Imbas Kasus Keracunan, Pemkab Kuningan Tutup SPPG Luragung Landeuh

Posted on

Pemerintah Kabupaten Kuningan menutup dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Luragung Landeuh yang diduga mengakibatkan keracunan. Hal tersebut disampaikan langsung oleh PJ Sekda sekaligus Kasatgas MBG Kuningan Wahyu Hidayah.

Menurut Wahyu, selama uji lab berlangsung dapur MBG tersebut akan berhenti beroperasi untuk sementara waktu. “Keputusan tadi dari Pak Bupati adalah untuk sementara, sambil menunggu sampel ini diperiksa. Dapur ini disetop sementara. Nah kemudian sekolah tadi yang menerima manfaatnya nanti akan di-handle oleh dapur MBG lainnya untuk sementara waktu,” tutur Wahyu. Jumat (3/10/2025).

Wahyu memaparkan, ada banyak siswa yang mengalami gejala keracunan yang diduga karena mengonsumsi MBG pada Kamis (2/10/2025). Lalu malam harinya, para siswa mulai merasakan gejala pusing, diare dan mual. Dan di esok harinya, Jumat (3/10/2025) para siswa tersebut banyak yang tidak berangkat sekolah karena sakit. Meski begitu, Wahyu sendiri belum bisa memastikan para siswa tersebut sakit diakibatkan karena keracunan MBG atau bukan.

“Ada indikasi keracunan makanan di sekolah SMA 1 Luragung. Dan, ada SMP juga. Tapi di SMP dari siswa yang belum masuk, belum ada laporan apakah itu sakitnya karena keracunan atau memang sakit biasa. Tapi tadi yang di Luragung itu hari ini yang tidak masuk di SMA Luragung itu 113 orang. Nah diduga karena mengonsumsi menu MBG hari kemarin, Kamis (2/10),” tutur Wahyu.

Sedangkan untuk yang dirawat fasilitas kesehatan sendiri ada 84 orang. Diduga, lanjut Wahyu, para siswa terus keracunan akibat menu ayam kecap yang berlendir. “Ketika ditanyakan tadi kepada yang merasa diare, ada menu di ayam kecap yang agak berlendir tapi sampel itu sudah diambil, kemudian fases yang sakit juga sudah diambil. Tadi yang masuk ke puskesmas sebanyak 84 orang. Kemudian 7 orang mendapatkan infus tapi tadi sudah pulang, tinggal 4. Dan, di RS KMC ada 5 orang,” tutur Wahyu.

Sementara itu, Penanggung Jawab SPPG Luragung Landeuh, Gugum menyesalkan peristiwa keracunan yang terjadi. Ia menyebutkan, dalam sehari, dapur SPPG yang dikelolanya menyediakan MBG untuk 4.000 siswa yang tersebar di tiga sekolah. Setiap hari dapurnya mempersiapkan MBG dari pukul 12 malam dan selesai sekitar pukul 02.00-03.00 WIB.

“Kami menyesal kejadian ini. Cuman sebetulnya setiap hari berjalan seperti biasanya, hal ini kita tidak menduga sama sekali. Sudah kita jalankan sesuai SOP seperti biasanya dan tidak terjadi apa-apa. Yang kita urus itu ada 4.000 siswa. Dari SMP, SMA sama SMK. Mulai masak kita jam 12 malam selesainya jam 02.00 WIB atau jam 03.00 WIB,” tutur Gugum.

Sementara itu, Bupati Kuningan Dian Rachmat Yanuar menghimbau agar SPPG dapat bekerja sesuai aturan dan tidak hanya semata-mata mengejar keuntungan belaka. “Sesuai dengan aturan dan hasil kesepakatan. Kita menyukseskan makan bergizi gratis itu tidak semata-mata profit. Tapi ikut bertanggung jawab secara moral memberikan asupan terbaik bagi anak-anak bangsa. Tapi di sisi lain ada beberapa hal yang kita harus beberapa hal yang harus diperbaiki dari prosesnya, pengelolaannya, sanitasi, peralatannya,” pungkas Dian.