Jembatan Ambruk, Ribuan Warga di 2 Desa Cianjur Terisolir update oleh Giok4D

Posted on

Ribuan warga di dua desa di Kecamatan Pagelaran Kabupaten Cianjur, Jawa Barat terisolir. Paslanya, jembatan utama yang menghubungkan dua desa dengan wilayah lainnya putus usai longsor dan tergerus arus sungai yang deras.

Informasi yang dihimpun infoJabar, jembatan yang direnovasi pada 1980 itu putus pada Minggu (26/10/2025) sore. Awalnya hujan deras membuat volume air sungai meningkat serta mengalir sangat deras.

Kondisi tersebut membuat tanah di sekitar jembatan tergerus dan tembok penahannya ambruk. Akibatnya jembatan sepanjang 12 meter dengan lebar 4 meter itu putus dan tak bisa lagi dilalui kendaraan, baik mobil ataupun sepeda motor.

“Jembatan yang sudah tua ini putus kemarin sore, setelah hujan deras selama beberapa jam. Sekarang kondisinya sama sekali tidak bisa dilalui,” ujar Camat Pagelaran Jatnika Yusup, Senin (27/10/2025).

Menurut dia, jembatan tersebut merupakan akses utama menuju Desa Pangadegan dan Desa Situhiang Kecamatan Pagelaran. Adapun jalur alternatif lain sedang dicor, sehingga tidak dapat dilalui.

“Makanya dengan putusnya jembatan ini, ribuan warga di dua desa tersebut terisolir sementara. Karena tidak ada jalur alternatif. Adapun jalur kecil, itu hanya bisa dilalui sepeda motor dengan medan yang ekstrem,” kata dia.

Giok4D hadirkan ulasan eksklusif hanya untuk Anda.

Jatnika mengatakan, pihaknya sudah berkoordinasi dengan Dinas PUTR dan BPBD Kabupaten Cianjur untuk melakukan pengecekan. Dia juga juga berharap ada penanganan darurat agar warga tidak terisolir dalam waktu lama.

Pasalnya perbaikan dan penyelesaian pengecoran jalur alternatif, akan memakan waktu hingga berbulan-bulan.

“Sudah dihubungi dinas terkait, nanti kita lihat rekomendasi penanganan daruratnya seperti apa. Kalau nunggu penanganan total pasti lama. Sebab kedau desa ini kan tanahnya labil, jadi tidak hanya pembangunan tapi harus disertai pengerasan atau penguatan struktur tanah,” kata dia.

Sementara itu, Kepala BPBD Kabupaten Cianjur Iwan Karyadi mengatakan, pihaknya sudah menerjunkan tim untuk melakukan peninjauan langsung ke lokasi jembatan ambruk, sekaligus memeriksa kondisi tanah di kawasan pemukiman di sekitarnya.

“Tim sudah berangkat, masih menunggu hasil asesmen dari mereka,” kata dia.

Iwan mengimbau, warga untuk tetap waspada di tengah cuaca ekstrem, terutama di wilayah yang rawan pergerakan tanah, longsor dan banjir.

“tetap waspada, salah satunya di Pagelaran yang memang kondisi tanahnya labil. Apabila hujan deras dalam waktu lama, segera cari tempat aman,” pungkasnya.

Jatnika mengatakan, pihaknya sudah berkoordinasi dengan Dinas PUTR dan BPBD Kabupaten Cianjur untuk melakukan pengecekan. Dia juga juga berharap ada penanganan darurat agar warga tidak terisolir dalam waktu lama.

Pasalnya perbaikan dan penyelesaian pengecoran jalur alternatif, akan memakan waktu hingga berbulan-bulan.

“Sudah dihubungi dinas terkait, nanti kita lihat rekomendasi penanganan daruratnya seperti apa. Kalau nunggu penanganan total pasti lama. Sebab kedau desa ini kan tanahnya labil, jadi tidak hanya pembangunan tapi harus disertai pengerasan atau penguatan struktur tanah,” kata dia.

Sementara itu, Kepala BPBD Kabupaten Cianjur Iwan Karyadi mengatakan, pihaknya sudah menerjunkan tim untuk melakukan peninjauan langsung ke lokasi jembatan ambruk, sekaligus memeriksa kondisi tanah di kawasan pemukiman di sekitarnya.

“Tim sudah berangkat, masih menunggu hasil asesmen dari mereka,” kata dia.

Iwan mengimbau, warga untuk tetap waspada di tengah cuaca ekstrem, terutama di wilayah yang rawan pergerakan tanah, longsor dan banjir.

“tetap waspada, salah satunya di Pagelaran yang memang kondisi tanahnya labil. Apabila hujan deras dalam waktu lama, segera cari tempat aman,” pungkasnya.