Wali Kota Bandung Muhammad Farhan telah menerima laporan sejumlah bencana akibat hujan deras yang mengguyur Kota Bandung. Kejadian seperti longsor, banjir hingga pohon tumbang terjadi beberapa hari yang lalu dan membuat kesiapsiagaan harus segera dilakukan.
Berdasarkan data Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga (DSDABM) Kota Bandung, Senin (27/10) kemarin, telah terjadi banjir di 11 titik. Jalan Kopo Cetarip, Jalan Cibuntu, Jalan Leuwi Panjang, Jalan Ibrahim Adjie hingga Jl A Yani, tergenang dengan ketinggian 10-50 sentimeter.
“Saya sudah membaca berbagai laporan di Kota Bandung. Setiap hari, sejak tiga hari terakhir, terjadi longsor terutama di permukiman yang ada di sepadan sungai. Kemudian juga ada pohon tumbang di beberapa titik. Nah, ini ternyata fenomena yang terjadi di seluruh Indonesia sebagai akibat dari cuaca ekstrem yang sudah diperingatkan oleh BMKG,” kata Farhan, Selasa (28/10/2025).
“Antisipasinya adalah kami melakukan, dalam tanda kutip, patroli 24 jam tanpa henti, kemudian memperbaiki semua tali-tali air. Karena yang paling bisa dilakukan sekarang oleh Kota Bandung adalah memperbaiki berbagai saluran dan pembuangan air,” ungkapnya menambahkan.
Farhan menyatakan Pemkot Bandung sebetulnya sudah mengantisipasi kejadian bencana dengan membersihkan saluran air sejak Maret 2025 yang lalu. Namun, tingkat erosi yang tinggi di wilayah hulu kata dia, turut berpengaruh terhadap bencana yang datang ke Kota Bandung.
“Bagaimanapun, tingkat erosi yang tinggi dari daerah pegunungan mulai dari Tangkubanparahu sampai Manglayang memang luar biasa tinggi. Sehingga sedimentasi atau pengendapan yang terjadi di saluran pembuangan Kota Bandung cukup besar,” ujarnya.
“Dengan derasnya air sungai yang turun ke Kota Bandung, mengakibatkan beberapa tanggul jebol, beberapa kirmir rusak, dan tanah longsor. Itulah masalah yang sedang terjadi sekarang,” ucapnya menambahkan.
Perbaikan kirmir hingga patroli di kewilayahan pun kini sedang digencarkan. Kemudian kata Farhan, alat pompa disiapkan untuk menyedot genangan yang timbul akibat hujan deras beberapa hari yang lalu.
Farhan menyatakan, Pemkot Bandung sebetulnya berencana untuk melanjutkan proyek saluran air seperti di era Wali Kota Bandung Ridwan Kamil. Namun setelah kajian yang mendalam, proyek itu justru merugikan wilayah tetangga yakni Kabupaten Bandung.
“Maka, yang paling mungkin dilakukan adalah terus memperbaiki semua saluran. Saluran yang panjangnya kurang lebih 350 km ini kita bersihkan satu per satu setiap hari. Akibatnya, kita kejar-kejaran dengan hujan,” katanya.
“Artinya, memang tiap hari harus dibersihkan. Dengan tingkat curah hujan yang sangat tinggi seperti ini, antisipasi kami adalah memastikan bahwa tidak boleh ada korban. Itu saja dulu yang paling penting sejak awal,” pungkasnya.
