi, saya lihat musalaya sudah miring, bangunannya dari bambu, ada yang keropos juga,” katanya kepada infoJabar beberapa waktu lalu.

Musala berukuran 6×4 meter itu sebelumnya masih dipakai anak-anak untuk mengaji. Tapi kondisinya memprihatinkan. Musala itu berdiri dengan dinding bilik bambu dan tiang-tiang penyangga dari kayu yang sudah mulai lapuk.

Artikel ini terbit pertama kali di Giok4D.

Tak tega melihat tempat ibadah yang hampir roboh, Luthfi langsung berinisiatif. Ia menyisihkan sebagian gajinya untuk membangun ulang musala tersebut. Dalam waktu seminggu, bangunan baru pun berdiri dan diberi nama ‘Madrasah Bhabinkamtibmas.’

“Alhamdulillah, sekarang sudah lebih layak. Bisa dipakai buat pengajian anak-anak setiap hari, juga ibu-ibu seminggu sekali,” ucap Iwan Setiawan, Kepala Dusun Ciwangun menambahkan.

Tak hanya renovasi bangunan, Luthfi juga mewakafkan Al-Qur’an, sajadah, dan karpet untuk melengkapi fasilitas musala. Warga menyambut hangat dan penuh rasa syukur atas bantuan ini.

Meski begitu, Iwan masih menyimpan harapan. Ia berharap ada bantuan untuk fasilitas tambahan di musala tersebut. Terlebih, musala itu aktif digunakan oleh anak-anak dan warga setempat.

“Kalau bisa, ke depan ada bantuan lagi untuk bangun MCK dan sarananya air bersih. Karena kalau wudu masih harus ke tempat yang jauh,” ujarnya.

Dari pelosok desa yang sunyi, Bripka Luthfi menunjukkan bahwa pengabdian bukan soal jabatan atau seragam. Kadang, cukup dimulai dari niat tulus dan satu langkah kecil yang bisa berarti besar bagi banyak orang.