Berbagai peristiwa menarik terjadi di Jawa Barat hari ini Jumat (4/7/2025), beberapa diantaranya memantik perhatian pembaca infoJabar. Kala Geopark Ciletuh bikin evaluator terkesan, 90 Ton tumpukan sampah di Pasar Gedebage dibersihkan hingga bapak di Purwakarta yang tega siksa bayi berusia 1,5 Tahun.
Berikut ringkasan berita yang dihimpun dalam Jabar Hari Ini :
Selama lima hari, dua evaluator UNESCO Global Geopark Bojan Režun dari Slovenia dan Zhang Chenggong dari China menyusuri lembah, geosite, desa, hingga pusat-pusat edukasi di kawasan Geopark Ciletuh-Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi.
Dalam proses revalidasi tahun 2025 ini, keduanya tak hanya membawa pulang catatan teknis, tapi juga kesan emosional dan apresiasi terbuka.
“Menurut saya ini emosional. Berbeda sekali dengan negara-negara di Eropa. Negara Anda sangat cantik dan saya menerima impresi yang sangat baik selama di sini. Kami hanya punya waktu yang pendek, dan kami harap bisa memberikan kesan yang positif,” tutur Bojan dalam sesi tanya jawab dengan awak media, Kamis (3/7/2025) malam.
Ia memuji kinerja tim pengelola yang dinilainya sudah bekerja sangat baik, terutama dalam upaya pemulihan pascabencana.
“Ini memperkuat masyarakat lokal dan mendorong arah pembangunan yang tidak merusak komunitas. Saya punya impresi yang sangat positif selama tiga hari kunjungan lapangan,” lanjutnya.
Senada dengan itu, Zhang Chenggong menilai keterlibatan masyarakat menjadi kekuatan utama Geopark Ciletuh. “Tidak hanya dari signifikansi geologinya yang luar biasa, tapi juga keterlibatan masyarakat yang membuat saya sangat terkesan,” ungkap Zhang.
Dari seluruh rangkaian kegiatan, Bojan menyebut dua tempat yang paling membekas baginya yakni Desa Sinarresmi dan salah satu sekolah di Surade.
“Desa tradisional ini bersatu dengan alam. Saya tidak mengharapkan perasaan seperti ini. Tapi setelah melihat langsung bagaimana mereka hidup bersama alam, ini menunjukkan keberlanjutan,” ucap Bojan.
Ia menambahkan ada tiga poin penting yang ia lihat di lokasi tersebut, yaitu keberlanjutan, pembangunan yang seimbang, dan perhatian terhadap warisan budaya.
“Yang kedua adalah kunjungan ke sekolah. Sangat penting bagi generasi muda untuk melihat, mendengar, dan mengalami langsung apa itu geopark. Anak-anak di sini tidak hanya bermain, tetapi benar-benar menikmati pengalaman geopark. Ini menjadi potensi, bukan hanya untuk Indonesia, tapi juga dunia,” lanjutnya.
Zhang pun menegaskan pentingnya pendekatan edukasi yang menyentuh seluruh lapisan. “Pendidikan di kawasan geopark ini sangat luar biasa. Bukan hanya ada di sekolah, tapi juga terasa di seluruh masyarakat,” ujarnya.
Kunjungan dimulai sejak 30 Juni 2025, saat kedua evaluator disambut di Pendopo Sukabumi. Setelah paparan resmi, mereka langsung bergerak ke Palabuhanratu dan mulai menyusuri titik-titik utama Geopark Ciletuh.
Hari-hari berikutnya diisi dengan kunjungan ke Geosite Puncak Darma, Curug Sodong, Museum Konservasi, serta pusat edukasi milik Fakultas Geologi Universitas Padjadjaran. Mereka juga meninjau Sentra Industri Opak Ketan Jampang dan kawasan konservasi penyu di Pangumbahan, Ciracap.
Pada 3 Juli, rombongan mendatangi Gunung Sungging dan Museum Megalodon, lalu menyambangi SMPN 1 Surade dan Desa Wisata Hanjeli. Hari itu ditutup dengan kunjungan ke Kampung Adat Kasepuhan Sinarresmi, yang disebut-sebut sebagai simbol kekuatan budaya dan kearifan lokal yang hidup selaras dengan alam.
Saat ditanya soal kondisi kawasan yang masih dalam masa pemulihan, Bojan menyampaikan bahwa UNESCO tidak menuntut pembangunan masif, melainkan perkembangan yang bermakna.
“Setelah empat tahun, kami tidak mencari proyek baru sebanyak-banyaknya, tapi kami ingin melihat perkembangan, ide-ide baru, dan bagaimana masyarakat dilibatkan,” ungkapnya.
Ia mengakui masih ada tantangan di area terpencil yang terdampak longsor dan kerusakan infrastruktur. Namun menurutnya, progres sudah berjalan baik.
“Infrastruktur penting, tidak hanya untuk geopark tapi juga untuk masyarakat lokal. Memang tidak bisa selesai dalam satu bulan. Tapi jika pemerintah dan masyarakat bekerja bersama, saya percaya perkembangannya bisa jauh lebih signifikan,” ucap Bojan.
Tumpukan buah busuk, bonggol pisang, hingga batok kelapa di Pasar Induk Gedebage, Kota Bandung, dibersihkan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Bandung. Sekitar 90 ton sampah diangkut DLH dan nantinya akan diolah di tempat pengolahan sampah di pasar tersebut.
Pantauan infoJabar, Jumat (4/7/2025) tumpukan sampah yang sudah lama menumpuk di depan kios-kios pedagang dan menutup jalan di pasar tersebut dibersihkan menggunakan dua alat berat jenis loader dan diangkut memakai truk.
“Tumpukan sampah ini dikeluhkan warga, pedagang, dan pengguna layanan pasar mengingat ini sudah lama tidak ditangani dan cukup besar volumenya. Ini kita perkirakan 18 rit, hari ini kita selesaikan. Tonasenya 5 ton x 18 ritase,” kata Kepala DLH Kota Badung Darto di Pasar Induk Gedebage.
Disinggung mengapa pembersihan sampah dilakukan pihak dinas, bukan oleh pihak pasar, Darto mengatakan itu karena banyak keluhan. Sehingga pihaknya langsung turun tangan.
“Selama ini belum diputuskan bagaimana cara penanganannya. Beberapa hari lalu kita putuskan DLH menangani penanganan sampah di sini. Kita sudah punya side pengolahan di sudut belakang di pasar ini, kita akan olah sekaligus dicoba sistem pengolahan sampah organik, ke depan jadi gas, pupuk, dan media tanam, karena ini kebanyakan organik,” ungkapnya.
“Ini adalah kawasan berpengelola, kewajibannya adalah pengelola kawasan, karena kita lihat ini belum tertangani dengan baik kita sebagai pemerintah berkewajiban harus melakukan penanganan, DLH turun untuk memastikan kebersihan dan sampah ditangani dengan baik,” tambahnya.
Darto menyebut, timbulan sampah di Pasar Induk Gedebage setiap harinya mencapai 3-4 ton. Menurutnya permasalahan sampah di pasar ini sedikit demi sedikit akan dibersihkan.
“Sehari 3-4 ton, bisa, kita kawal sampah hariannya dibereskan, kita nanti cek dan kita belum bisa pastikan terkait teknis penyelesaian yang dilakukan partner kita. Jika tidak, kita akan cari alternatif lain. Intinya konsep buang sampah ke TPA akan kita kurangi, sistem reduksi akan kita lakukan, butuh waktu, butuh biaya, dan lama-lama ke depannya tidak buang sampah lagi ke TPA,” jelasnya.
Darto mengatakan, sampah di pasar tersebut harus dikelola dan tidak bisa dibuang ke TPA Sarimukti karena akan mengganggu pembuangan jika dibuang ke Sarimukti.
“Ya, sudah sangat jelas, bisa ganggu ritase. Ini tidak dibuang ke Sarimukti sehingga tidak mengambil kuota ritase, jadi kita olah di side pengolahan yang ada di sini,” ujarnya.
Seorang pria di Kabupaten Purwakarta tega menganiaya anak kandungnya yang masih berusia 1,5 tahun. Video aksi pria tersebut viral di media sosial.
Dilihat infoJabar, berbagai moment di video menunjukkan kekerasan, seperti dilakukan di dalam rumah hingga di saung.
Pria itu menampar, menginjak, menggantung hingga memukul anaknya yang masih berusia 1,5 tahun. Jerit tangis dan sakitnya sang anak tak dihiraukan pelaku.
Setelah ditelusuri, pelaku diketahui berinisial DH (26), warga Desa Cipinang, Kecamatan Cibatu, Kabupaten Purwakarta. Pria itu diduga tega menganiaya anaknya gegara kesal setelah ditinggal sang istri.
Mirisnya lagi, pelaku diduga merekam aksinya dan mengirimkannya ke istrinya. Hal itu dilakukan sebagai ancaman dan berharap sang istri akan kembali.
“Iya, diduga DH itu membuat video kekerasan kepada anaknya terus dikirim ke istrinya agar cepat pulang, yang beredar itu anak yang paling kecil inisial U (1 tahun 6 bulan) kakaknya yang inisial P (4) juga mendapatkan perlakuan yang sama,” ujar Rhosim, Ketua RT setempat saat ditemui awak media, Jumat (04/07/2025).
Rhosim menyebutkan, pelaku dikenal seorang pria dan suami yang temperamental. Tetangganya kerap mendengan pertengkaran di dalam bahtera rumah tangganya hingga istrinya sudah beberapa kali kabur dari rumah.
“Jadi istrinya memang beberapa kali dapat kekerasan yang sama, akhirnya sampai kabur. Dan kaburnya, sudah tiga kali,” katanya.
Pelaku kini sedang diburu warga dan polisi, karena setelah videonya viral melarikan diri dari rumahnya. Polisi yang mendapatkan laporan dari warga pun langsung bergerak memburu pelaku.
Petugas melakukan pencarian di sekitar kampung halamannya. Tidak hanya itu, anjing pelacak dikerahkan untuk melacak pelaku yang diduga bersembunyi di sekitar hutan.
“Pelaku sudah jelas orang tua nya, sudah ditangani Penyidik PPA Polres Purwakarta. Pelaku masih dalam pengejaran,” ujar Kasi Humas Polres Purwakarta AKP Enjang Sukandi.
Sementara itu, kedua korban (anak-anak DH) telah diamankan keluarga dan menjalani pemeriksaan medis di RSUD Bayu Asih Purwakarta untuk visum.
Aparat berharap warga segera melapor jika melihat DH, agar proses penangkapan bisa dipercepat.
Polres Sukabumi kembali menetapkan tersangka baru dalam kasus pengrusakan rumah yang berada di Kampung Tangkil, Desa Tangkil, Kecamatan Cidahu, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Dengan demikian jumlah tersangka dalam kasus ini menjadi delapan orang.
“Polres Sukabumi kembali menetapkan satu tersangka tambahan berinisial YY (50), warga setempat, sehingga total jumlah tersangka kini menjadi delapan orang,” kata Kabid Humas Polda Jabar Kombes Pol Hendra Rochmawan, Jum’at, (4/7/2025).
Hendra mengungkapkan, penetapan tersangka baru ini berdasarkan Surat Perintah Penahanan SP.Han/129/VII/RES.1/2025/Sat Reskrim tertanggal 4 Juli 2025 atas nama Y alias Y, yang sebelumnya sudah ditetapkan bersama tujuh tersangka lain.
“Dengan demikian, delapan tersangka saat ini telah dilakukan penahanan di Polres Sukabumi untuk proses penyidikan lebih lanjut,” ungkapnya.
Menurut Hendra tersangka YY melakukan perusakan terhadap sebuah gitar dan satu unit mobil Ertiga dengan cara merusak dan membaret kendaraan menggunakan batu.
“Saat ini, Polres Sukabumi terus melakukan penyidikan, dan perkembangan kasus ini akan kami sampaikan secara berkala sebagai bentuk akuntabilitas, transparansi, dan profesionalisme kami dalam penegakan hukum,” ujar Hendra.
7 tersangka yang sebelumnya ditetapkan sebagai tersangka yakni RN (merusak pagar dan mengangkat salib), UE (merusak pagar), EM (merusak pagar), MD (merusak motor), MSM (menurunkan dan merusak salib besar), H (merusak pagar serta merusak motor), dan EM (merusak pagar).
Tersangka dijerat dengan Pasal 170 KUHP tentang perusakan secara bersama-sama dan Pasal 406 KUHP tentang perusakan barang. Polda Jabar menegaskan komitmennya untuk menuntaskan kasus ini secara profesional dan sesuai hukum yang berlaku.
Polisi resmi menetapkan Ayi Hermawan (25) warga Kampung Lengkong, Desa Sindangraja, Kecamatan Jamanis Kabupaten Tasikmalaya sebagai tersangka kasus penganiayaan.
Ayi adalah pelaku penganiayaan terhadap Syamsul Romli atau dikenal Ustaz Cucu, di depan toko pakaian di daerah Jamanis Tasikmalaya, Rabu (2/7) malam. Ustaz Cucu mengalami luka gores di dahi akibat disabet taring babi.
“Sudah ditetapkan jadi tersangka, kami jerat dengan pasal 351 KUHP, penganiayaan,” kata Kapolres Tasikmalaya Kota AKBP M Faruk Rozi melalui Kasat Reskrim Polres Tasikmalaya Kota, AKP Herman Saputra, Jumat (4/7/2025).
Dari hasil pemeriksaan, terungkap jika Ayi adalah seorang residivis kasus serupa di Kabupaten Bandung. Dia belum lama keluar penjara setelah dibui selama 1 tahun lebih.
“Dia merupakan residivis di kasus yang sama di Polres lain dengan hukuman 1 tahun lebih,” kata Herman.
Herman mengatakan komitmennya untuk menindak tegas perkara ini sesuai dengan aturan hukum yang berlaku. “Ya langsung ditahan, terhitung sejak kemarin. Perkara ini kami tindak tegas,” kata Herman.
Selain itu polisi juga telah mengamankan sebilah taring babi yang digunakan Ayi menyabet kepala Ustaz Cucu, serta barang bukti lainnya.
Dari hasil pemeriksaan terungkap, insiden diawali dari tingkah rese Ayi yang sedang mabuk berat. Dia rebahan di jalan raya.
Ustaz Cucu yang saat itu sedang duduk di parkiran tokoh menyuruh keponakannya untuk mengingatkan Ayi agar ke pinggir jalan agar tak tertabrak kendaraan.
Tapi Ayi malah marah, dia menghardik dan mau menghajat keponakan Ustaz Cucu. Karuan saja Ustaz Cucu turun tangan untuk melerai, sembari menjelaskan tujuan dia menegur demi keselamatan Ayi sendiri.
Tapi Bang Jago yang satu ini seperti sudah terbakar amarah yang membabi buta. Saat Ustaz Cucu mendekat, Ayi melayangkan tinjunya. Beruntung Ustaz Cucu berhasil menangkis serangan tangan kosong itu, dan balik mendorong Ayi.
Ayi kemudian mengeluarkan sebilah taring babi dan melancarkan serangan kedua dengan beringas.
“Tersangka memukul korban dengan taring babi secara berulang-ulang sehingga menyebabkan korban mengalami luka robek di bagian pelipis kiri dan kanan,” kata Herman.
Melihat itu sejumlah warga yang ada di sekitar TKP bersama-sama menghentikan aksi itu. Ayi kemudian diringkus sebelum akhirnya polisi datang dan membawa ke Mapolres Tasikmalaya Kota.
Kejadian ini sempat memicu reaksi dari santri-santri Ustaz Cucu. Sejumlah santri berdatangan karena geram dengan perilaku Ayi, apalagi senjata yang digunakan merupakan barang haram.
“Ustaz dilukai oleh taring babi, benda haram, benda najis. Kurang ajar, pelaku harus dihukum setimpal, jangan sampai RJ (restorative justice),” kata Iman Rahman, salah seorang santri warga Kecamatan Indihiang, Tasikmalaya.