Petugas Damkar Ciamis belakangan ini disibukan dengan mengevakuasi ular jenis king kobra yang masuk ke rumah warga. Mereka harus berjibaku hingga menantang maut untuk menangkap’Si Raja’ ular yang paling berbisa tersebut.
Nanang Nurdin, Petugas Damkar Ciamis telah berulang kali mengevakuasi king kobra di rumah warga. Nanang alias Unyil pun menceritakan pengalamannya menangkap king kobra. Menurutnya, bertugas menangkap ular king kobra terlihat sepele namun punya risiko tinggi bahkan bisa dikatakan menantang maut.
“Mengevakuasi ular sanca atau king kobra sama-sama ada risikonya. Tapi yang paling berisiko king kobra karena apabila tidak hati-hati bisa terkena semburan bisa yang dapat berakibat fatal,” ujar Nanang, Rabu (2/7/2025).
Untuk mengurangi risiko setiap menangkap king kobra, petugas Damkar Ciamis harus menggunakan APD lengkap. Mulai dari kacamata pelindung, helm, sarung tangan hingga alat hook hingga karung.
“Untuk perlengkapan memang ada dari kantor, tapi untuk kacamata pelindung memang anggota beli sendiri. Semoga ke depan bisa lebih dilengkapi lagi supaya lebih aman lagi dalam membantu masyarakat mengevakuasi hewan seperti king kobra,” tuturnya.
Nanang mengaku, pengalamannya selama ini telah berhasil menangkap sejumlah king kobra dengan aman dan selamat. Ada pun kendala yang dihadapi adalah ketika ular bersembunyi di atas atap rumah. Alasannya, ketika mengevakuasi ular dilakukan di tempat yang sempit, kesempatan menghindar ketika king kobra menjadi agresif menjadi terbatas.
“Risikonya itu bisa kena semburan, king kobra itu bisa loncat sampai 1 meter, semburannya bisa juga bisa 1 meter. Untuk menangkap king kobra perlu ketenangan dan feeling yang bagus untuk menjaga agar ular tidak agresif. Ketika kepalanya sudah diamankan akan semakin mudah mengevakuasinya. Ada teknik tersendiri tidak asal menangkap supaya kita selamat, ularnya juga selamat,” ucapnya.
Mengevakuasi ular sanca atau piton, Nanang mengakui lebih menguras tenaga dibanding king kobra karena lilitannya yang kuat. Tapi yang dikhawatirkan dari king kobra adalah bisanya yang sangat mematikan.
“Katakan saja tidak menggigit tapi menyembur, kemudian semburannya kena pori-pori atau ada luka lecet itu bisa fatal. Lalu ketika kena mata minimal bengkak dan menyebabkan kebutaan. Ini memang menantang maut, tidak seberapa tapi fatal,” tuturnya.
Untuk menambah ilmu tentang ular king kobra, petugas Damkar Ciamis juga sering menjalin komunikasi dengan komunitas reptil hingga para ahli seperti Si Gundul dan Panji Petualang.
“Alhamdulillah tugas kami selama ini berjalan lancar. Ular dapat dievakuasi sampai dilepasliarkan. Kami petugas damkar bisa membantu masyarakat dengan kondisi selamat,” jelasnya.
Nanang mengungkapkan, king kobra hasil evakuasi dari rumah warga biasa diserahkan ke BKSDA Ciamis. Namun ketika terlalu penuh, ular biasanya diserahkan ke komunitas yang siap melakukan rilis atau pelepasliaran.
“Kami berkoordinasi dengan instansi terkait dan juga komunitas. King kobra ini oleh mereka dirilis ke Gunung Sawal atau habitatnya,” pungkasnya.