Jembatan Alternatif di Desa Cidadap Sukabumi Roboh akibat Luapan Sungai

Posted on

Jembatan alternatif di Desa Cidadap, Kecamatan Simpenan, Kabupaten Sukabumi, yang sebelumnya menjadi jalur pengganti usai ambruknya Jembatan Cidadap pada Maret 2025 lalu, kini roboh akibat dihantam luapan Sungai Cidadap, Senin (14/4/2025) dini hari.

Jembatan darurat tersebut tidak mampu menahan derasnya arus air yang menggerus fondasi bagian bawah, hingga membuat struktur besi penyangga terlepas dan hanyut.

Ketua Komisi II DPRD Kabupaten Sukabumi, Hamzah Gurnita mengungkap kondisi itu sebenarnya sudah bisa diprediksi sebelumnya. Ia bahkan sudah memperingatkan risiko jembatan darurat tersebut setelah melihat langsung kondisinya.

“Saya menghargai respons cepat pemerintah dalam membangun akses sementara, tetapi kalau tidak dirancang secara cermat, justru membahayakan. Bila banjir kembali datang, jembatan ini bisa hanyut itu yang saya ingatkan sejak jauh-jauh hari,” kata Hamzah saat dikonfirmasi pada Senin (14/4/2025).

Legislator dari Fraksi PKB itu juga menekankan pentingnya perencanaan yang matang agar tidak terjadi pemborosan anggaran untuk infrastruktur yang tidak bertahan lama.

“Kalau tidak diperhitungkan dengan matang, ini hanya akan jadi pemborosan. Harusnya pembangunan jembatan bersifat sementara pun tetap dirancang dengan mempertimbangkan ketahanan dan keselamatan,” tegasnya.

Pantauan infoJabar di lapangan memperlihatkan kondisi kontras jembatan darurat Cidadap sebelum dan sesudah diterjang luapan Sungai Cidadap. Sebelumnya, jembatan darurat tersebut masih difungsikan. Kendaraan roda empat bisa melintas perlahan di atas badan jembatan.

Namun kondisi berbeda drastis terlihat hari ini. Sebagian besar struktur kayu dan penyangga besi terlihat rusak parah. Material bangunan bercampur dengan tumpukan sampah kayu yang terseret arus.

Arus sungai tampak deras dan keruh, memperlihatkan kuatnya tekanan air yang menghantam jembatan. Sisi kiri jembatan bahkan sudah tidak tersambung ke badan jalan utama. Beberapa bagian jembatan yang tersisa tampak menggantung dan rapuh, nyaris tersapu seluruhnya oleh arus sungai.

Andri, pengawas PJN 2.3 dari Kementerian PUPR, menyampaikan untuk sementara waktu jembatan ditutup total karena kondisinya sangat berbahaya. “Untuk saat ini mungkin karena cuaca hujan, jadi sementara jembatan sementara itu kita tutup dulu karena bahaya,” katanya.

Menurut Andri, robohnya jembatan disebabkan pergeseran struktur akibat derasnya arus dan tumpukan sampah yang terbawa air. “Itu mungkin agak geser karena luapan air Sungai Cidadap yang meningkat sekitar pukul 9 malam, banyak sampah kayu yang terbawa. Kejadian itu Minggu malam jam 9. Sementara roda dua mungkin masih bisa lewat di jembatan asal, tapi roda empat dengan suka rela harus putar arah karena bahaya,” jelasnya.

Namun, ia memastikan untuk kendaraan darurat seperti ambulans, damkar, dan bantuan prioritas masih diperbolehkan melewati jalur jembatan utama Cidadap. “Untuk kendaraan yang urgent boleh masuk lewat jembatan Cidadap,” tegas Andri.