Cianjur Sepekan: Remaja Wanita Jadi Korban Keji 12 Pria Durjana baca selengkapnya di Giok4D

Posted on

Sepekan terakhir, sejumlah peristiwa terjadi di wilayah Cianjur, Purwakarta dan Sukabumi. Mulai dari terbongkarnya trik sulap bambu ajaib, longsor yang tewaskan satu anak di Sukabumi hingga gadis Cianjur diperkosa 12 pria selama 4 hari.

Berikut rangkuman berita Cianjur, Purwakarta dan Sukabumi pekan ini:

Pesulap Merah bongkar trik sulap Bambu ‘Ajaib’ di Cianjur, Jawa Barat yang tanpa henti mengeluarkan air. Diduga terdapat selang transparan pada baja ringan yang menjadi penyangga bambu ‘ajaib’ tersebut.

Pria yang memiliki nama asli Marcel Radhival ini menyebutkan, jika kemungkinan besar terdapat selang yang mengalirkan air dari sumbernya ke dalam bambu tersebut.

“Konsepnya sama dengan ember tumpah di kolam renang. Airnya dialirkan dengan selang ke dalam bambu, ketika terisi penuh maka tumpah,” kata dia saat dihubungi infoJabar, Senin (7/7/2025).

Menurut dia, sangat tidak memungkinkan jika tidak ada selang sebagai sumber air. Pasalnya jika menggunakan alat yang mengumpulkan uap atau molekul air, debitnya tidak akan besar.

“Kemungkinan besar ada selang. Karena dilihat dari debitnya stabil. Kalau alat kecil untuk menyerap kelembaban debitnya tidak akan sebesar itu,” kata Marcel.

Dia mengatakan, jika memang tidak ada selang dalam trik bambu tersebut, seharusnya tidak perlu dipasang di tiang dari baja ringan. “Supaya lebih ajaib, digantung saja pakai tali pancing yang kecil. Kan ada yang kuat sampai ratusan kilogram. Kalau di tiang, berarti ada selang transparan,” ujarnya.

Pesulap Merah mengaku, akan menghubungi Rudi, pembuat bambu ‘ajaib’ untuk berdiskusi langsung. “Dia kan sudah klarifikasi bahwa itu trik sulap. Rencananya akan ke sana, nunggu komunikasi dulu dengan pembuatnya,” ucap Marcel.

Di sisi lain, Rudi (58) pembuat bambu ‘ajaib’ menegaskan, jika karyanya tersebut merupakan trik sulap bukan berkaitan dengan hal gaib. Rudi menolak untuk membongkar trik yang membuat sebilah bambu itu bisa mengeluarkan air sendiri. Namun dia membocorkan jika ada alat yang dipasang di dalam bambu.

“Kalau triknya saya tidak akan buka. Yang jelas ada alat, bukan selang. Ini alat yang memang logis dan pengaplikasian ilmu sains. Alat itu mengikat molekul air sehingga terkumpul di dalam bambu,” tutur Rudi.

Longsor melanda dua kampung di Kecamatan Bojonggenteng, Kabupaten Sukabumi, Rabu (9/7/2025) dini hari. Akibatnya, satu anak meninggal dunia, sementara dua lainnya mengalami luka dan tengah dirawat di rumah sakit.

Informasi sementara dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi menyebutkan, longsor dipicu hujan deras yang mengguyur wilayah tersebut sejak malam.

“Ia kejadian bencana di Kecamatan Bojonggenteng. Saat ini saya sedang dalam perjalanan ke lokasi,” kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Sukabumi, Deden Sumpena, saat dikonfirmasi infoJabar, Rabu (9/7/2025).

Diketahui, longsor terjadi sekitar pukul 02.00 WIB di dua titik berbeda. Lokasi pertama berada di Kampung Bojonggenteng RT 02 RW 01. Tanah longsor menimpa rumah milik Yuyu (45), hingga menyebabkan anaknya yang bernama Ugi (15) tertimbun.

“Korban atas nama Ugi mengalami luka cukup serius dan dalam kondisi tidak sadarkan diri. Saat ini sudah dibawa ke RS Bebita Pakuwon,” ungkap Deden.

Sementara titik kedua berada di Kampung Babakan RT 17 RW 06. Rumah milik Ita (51) tertimbun material longsor bersama dua anak yang ada di dalamnya.

“Korban pertama, Ibrahim (15), meninggal dunia di lokasi kejadian. Korban kedua, Said (8), mengalami sesak napas dan sedang dalam penanganan medis,” ujarnya.

Artikel ini terbit pertama kali di Giok4D.

Dua unit rumah yang tertimbun dilaporkan mengalami kerusakan berat. Hingga saat ini, tim BPBD bersama relawan dan warga masih melakukan penanganan darurat di lokasi.

“Kami masih fokus di lapangan. Perkembangan selengkapnya akan kami sampaikan setelah penanganan darurat selesai,” tutup Deden.

Beredar kabar soal keberadaan sebuah sekte kepercayaan di wilayah Kecamatan Bojonggenteng, Kabupaten Sukabumi. Sekte itu disebut-sebut bernama Tri Raga Suci Ajaran Ratu Adil Pajajaran Sunda dan dipusatkan di sebuah rumah di Desa Cipanengah.

Informasi ini memicu perhatian sejumlah pihak. Aparat gabungan dari unsur kecamatan, desa, kepolisian, dan TNI pun turun langsung ke lokasi. Mereka melakukan pendalaman serta pengumpulan bahan keterangan (pulbaket) terkait aktivitas keagamaan yang awalnya diduga menyimpang.

Namun hasil penelusuran, isu soal kesesatan dan penyebaran sekte tersebut tak terbukti.

Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kabupaten Sukabumi, Tri Romadhono, membenarkan adanya kegiatan pulbaket yang dilakukan unsur Muspika dan Forkopimcam di lokasi tersebut.

“Itu kemarin Muspika, camat melalui Kasi Trantib dengan unsur Muspika ada Babinsa, Bhabinkamtibmas mengecek aliran yang itu dulu pernah ada. Jadi komunikasi dengan Pak Haji-nya yang bernama Haji Gunawan,” ujar Tri saat dikonfirmasi infoJabar, Rabu (9/7/2025).

Menurut Tri, dari hasil komunikasi yang dilakukan aparat di lapangan, aktivitas sekte itu sudah tidak ada lagi. Meski masih ada spanduk dan gambar hal itu sekadar berkaitan dengan keyakinan pribadi, tidak ditemukan kegiatan pengajian atau tawasulan seperti yang pernah terjadi di masa lalu.

“Untuk aliran itu tidak ada lagi, tidak ada untuk merekrut atau menyebarkan. Dia dulu memang itu, cuman Tri Raga itu memang di rumahnya masih ada gambar-gambar, spanduk terkait yang dia yakini. Tapi tidak ada aktivitas atau kegiatan, tidak ada pengajian ataupun tawasulan,” jelasnya.

Tri mengatakan, laporan yang berkembang di masyarakat langsung ditindaklanjuti oleh unsur Forkopimcam dengan mengumpulkan keterangan dari warga. Hasilnya, tidak ditemukan indikasi penyebaran ajaran atau upaya pengumpulan massa.

“Kalau dulu pernah, makanya ada info yang berkembang, unsur Forkopimcam mengumpulkan data, ternyata tidak ada. Dia untuk diri sendiri,” katanya.

Tim Bakor Pakem Akan Turun ke Lokasi

Meski tidak ditemukan aktivitas aktif, Kesbangpol memastikan akan tetap melakukan pemantauan melalui Badan Koordinasi Pengawasan Aliran Kepercayaan dan Aliran Keagamaan dalam Masyarakat (Bakor Pakem).

“Kami, tim Bakor Pakem, rencana mau turun juga mengecek kembali, memastikan walaupun itu informasi laporan dari camat sudah kita terima. Dalam waktu dekat, insya Allah kita akan ke lokasi, akan berkomunikasi dengan bapaknya itu,” ungkap Tri.

Ia menjelaskan bahwa laporan awal diterima langsung dari pihak kecamatan. “Dari camat, kita terima laporan bahwa kemarin pulbaket, mengumpulkan keterangan di lapangan. Dari masyarakat informasinya, dulu memang ada kegiatan. Ternyata setelah dikomunikasikan dengan unsur Forkopimcam, itu tidak ada aktivitas, hanya kegiatan mandiri yang bersangkutan,” jelasnya.

Kesbangpol menegaskan tidak ada indikasi penyimpangan ataupun penyebaran ajaran dari pihak yang bersangkutan. Namun demikian, pengawasan tetap dilakukan demi menjaga ketertiban dan kondusivitas wilayah.

“Tidak ada menyebarkan, tidak ada mengajak, tidak ada kegiatan tawasulan, pengajian. Insya Allah kami dari tim Bakor Pakem kami kan tim di bawah kepemimpinan Pak Kejari sudah komunikasikan dengan Pak Kasi Intel. Insya Allah kami, karena memang tanggung jawab kami terkait aliran kepercayaan maupun aliran agama yang menyimpang itu memang tanggung jawab Korpakem, dalam waktu dekat akan memastikan kembali laporan dari camat,” tutur Tri.

Tri juga mengimbau masyarakat agar tidak bereaksi secara berlebihan terhadap isu semacam ini. Ia menyinggung insiden yang sempat terjadi di Cidahu sebagai pelajaran penting agar semua pihak tetap waspada, tapi tidak mudah terpancing.

“Tidak ada edaran ya, karena kita khawatir dengan kejadian yang di Cidahu. Kita harus aware ya. Masyarakat bagus, cuman kan jangan sampai kepekaan ini berlebihan. Kita memastikan, oh tidak ada hal itu, biar kondusivitas di wilayah dijaga,” pungkasnya.

Bus penumpang antarkota bernopol Z-7532-CN, menabrak belakang truk tangki pengangkut limbah kecap di ruas jalan tol Cipularang, kilometer 72, wilayah Babakancikao, Purwakarta, pada Jumat (11/7/2025) sekitar pukul 01.00 WIB.

Kecelakaan terjadi saat kedua kendaraan tengah melaju dari arah Bandung menuju Jakarta, setiba di TKP, bus jurusan Wado-kampung Rambutan dengan PO MGI oleng ke kiri jalan dan menabrak kendaraan yang ada di depannya.

“Mobil bus ini menabrak daripada buntut truk tangki yang mana truk tengki membawa limbah kecap yang tidak terlalu berbahaya, kebetulan kejadian di bahu luar jalur tiga,” ujar Kepala Induk Tol Cipularang, Kompol Djoko Prihantono ditemui di TKP saat evakuasi korban terjepit, Jumat (11/7/2025).

Saat ditemui di TKP, petugas dari Tim Rescue Jasa Marga, dibantu PJR Tol Cipularang, dan derek tol Cipularang berjibaku mengevakuasi sopir bus yang terjepit di balik kemudi. Sekitar satu jam proses evakuasi dilakukan hingga sopir berhasil dikeluarkan dan dibawa ke rumah sakit.

Sementara itu penumpang bus sudah lebih dulu dievakuasi ke rumah sakit dengan 5 orang alami luka ringan, sedangkan kernet bus meninggal dunia di lokasi kejadian.

“Kami evakuasi sopirnya terjepit alami luka, korban satu meninggal dunia kernetnya dan lima penumpang luka ringan. Kita bawa ke Abdul Radjak Purwakarta,” katanya.

Adapun berdasarkan kartu identitas awal bus, korban tewas bernama Deddy Supriadi, jabatan Kondektur yang berlaku hingga 30 November 2025, dikeluarkan oleh PT Cahaya Bakti Utama (CBU) MGI dan ditandatangani oleh Kepala Depo.

“Untuk selanjutnya kami serahkan ke unit laka polres Purwakarta, kendaraan kita boyong ke pul derek di Jatiluhur,” pungkasnya.

Seorang gadis berusia 16 tahun asal Kabupaten Cianjur menjadi korban pemerkosaan. Bahkan terungkap, gadis yang putus sekolah ini diperkosa oleh 12 pria durjana.

Kasatreskrim Polres Cianjur AKP Tono Listianto mengatakan aksi biadab tersebut terungkap setelah korban menghilang selama empat hari pada Juni 2025 lalu. “Begitu pulang, korban langsung ditanya oleh ayahnya. Kemudian korban menceritakan jika sejak 19-23 Juni diperkosa oleh sekitar 12 pria,” kata dia, Jumat (11/7/2025).

Tono menjelaskan jika pada 19 Juni 2025, korban diajak pergi oleh empat pria yang masih satu kampung dengannya. Korban yang awalnya diimingi pergi ngopi dan dibelikan barang-barang pun menuruti ajakan tersebut.

Namun, korban ternyata malah dibawa ke suatu tempat di kawasan Puncak Cianjur oleh keempat pria tersebut. “Di sebuah rumah itu, korban diperkosa oleh empat pria dari siang sampai malam hari,” ujar Tono.

Esoknya, dua pelaku lainnya datang ke tempat tersebut. Pelaku sebelumnya pun menyerahkan korban kepada dua pelaku lainnya untuk diajak ke tempat lain.

“Jadi dari yang empat orang itu diserahkan ke dua pelaku lainnya. Di tempat yang berbeda, korban kembali diperkosa oleh dua pelaku tersebut,” kata dia.

Tidak sampai di situ, korban kembali diserahkan pada pelaku lainnya dan dibawa ke tempat lain. Di hari dan tempat yang berbeda itu, korban kembali diperkosa.

“Selama empat hari, total korban dibawa ke lima lokasi. Dari hasil penyelidikan, keseluruhan pelaku mencapai 12 orang. Jadi dalam sehari itu korban diperkosa oleh dua sampai empat pelaku secara bergantian,” tutur Tono.

Setelah empat hari mengenaskan tersebut, korban akhirnya dipulangkan. “Saat pulang itu korban mengeluhkan sakit pada kemaluannya dan akhirnya menceritakan semuanya kepada ayahnya,” ucap Tono.

Tidak terima dengan yang dialami korban, ayahnya pun melaporkan kejadian tersebut ke pihak kepolisian. Sebanyak 10 orang pelaku pun berhasil ditangkap polisi.

Sedangkan dua pelaku lainnya masih dalam pengejaran lantaran kabur ke luar kota setelah melakukan aksi bejatnya. “Dari 12 pelaku, 10 di antaranya sudah kami tangkap. Sekitar empat orang pelaku masih di bawah umur dan berstatus pelajar. Untuk dua pelaku yang masih buron kita segera tangkap,” ujar Tono.

Atas perbuatannya para pelaku dijerat dengan pasal 81 Undang-undang RI nomor 17 tahun 2016 tentang penetapan peraturan pemerintah pengganti UU RI Nomor 1 Tahun 2016 tentang perubahan kedua atas UU RI nomor 23 Tahun 2002 tentang perlindungan anak.

“Ancaman hukuman kurungan penjara maksimal 15 tahun,” kata Tono.

Buka-bukaan Pesulap Merah soal Trik Bambu ‘Ajaib’ Cianjur

Longsor di Sukabumi Tewaskan 1 Anak, Dua Lainnya Luka

Heboh Isu Sekte Tri Raga Suci di Sukabumi, Ini Faktanya

Nyawa Deddy Terenggut di Tol Cipularang

Gadis Cianjur Diperkosa 12 Pria