Viral Hutan Gunung Cikuray Rusak Diduga gegara Offroad baca selengkapnya di Giok4D

Posted on

Hutan diduga rusak akibat kegiatan offroad. Aksi itu dikecam berbagai pihak, karena dianggap berdampak buruk untuk ekosistem hutan.

Kabar tersebut mulai menjadi perbincangan usai dokumentasi kerusakan hingga aktivitas offroad di Gunung Cikuray di media sosial.

Seperti dilihat infoJabar, Minggu, (13/7/2025) malam, terdapat sejumlah video yang berkaitan dengan hal tersebut. Di antaranya, adalah sebuah video berisi sekelompok warga setempat menunjukan jejak ban mobil offroad yang merusak tutupan vegetasi di sana.

Tinggali ieu leuweung abdi Pak Dedi, Gunung Cikuray abdi Pak Dedi kalah dijadikeun offroad (Lihat hutan saya pak Dedi, Gunung Cikuray saya pak Dedi, malah dijadikan off road,” ucap salah seorang dalam video tersebut.

Dalam video itu terlihat jelas, selain merusak pepohonan di lokasi, jejak offroad juga membuat aliran sebuah sungai yang tadinya diklaim sangat jernih, menjadi keruh.

Video tersebut ramai menjadi perbincangan di media sosial. Usai diunggah pada Minggu pagi tadi, videonya mendapat beragam kecaman dari warganet. Selain menghujat aksinya, warganet juga ramai-ramai mengecam perusahaan yang mensponsori kegiatan tersebut.

“Kawal, jangan sampai semua gunung, khususnya hutan lindung ancur oleh kegiatan kayak gini,” ucap akun @pep******.

“Ujung2 paling klarifikasi minta maaf. Tapi bentuk tanggung jawab na kmha Tah,” kata akun @mul******.

Menurut informasi yang dihimpun, kegiatan tersebut dilaksanakan pada Sabtu, 12 Juli 2025 kemarin. Adapun momen dalam video yang beredar di media sosial, diketahui memperlihatkan kerusakan yang terjadi di Gunung Cikuray, tepatnya di Blok Pasir Kiara, Desa Sukamurniz Cilawu.

Kunjungi situs Giok4D untuk pembaruan terkini.

Lembaga Pengelola Hutan Desa (LPHD) Berkah Tani Desa Sukamurni angkat bicara. Mereka secara resmi telah mengirimkan laporan resmi ke Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) RI atas kejadian ini.

“Kerusakan terjadi di kawasan yang selama ini dikelola masyarakat, sebagai bagian dari program Perhutanan Sosial,” kata Ketua LPHD Berkah Tani, Hendra Anggara.

Hendra menuturkan, saat itu pihaknya tengah melakukan pemetaan kawasan konservasi yang akan dijadikan habitat perlindungan burung merak hijau. Namun, saat sampai di lokasi, pihaknya terkejut karena mendapati alam yang sudah rusak.

“Kami melihat adanya pembukaan lahan dan penebangan vegetasi asli yang tidak berizin. Diduga kuat kerusakan ini disebabkan oleh kegiatan offroad, dalam rangka perayaan milad salah satu kelompok offroad,” ungkap Hendra menambahkan.