Keran Air yang Picu Seteru Panjang 2 Tetangga

Posted on

Perseteruan dua tetangga di Inggris berujung panjang hingga ke meja hijau selama hampir tujuh tahun. Persoalan ini hanya karena masalah sepele, keran dan pipa air yang melewati batas tanah.

Melansir infoProperti, perselisihan ini terjadi antara Christel Naish dan Jyotibala Patel, dua penghuni rumah yang saling bersebelahan di kawasan Ilford, London Timur.

Konflik bermula dari keluhan Naish yang menyatakan bahwa keran dan pipa air milik Patel telah melewati batas lahan dan masuk ke area propertinya tanpa izin. Padahal, area tersebut hanyalah celah sempit di antara kedua rumah.

Perselisihan yang terus memburuk sejak beberapa tahun lalu itu akhirnya dibawa ke pengadilan pada 2024. Dalam prosesnya, Naish harus mengeluarkan biaya hukum lebih dari 200.000 pound sterling atau sekitar Rp4,3 miliar. Namun, hakim memutuskan Patel sebagai pihak yang menang dalam perkara ini.

Meski kalah, Naish tidak menyerah dan memilih untuk mengajukan banding. Ia tetap bersikeras melanjutkan kasus meski telah diberi tahu bahwa peluang menang sangat kecil dan biaya banding bisa mencapai 500.000 pound sterling atau sekitar Rp10,9 miliar.

Akibat kekalahan tersebut, Naish diwajibkan menanggung sekitar 65 persen dari biaya hukum yang dikeluarkan Patel, yang ditaksir mencapai 100.000 pound sterling (Rp2,1 miliar). Sementara biaya banding ke pengadilan tinggi diperkirakan lebih dari 30.000 pound sterling (sekitar Rp655 juta).

Hakim Senior Sir Anthony Mann menyebut pertikaian ini sebagai perkara yang “konyol”, apalagi diketahui bahwa keran yang dipermasalahkan telah dicabut oleh Patel sebelum persidangan. “Ratusan ribu pound sterling terbuang sia-sia untuk keran dan pipa air yang tidak penting,” katanya.

Menurut pengacara Patel, Paul Wilmshurst, konflik bermula dari keluhan berulang Naish yang menyebut keran dan pipa air Patel melewati batas tanah miliknya. Karena keluhan terus-menerus dan kekhawatiran turunnya nilai properti, Patel pun menggugat balik Naish.

Dalam persidangan sebelumnya pada 2023, Hakim Stephen Hellman menyatakan bahwa batas tanah antara kedua rumah adalah dinding sisi rumah Naish, bukan tepi talang air di atasnya. Dengan demikian, Patel dinyatakan sebagai pemilik sah celah sempit tersebut.

Naish kemudian melayangkan gugatan baru dengan tuduhan bahwa kelembapan yang muncul di area konservatori rumahnya disebabkan pemasangan dek milik Patel. Hakim memutuskan bahwa dek tersebut memang menyumbang sekitar 20 persen terhadap masalah kelembapan, dan Patel diwajibkan membayar ganti rugi sebesar 1.226 pound sterling (Rp26 juta) kepada Naish.

Setelah keputusan itu, Patel meminta agar Naish menanggung 65 persen dari biaya hukum yang telah dikeluarkan, yaitu sekitar 100.000 pound sterling. Naish menanggapi dengan mengajukan banding ke pengadilan tinggi.

Pengacara Naish, David Mayall, mengungkapkan bahwa ada dua isu utama yang dipermasalahkan: tagihan biaya hukum dan masalah kelembapan. Ia juga menyebut bahwa pertimbangan hakim sebelumnya dalam menentukan batas tanah dianggap cacat secara hukum.

“Satu-satunya kesimpulan yang tepat seharusnya adalah bahwa batas berada di sepanjang bagian luar rumah sebagaimana dibangun, termasuk atap, talang air, dan fondasi,” ujarnya.

Untuk sementara, Hakim Anthony Mann menunda keputusan banding dan menyatakan perlu melakukan tinjauan langsung ke lokasi guna mengambil keputusan terbaik dalam kasus ini.

Artikel ini sudah tayang di infoProperti