Festival Pesisiran 2025, Tradisi Nadran Warnai Jalanan Kota Cirebon

Posted on

Festival Pesisiran kembali digelar di Kota Cirebon, menampilkan tradisi Nadran yang sudah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat pesisir. Setiap tahunnya, tradisi ini menjadi ungkapan rasa syukur bagi masyarakat nelayan.

Perayaan ini diikuti tiga kampung sekaligus, yaitu Pesisir, Samadikun, dan Cangkol. Warga tampak antusias sejak pagi, memadati jalanan kota.

Jalanan dipenuhi orang dari berbagai usia. Anak-anak, remaja, hingga orang tua berjalan berbaur sambil membawa miniatur perahu berisi hasil bumi yang nantinya akan dibawa ke laut.

Ogoh-ogoh berukuran besar dengan bentuk unik ikut memeriahkan arak-arakan. Ada Kingkong, burung raksasa, dan beberapa bentuk unik lainnya yang membuat suasana penuh warna.

Arak-arakan dimulai dari Jalan Siliwangi, di depan Balai Kota. Warga berjalan bersama sambil tersenyum dan sesekali berhenti untuk mengabadikan momen dengan ponsel.

Suara genderang dan lagu-lagu khas Pantura terdengar sepanjang jalan. Musik itu menambah semarak arak-arakan dan membuat suasana semakin meriah.

Beberapa anak menari mengikuti irama musik yang terus mengalun dari panggung dorong. Tawa mereka bercampur dengan sorak warga yang ikut memeriahkan perayaan.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Cirebon, Agus Sukmanjaya, mengatakan ada tiga kampung yang rutin menggelar tradisi Nadran, yaitu Pesisir, Samadikun, dan Cangkol.

Perayaan Nadran dari ketiga kampung itu kemudian disatukan dan dikemas dalam satu acara bertajuk Festival Pesisiran, terutama pada momen arak-arakan.

“Ada tiga kampung nelayan di Kota Cirebon yang setiap tahun mengadakan acara nadran atau sedekah laut, yaitu kampung Samadikun, kampung Pesisir dan Cangkol,” kata dia, Sabtu (18/10/2025).

Prosesi arak-arakan dalam acara ini melintasi sejumlah ruas jalan di Kota Cirebon. Rombongan berangkat dari Jalan Siliwangi, lalu melanjutkan perjalanan ke Jalan Veteran dan Jalan Sisingamangaraja.

Di Jalan Sisingamangaraja, rombongan arak-arakan lalu berpencar menuju kampung masing-masing.

“Di Jalan Sisingamangaraja, ada yang ke arah Pesisir, ada yang ke Samadikun, dan ada yang ke Cangkol,” kata Agus.

Setelah arak-arakan, prosesi selanjutnya adalah melarung sesaji ke tengah laut dari kampung masing-masing.

Menurut Agus, tradisi nadran yang digelar masyarakat dari tiga kampung itu merupakan bentuk rasa syukur masyarakat di wilayah itu atas limpahan rezeki yang didapat dari laut.

“Nadran ini menjadi tradisi bagaimana masyarakat nelayan mengungkapkan rasa syukur atas rezeki yang mereka dapat dari laut. Ini bagian dari rasa syukur mereka,” kata Agus.

Ia menyebut, selain untuk menambah semarak tradisi nadran, festival pesisiran ini juga diharapkan dapat menjadi daya tarik wisata. Pada tahun 2025, Pemerintah Kota Cirebon menargetkan sebanyak 4 juta kunjungan wisata.

“Tahun ini target kita di angka 4 juta kunjungan wisatawan,” kata dia.