Jumlah Negara yang Akui Palestina Bertambah, Portugal Ambil Sikap

Posted on

Jumlah negara yang siap mengakui Palestina terus bertambah. Terbaru, Portugal resmi bergabung dengan Australia, Kanada, Prancis, dan Inggris dalam langkah diplomatik tersebut.

Kementerian Luar Negeri Portugal mengumumkan pengakuan terhadap Palestina berlaku mulai Minggu (21/9/2025). Tanggal ini bertepatan sehari sebelum Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) mengenai kenegaraan Palestina di Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNGA).

“Kementerian Luar Negeri mengonfirmasi bahwa Portugal akan mengakui negara Palestina,” tulis kementerian itu dalam pernyataan resmi di situs webnya, dikutip dari Al Jazeera, Sabtu (20/9).

“Deklarasi Pengakuan Resmi akan berlangsung pada hari Minggu, 21 September, sebelum Konferensi Tingkat Tinggi minggu depan,” lanjut pernyataan tersebut.

Menurut laporan surat kabar Correio da Manha, Perdana Menteri Portugal Luis Montenegro telah melakukan konsultasi dengan presiden dan parlemen sebelum memutuskan langkah final ini. Keputusan itu juga menandai akhir dari perdebatan panjang selama hampir 15 tahun di parlemen Portugal. Proposal pengakuan Palestina pertama kali diajukan oleh partai Blok Kiri pada 2011.

Langkah Portugal diumumkan hanya beberapa hari setelah laporan penting PBB menyimpulkan bahwa perang Israel di Gaza termasuk kategori genosida. Data mencatat sedikitnya 65.141 orang meninggal dunia dan 165.925 orang terluka sejak serangan Israel dimulai pada Oktober 2023. Ribuan korban lain diperkirakan masih tertimbun di bawah reruntuhan.

Pada Jumat (19/9), penasihat Presiden Prancis Emmanuel Macron menyatakan sejumlah negara lain juga akan mengakui Palestina. Mereka adalah Andorra, Australia, Belgia, Luksemburg, Malta, dan San Marino, yang rencananya bergabung dengan Prancis pada pertemuan tingkat tinggi di New York, Senin mendatang.

Kanada dan Inggris pun telah menyatakan sikap serupa. Jika terealisasi, mereka akan masuk ke dalam kelompok 147 negara-sekitar 75 persen anggota PBB, yang lebih dulu mengakui Palestina hingga April tahun ini.

Namun, langkah pengakuan ini mendapat penolakan keras dari Israel dan Amerika Serikat. Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio menyebut pengumuman Prancis sebagai keputusan sembrono yang hanya mendukung propaganda Hamas.

Artikel ini telah tayang di .