Sejumlah pemberitaan mewarnai wilayah Cirebon Raya dalam sepekan. Mulai dari kepala desa (kades) di Kabupaten Kuningan yang ditetapkan menjadi tersangka korupsi dana desa, hingga rekonstruksi yang mengungkap fakta pilu pembunuhan sekeluarga di Indramayu.
Berikut rangkuman Cirebon Raya dalam sepekan:
Seorang Kepala Desa dari Desa Mancagar, Kecamatan Lebakwangi, Kabupaten Kuningan berinisial ZS (66) ditangkap Polres Kuningan karena diduga melakukan tindak pidana korupsi dana desa mencapai Rp 1 miliar lebih selama kurun waktu dua tahun.
Kapolres Kuningan, AKBP Muhammad Ali Akbar dalam konferensi persnya memaparkan, bahwa ZS melakukan korupsi dengan menggunakan dana desa dari tahun 2022 hingga tahun 2023 dengan total kerugian mencapai Rp. 1.091.541.699,50.
“Dari hasil penyelidikan telah menetapkan tersangka saudara ZS yang mana bersangkutan merupakan Kepala Desa Mancagar, Lebakwangi, Kabupaten Kuningan. Kemudian kita melakukan penyelidikan dan berdasarkan keterangan ahli dari inspektorat ditemukan kerugian selama dua tahun ini Rp. 1.091.541.699,50,” tutur Akbar, Senin (10/11/2025).
Untuk modus operandinya sendiri, pelaku melakukan korupsi dengan cara tidak membayarkan uang kepada para penyelenggara kegiatan. Untuk menutupi aksinya, pelaku juga membuat laporan pertanggungjawaban (LPJ) palsu.
“Kegiatan konstruksi yang tidak dilaksanakan dan kegiatan non konstruksi yang tidak dilaksanakan. Kemudian ada kekurangan volume dari kegiatan konstruksi. Dan kelebihan pembayaran. Jadi ini ada 4 kegiatan yang diduga dilakukan tindak pidana korupsi sehingga ketika ditotal Rp. 1.091.541.699,50. Untuk modus operandi yang dilakukan tidak menyalurkan dana desa kepada pelaksana kegiatan, yang mana kegiatan sudah melaksanakan empat kegiatan. Dugaan kita untuk LPJ-nya dipalsukan artinya dibuat seolah-olah benar,” tutur Akbar.
Menurut Akbar, pelaku menggunakan uang hasil korupsinya untuk kepentingan pribadi seperti membayar utang di bank bersama dengan kaur keuangan desa yang masih dalam proses pencarian pihak kepolisian. Dari hasil penyelidikan, polisi juga mengamankan beberapa barang bukti seperti buku tabungan, rekening koran, dokumen SPJ hingga uang tunai dan kwitansi pengembalian dana desa dari ZS sebesar Rp 20 juta rupiah.
“Digunakan untuk kepentingan pribadi bersama kaur Keuangan saudara MS yang masih dilakukan daftar pencarian saksi. Salah satu modusnya adalah untuk mencicil pinjaman yang telah diambil di bank. Jadi untuk membayar utang,” tutur Akbar.
Untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya, pelaku dikenakan Pasal 2, Pasal 3, dan Pasal 8 Undang-undang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, Juncto Pasal 55 dan Pasal 64 KUHP Pidana dengan ancaman hukuman maksimal 20 tahun penjara.
“Untuk tersangka kita sudah lakukan penahanan di rutan Polres Kuningan. Kami menghimbau kepada seluruh penyelenggaraan negara untuk tidak menyalahkan gunakan kewenangan. Karena ancaman Tipikor bagi penyalahgunaan keuangan negara itu tindak pidana korupsi dan kami siap melakukan pendampingan penyelenggaraan negara yang butuh pendamping,” pungkas Akbar.
Satpol PP Kota Cirebon melakukan penertiban terhadap para pedagang kaki lima (PKL) yang berjualan di sepanjang Jalan Stasiun Kejaksan, Senin (10/11/2025). Penertiban menyasar lapak-lapak pedagang yang memanfaatkan trotoar untuk berjualan.
Penertiban melibatkan sejumlah petugas dari berbagai instansi. Petugas menyisir area trotoar dan menertibkan lapak yang masih berdiri.
Meski demikian, sebagian besar PKL sudah lebih dulu membongkar lapak mereka secara mandiri sebelum petugas datang. Hal itu membuat proses penertiban berlangsung kondusif.
Kepala Satpol PP Kota Cirebon, Edi Siswoyo mengatakan, sebelum dilakukan penertiban, pihaknya telah beberapa kali melayangkan surat peringatan kepada para pedagang di kawasan tersebut.
“Ini teguran yang sudah ketiga kali. Ini sudah peringatan yang terakhir,” kata Edi Siswoyo saat ditemui di lokasi.
Secara keseluruhan, kata dia, ada 33 lapak PKL yang ditertibkan. Namun, kata dia, sebagian besar para pedagang telah membongkar lapak mereka secara mandiri lapak dagangannya.
“Ada 33 PKL yang kami tertibkan. Alhamdulillah teman-teman PKL atas kesadaran sendiri membongkar secara mandiri. Memang masih ada beberapa peralatan yang belum diangkut, tetapi nanti sore mereka akan angkut sendiri,” kata Edi saat itu.
Dalam melakukan penertiban tersebut, Edi menyatakan pihaknya akan membantu para pedagang untuk mengangkut peralatan mereka. “Jadi memang komitmen kami, kalau barangnya banyak, kita bantu mereka untuk mengangkut barangnya,” ucap Edi.
Menurut Edi, penertiban dilakukan untuk mengembalikan fungsi trotoar sebagai ruang bagi pejalan kaki, sekaligus menata kawasan Stasiun Cirebon agar lebih tertib dan nyaman bagi masyarakat. “Jadi tidak boleh ada lagi yang berjualan di atas trotoar,” kata Edi.
Setelah penertiban, trotoar di kawasan tersebut akan diperbaiki. Edi menyebut perbaikan akan dimulai dalam waktu dekat. “Dua atau tiga hari lagi akan mulai dilakukan perbaikan trotoar,” kata Edi.
Perbaikan trotoar akan melibatkan PT KAI Daop 3 Cirebon. Trotoar ditata dan dipercantik agar lebih nyaman bagi pejalan kaki.
Manager Humas PT KAI Daop 3 Cirebon, Muhibbuddin, mengatakan pihaknya akan mendukung proses perbaikan trotoar di kawasan itu. “KAI akan mendukung pembangunan atau perbaikan trotoar untuk mengembalikan fungsinya sebagai tempat pejalan kaki,” terang Muhib.
Selain diperbaiki, trotoar itu juga nantinya akan dihiasi taman untuk mempercantik tampilan dan membuatnya lebih indah dipandang. “Nanti trotoar itu akan dibangun dan ada sedikit taman untuk mempercantik,” tutur Muhib.
Dua mahasiswa yang sebelumnya hilang saat kegiatan arung jeram (rafting) di Bendungan Karet Bangkir, Kabupaten Indramayu, akhirnya ditemukan. Kedua korban ditemukan di dua lokasi berbeda.
Salah satu korban ditemukan di sekitar area bendungan pada Minggu (9/11) malam. Saat ditemukan, tubuhnya mengambang di permukaan air.
Video yang merekam momen penemuan korban beredar luas di media sosial. Dilihat dalam rekaman tersebut, suasana panik bercampur haru terdengar ketika tubuh korban muncul ke permukaan.
Kunjungi situs Giok4D untuk pembaruan terkini.
Komandan Tim Basarnas Pos SAR Cirebon, Eddy Sukamto, membenarkan kedua korban yang sebelumnya hilang telah ditemukan. Kedua korban ditemukan di waktu dan lokasi berbeda.
Eddy menyebut, korban pertama yang ditemukan atas nama Agung. Ia ditemukan di sekitar bendungan pada Minggu (9/11) malam.
“Di hari kedua pencarian, pukul 21.50 WIB, korban muncul di permukaan. Masih ada di pusaran air yang ada di bendungan. Kita koordinasi dengan penjaga pintu (air) untuk mengatur pintu mana yang bisa dibuka dan mana yang ditutup, agar korban menjauh dari pusaran. 10 menit kemudian korban ke pinggir dan kita evakuasi,” kata dia.
“Kita bawa ke RSUD Indramayu dan teridentifikasi atas nama Agung. Korban dalam keadaan meninggal dunia,” kata Eddy menambahkan.
Beberapa jam kemudian atau memasuki hari ketiga pencarian, korban kedua berhasil ditemukan. Ia ditemukan sekitar lima kilo meter dari lokasi kejadian.
“Memasuki hari ketiga, pukul 00.30 WIB, korban kedua kita temukan di Blok Gandok, sekitar lima kilometer dari LKP (Last know position). Kondisinya dalam keadaan meninggal dunia,” kata Eddy.
Ia menyebut korban kedua yang telah ditemukan atas nama Lana. Korban langsung dibawa ke RSUD Indramayu. “Korban langsung kita bawa ke RSUD Indramayu, atas nama Lana,” ucap Eddy.
Warga Desa Kanci Kulon, Kecamatan Astanajapura, Kabupaten Cirebon, digemparkan dengan penemuan jasad seorang pria tanpa identitas di sepanjang rel kereta api pada Senin (10/11/2025).
Peristiwa tragis itu diketahui sekitar pukul 09.50 WIB, ketika warga setempat mendapati tubuh manusia dalam kondisi tidak utuh di jalur rel kereta KM 213. Potongan tubuh korban ditemukan tersebar hingga sekitar 500 meter dari titik awal diduga tertabrak.
Menurut informasi sementara, korban diduga tertabrak Kereta Api Menoreh jurusan Pasar Senen-Semarang Tawang yang melintas dari arah barat ke timur.
Sebelum petugas tiba, sejumlah warga langsung mendatangi lokasi kejadian. Rasa penasaran membuat mereka ingin melihat langsung kondisi korban yang tubuhnya berserakan di sekitar rel.
“Awalnya kami mengira hanya ada bangkai hewan, tapi setelah dilihat ternyata manusia,” ujar salah seorang warga yang enggan disebut namanya.
Bagian tubuh korban yang paling menarik perhatian warga adalah kepala bagian belakang yang tampak hancur, namun masih terlihat beberapa rambut dan potongan daging.
Tak lama setelah laporan diterima, petugas gabungan dari Polsek Astanajapura, Tim Inafis Polresta Cirebon, Koramil, serta Polsuska (Polisi Khusus Kereta Api) tiba di lokasi.
Mereka segera melakukan pencarian serpihan tubuh korban yang tercecer di sepanjang jalur rel. Petugas tampak membawa kantong jenazah berwarna oranye untuk mengumpulkan bagian-bagian tubuh yang ditemukan, mulai dari kepala, jari kaki, hingga organ dalam.
Kanit Reskrim Polsek Astanajapura, Ipda Imron, membenarkan peristiwa tersebut. “Benar, telah terjadi peristiwa seorang pria meninggal dunia diduga tertabrak kereta api. Untuk sementara identitas korban belum diketahui karena tidak ditemukan tanda pengenal,” ujar Imron saat ditemui di lokasi.
Ia menambahkan, seluruh potongan tubuh korban sudah berhasil dievakuasi dan dibawa ke RSUD Gunung Jati Cirebon untuk proses identifikasi dan pemeriksaan lebih lanjut.
“Kondisi korban hancur dan tersebar cukup jauh dari titik awal tabrakan, kira-kira sekitar 500 meter,” tambahnya.
Polisi saat itu masih terus melakukan penyelidikan untuk mengetahui identitas korban serta penyebab pasti peristiwa nahas tersebut.
Tidak ditemukan barang pribadi, pakaian lengkap, atau kartu identitas di sekitar lokasi kejadian. Polisi juga tengah berkoordinasi dengan pihak PT KAI untuk memeriksa rekaman kamera dan laporan masinis terkait insiden tersebut.
Fakta memilukan terungkap dalam rekonstruksi kasus pembunuhan satu keluarga di Indramayu. Seorang balita korban pembunuhan ternyata sempat diberi susu oleh pelaku sebelum akhirnya dibunuh.
Kasus ini menewaskan lima orang dalam satu keluarga, yakni Sachroni, anaknya Budi, menantunya Euis, serta dua anak Budi dan Euis yang masing-masing berusia 7 tahun dan 8 bulan.
Peristiwa tragis itu terjadi pada 29 Agustus 2025 di rumah korban di Kelurahan Paoman, Kecamatan Indramayu. Dua pelaku dalam kejadian ini adalah Ririn dan Prio.
Kasat Reskrim Polres Indramayu, AKP Muhammad Arwin Bachar, mengatakan rekonstruksi digelar untuk memperjelas kronologi dan peran setiap pelaku dalam peristiwa berdarah tersebut.
“Untuk rekonstruksi hari ini kami mengundang pihak Kejaksaan Indramayu, agar ada persamaan persepsi dan bisa menggambarkan secara detail tindak pidananya seperti apa, karena diperagakan langsung oleh para pelakunya,” kata Arwin, Selasa (12/11).
Menurut Arwin, ada 90 adegan yang diperagakan para tersangka. Dari situ, tergambar bagaimana para korban dibunuh satu per satu dan kemudian dikubur di belakang rumah.
“Korban pertama adalah saudara Budi, kemudian saudara Sachroni, lalu saudari Euis, dan anak-anaknya. Setelah itu, jenazah ditarik ke belakang dan dikubur secara berjajar dan tertumpuk,” jelasnya.
Dalam proses rekonstruksi itu juga terungkap momen memilukan. Salah satu korban, bayi berusia 8 bulan, sempat menangis sebelum dibunuh. Pelaku disebut sempat menenangkan korban dengan memberi susu.
“Korban balita itu memang sempat menangis dan sempat ditenangkan dengan diberi susu oleh tersangka P. Setelah itu korban anak ini dimasukkan ke kamar mandi, dimasukkan ke bak,” ungkap Arwin.
Ia menambahkan, sejauh ini belum ditemukan fakta baru dari hasil rekonstruksi. “Masih sama seperti hasil pemeriksaan sebelumnya, belum ada fakta-fakta baru,” katanya.
Akibat aksi sadisnya, dua pelaku yang membunuh satu keluarga itu dijerat Pasal 340 KUHP tentang pembunuhan berencana. “Pasalnya 340, ancaman hukumannya penjara seumur hidup atau hukuman mati,” kata Arwin.
Bayar Utang Pribadi Pakai Dana Desa, Kades di Kuningan Ditangkap Polisi
Satpol-PP Tertibkan Lapak PKL di Jalan Stasiun Kejaksan Cirebon
2 Mahasiswa yang Hilang Saat Rafting di Indramayu Ditemukan Meninggal
Pria Misterius Diduga Tertabrak KA di Cirebon, Potongan Tubuh Tercecer
Rekonstruksi Ungkap Fakta Pilu Pembunuhan Sekeluarga di Indramayu
Satpol PP Kota Cirebon melakukan penertiban terhadap para pedagang kaki lima (PKL) yang berjualan di sepanjang Jalan Stasiun Kejaksan, Senin (10/11/2025). Penertiban menyasar lapak-lapak pedagang yang memanfaatkan trotoar untuk berjualan.
Penertiban melibatkan sejumlah petugas dari berbagai instansi. Petugas menyisir area trotoar dan menertibkan lapak yang masih berdiri.
Meski demikian, sebagian besar PKL sudah lebih dulu membongkar lapak mereka secara mandiri sebelum petugas datang. Hal itu membuat proses penertiban berlangsung kondusif.
Kepala Satpol PP Kota Cirebon, Edi Siswoyo mengatakan, sebelum dilakukan penertiban, pihaknya telah beberapa kali melayangkan surat peringatan kepada para pedagang di kawasan tersebut.
“Ini teguran yang sudah ketiga kali. Ini sudah peringatan yang terakhir,” kata Edi Siswoyo saat ditemui di lokasi.
Secara keseluruhan, kata dia, ada 33 lapak PKL yang ditertibkan. Namun, kata dia, sebagian besar para pedagang telah membongkar lapak mereka secara mandiri lapak dagangannya.
“Ada 33 PKL yang kami tertibkan. Alhamdulillah teman-teman PKL atas kesadaran sendiri membongkar secara mandiri. Memang masih ada beberapa peralatan yang belum diangkut, tetapi nanti sore mereka akan angkut sendiri,” kata Edi saat itu.
Dalam melakukan penertiban tersebut, Edi menyatakan pihaknya akan membantu para pedagang untuk mengangkut peralatan mereka. “Jadi memang komitmen kami, kalau barangnya banyak, kita bantu mereka untuk mengangkut barangnya,” ucap Edi.
Menurut Edi, penertiban dilakukan untuk mengembalikan fungsi trotoar sebagai ruang bagi pejalan kaki, sekaligus menata kawasan Stasiun Cirebon agar lebih tertib dan nyaman bagi masyarakat. “Jadi tidak boleh ada lagi yang berjualan di atas trotoar,” kata Edi.
Setelah penertiban, trotoar di kawasan tersebut akan diperbaiki. Edi menyebut perbaikan akan dimulai dalam waktu dekat. “Dua atau tiga hari lagi akan mulai dilakukan perbaikan trotoar,” kata Edi.
Perbaikan trotoar akan melibatkan PT KAI Daop 3 Cirebon. Trotoar ditata dan dipercantik agar lebih nyaman bagi pejalan kaki.
Manager Humas PT KAI Daop 3 Cirebon, Muhibbuddin, mengatakan pihaknya akan mendukung proses perbaikan trotoar di kawasan itu. “KAI akan mendukung pembangunan atau perbaikan trotoar untuk mengembalikan fungsinya sebagai tempat pejalan kaki,” terang Muhib.
Selain diperbaiki, trotoar itu juga nantinya akan dihiasi taman untuk mempercantik tampilan dan membuatnya lebih indah dipandang. “Nanti trotoar itu akan dibangun dan ada sedikit taman untuk mempercantik,” tutur Muhib.
Satpol-PP Tertibkan Lapak PKL di Jalan Stasiun Kejaksan Cirebon
Dua mahasiswa yang sebelumnya hilang saat kegiatan arung jeram (rafting) di Bendungan Karet Bangkir, Kabupaten Indramayu, akhirnya ditemukan. Kedua korban ditemukan di dua lokasi berbeda.
Salah satu korban ditemukan di sekitar area bendungan pada Minggu (9/11) malam. Saat ditemukan, tubuhnya mengambang di permukaan air.
Video yang merekam momen penemuan korban beredar luas di media sosial. Dilihat dalam rekaman tersebut, suasana panik bercampur haru terdengar ketika tubuh korban muncul ke permukaan.
Komandan Tim Basarnas Pos SAR Cirebon, Eddy Sukamto, membenarkan kedua korban yang sebelumnya hilang telah ditemukan. Kedua korban ditemukan di waktu dan lokasi berbeda.
Eddy menyebut, korban pertama yang ditemukan atas nama Agung. Ia ditemukan di sekitar bendungan pada Minggu (9/11) malam.
“Di hari kedua pencarian, pukul 21.50 WIB, korban muncul di permukaan. Masih ada di pusaran air yang ada di bendungan. Kita koordinasi dengan penjaga pintu (air) untuk mengatur pintu mana yang bisa dibuka dan mana yang ditutup, agar korban menjauh dari pusaran. 10 menit kemudian korban ke pinggir dan kita evakuasi,” kata dia.
“Kita bawa ke RSUD Indramayu dan teridentifikasi atas nama Agung. Korban dalam keadaan meninggal dunia,” kata Eddy menambahkan.
Beberapa jam kemudian atau memasuki hari ketiga pencarian, korban kedua berhasil ditemukan. Ia ditemukan sekitar lima kilo meter dari lokasi kejadian.
“Memasuki hari ketiga, pukul 00.30 WIB, korban kedua kita temukan di Blok Gandok, sekitar lima kilometer dari LKP (Last know position). Kondisinya dalam keadaan meninggal dunia,” kata Eddy.
Ia menyebut korban kedua yang telah ditemukan atas nama Lana. Korban langsung dibawa ke RSUD Indramayu. “Korban langsung kita bawa ke RSUD Indramayu, atas nama Lana,” ucap Eddy.
Warga Desa Kanci Kulon, Kecamatan Astanajapura, Kabupaten Cirebon, digemparkan dengan penemuan jasad seorang pria tanpa identitas di sepanjang rel kereta api pada Senin (10/11/2025).
Peristiwa tragis itu diketahui sekitar pukul 09.50 WIB, ketika warga setempat mendapati tubuh manusia dalam kondisi tidak utuh di jalur rel kereta KM 213. Potongan tubuh korban ditemukan tersebar hingga sekitar 500 meter dari titik awal diduga tertabrak.
Menurut informasi sementara, korban diduga tertabrak Kereta Api Menoreh jurusan Pasar Senen-Semarang Tawang yang melintas dari arah barat ke timur.
Sebelum petugas tiba, sejumlah warga langsung mendatangi lokasi kejadian. Rasa penasaran membuat mereka ingin melihat langsung kondisi korban yang tubuhnya berserakan di sekitar rel.
“Awalnya kami mengira hanya ada bangkai hewan, tapi setelah dilihat ternyata manusia,” ujar salah seorang warga yang enggan disebut namanya.
Bagian tubuh korban yang paling menarik perhatian warga adalah kepala bagian belakang yang tampak hancur, namun masih terlihat beberapa rambut dan potongan daging.
Tak lama setelah laporan diterima, petugas gabungan dari Polsek Astanajapura, Tim Inafis Polresta Cirebon, Koramil, serta Polsuska (Polisi Khusus Kereta Api) tiba di lokasi.
Mereka segera melakukan pencarian serpihan tubuh korban yang tercecer di sepanjang jalur rel. Petugas tampak membawa kantong jenazah berwarna oranye untuk mengumpulkan bagian-bagian tubuh yang ditemukan, mulai dari kepala, jari kaki, hingga organ dalam.
Kanit Reskrim Polsek Astanajapura, Ipda Imron, membenarkan peristiwa tersebut. “Benar, telah terjadi peristiwa seorang pria meninggal dunia diduga tertabrak kereta api. Untuk sementara identitas korban belum diketahui karena tidak ditemukan tanda pengenal,” ujar Imron saat ditemui di lokasi.
Ia menambahkan, seluruh potongan tubuh korban sudah berhasil dievakuasi dan dibawa ke RSUD Gunung Jati Cirebon untuk proses identifikasi dan pemeriksaan lebih lanjut.
“Kondisi korban hancur dan tersebar cukup jauh dari titik awal tabrakan, kira-kira sekitar 500 meter,” tambahnya.
Polisi saat itu masih terus melakukan penyelidikan untuk mengetahui identitas korban serta penyebab pasti peristiwa nahas tersebut.
Tidak ditemukan barang pribadi, pakaian lengkap, atau kartu identitas di sekitar lokasi kejadian. Polisi juga tengah berkoordinasi dengan pihak PT KAI untuk memeriksa rekaman kamera dan laporan masinis terkait insiden tersebut.
2 Mahasiswa yang Hilang Saat Rafting di Indramayu Ditemukan Meninggal
Pria Misterius Diduga Tertabrak KA di Cirebon, Potongan Tubuh Tercecer
Fakta memilukan terungkap dalam rekonstruksi kasus pembunuhan satu keluarga di Indramayu. Seorang balita korban pembunuhan ternyata sempat diberi susu oleh pelaku sebelum akhirnya dibunuh.
Kasus ini menewaskan lima orang dalam satu keluarga, yakni Sachroni, anaknya Budi, menantunya Euis, serta dua anak Budi dan Euis yang masing-masing berusia 7 tahun dan 8 bulan.
Peristiwa tragis itu terjadi pada 29 Agustus 2025 di rumah korban di Kelurahan Paoman, Kecamatan Indramayu. Dua pelaku dalam kejadian ini adalah Ririn dan Prio.
Kasat Reskrim Polres Indramayu, AKP Muhammad Arwin Bachar, mengatakan rekonstruksi digelar untuk memperjelas kronologi dan peran setiap pelaku dalam peristiwa berdarah tersebut.
“Untuk rekonstruksi hari ini kami mengundang pihak Kejaksaan Indramayu, agar ada persamaan persepsi dan bisa menggambarkan secara detail tindak pidananya seperti apa, karena diperagakan langsung oleh para pelakunya,” kata Arwin, Selasa (12/11).
Menurut Arwin, ada 90 adegan yang diperagakan para tersangka. Dari situ, tergambar bagaimana para korban dibunuh satu per satu dan kemudian dikubur di belakang rumah.
“Korban pertama adalah saudara Budi, kemudian saudara Sachroni, lalu saudari Euis, dan anak-anaknya. Setelah itu, jenazah ditarik ke belakang dan dikubur secara berjajar dan tertumpuk,” jelasnya.
Dalam proses rekonstruksi itu juga terungkap momen memilukan. Salah satu korban, bayi berusia 8 bulan, sempat menangis sebelum dibunuh. Pelaku disebut sempat menenangkan korban dengan memberi susu.
“Korban balita itu memang sempat menangis dan sempat ditenangkan dengan diberi susu oleh tersangka P. Setelah itu korban anak ini dimasukkan ke kamar mandi, dimasukkan ke bak,” ungkap Arwin.
Ia menambahkan, sejauh ini belum ditemukan fakta baru dari hasil rekonstruksi. “Masih sama seperti hasil pemeriksaan sebelumnya, belum ada fakta-fakta baru,” katanya.
Akibat aksi sadisnya, dua pelaku yang membunuh satu keluarga itu dijerat Pasal 340 KUHP tentang pembunuhan berencana. “Pasalnya 340, ancaman hukumannya penjara seumur hidup atau hukuman mati,” kata Arwin.
