Desa Wisata Hanjeli Wakili Jabar di Katalog Gastronomi Indonesia 2025

Posted on

Tahun ini, desa wisata yang dikenal sebagai pusat pelestarian pangan lokal berbasis hanjeli itu resmi mewakili Jawa Barat dalam Katalog Gastronomi Indonesia 2025, program bergengsi dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) RI.

Penghargaan tersebut bukan sekadar pengakuan terhadap kelezatan kuliner, tetapi juga apresiasi terhadap upaya Desa Wisata Hanjeli menjaga kearifan lokal dan memberdayakan masyarakat lewat pariwisata berbasis pangan tradisional.

Bagi Asep Hidayat Mustopa, sosok di balik lahirnya Desa Wisata Hanjeli, pencapaian ini terasa sangat istimewa.

“Alhamdulillah, ini merupakan titik pencapaian luar biasa yang kami raih berkat kolaborasi hebat dengan seluruh stakeholder. Ini adalah kerja kolosal yang kami bangun melalui pendekatan pentahelix,” ujar pria yang akrab disapa Bah Asep itu, Selasa (4/11/2025).

Ia menyebut dukungan dari Kemenparekraf menjadi momentum penting untuk memperkuat posisi Sukabumi di peta gastronomi nasional.

“Dengan sinergi dan penguatan di level daerah, capaian ini bisa menjadi dasar untuk membangun branding dan bargaining position yang kuat. Ini penting untuk menentukan arah kebijakan produk khas dan kebanggaan daerah ke depan,” jelasnya.

Desa Wisata Hanjeli sendiri menawarkan pengalaman unik bagi wisatawan. Di sini, tamu bisa menyelami jejak sejarah hanjeli biji-bijian kuno yang dulu hampir punah sambil mencicipi beragam olahan tradisional seperti bubur hanjeli, nasi liwet hanjeli, peuyeum hanjeli, hingga ranginang hanjeli.

Semua disajikan dengan cara khas pedesaan, ditemani keramahan warga yang kini menjadi pemandu wisata sekaligus penggerak ekonomi lokal.

Tak hanya soal rasa, wisatawan juga bisa ikut menumbuk, menyangrai, hingga menanam hanjeli langsung di ladang. Beberapa bahkan tertarik membawa pulang produk nonkuliner seperti sabun alami, tas anyaman, dan peralatan tradisional dari bambu yang dibuat warga desa.

Bah Asep mengatakan, perjalanan Hanjeli tak lepas dari semangat kerja senyap namun konsisten. “Kami berusaha bekerja dalam senyap, sepi tapi terukur. Hasil yang kami kejar bukan seremoni, tapi perwujudan mimpi besar yang harus terus diperjuangkan,” tuturnya.

Ia menambahkan, keberhasilan ini adalah hasil kerja bersama. “Kami hanya bagian kecil dari gerakan besar. Dukungan dari pemerintah, akademisi, pelaku usaha, komunitas, dan media menjadi bahan bakar utama kami untuk terus berjalan,” katanya.

Kini, Desa Wisata Hanjeli bukan sekadar destinasi kuliner. Ia menjadi simbol ketahanan pangan, pelestarian budaya, sekaligus bukti bahwa inovasi bisa tumbuh dari desa.

“Semangat kami tetap sama: mengenalkan potensi desa untuk Indonesia dan dunia. Salam dari anak desa,” pungkas Bah Asep.

Sekadar diketahui, Katalog Gastronomi Indonesia merupakan inisiatif Kemenparekraf yang menampilkan 15 destinasi kuliner unggulan dari seluruh Indonesia. Melalui program Wonderful Indonesia Scale-up Hub (WISH), pemerintah berupaya mengangkat kuliner lokal menjadi daya tarik wisata kelas dunia sekaligus sarana diplomasi budaya Indonesia di mata dunia.