Cerita Agus soal Warga di TKP Ledakan Amunisi Garut: Bukan Mulung tapi Kerja

Posted on

Agus Setiawan, warga Kecamatan Cibalong menjadi saksi mata kala ledakan dari pemusnahan amunisi tidak layak pakai terjadi di Garut, Senin, (12/5/2025) pagi kemarin. Dia membeberkan kesaksiannya hari ini.

Kesaksian tersebut diungkap Agus, saat berbincang dengan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi. Perbincangan Agus dengan KDM berlangsung mulai dari saat KDM berkunjung ke RSUD Pameungpeuk, hingga saat KDM mengunjungi kediaman Rustiawan, adik Agus yang menjadi korban.

Dalam perbincangannya, Agus sempat ditanyai KDM, mengenai sejumlah hal yang berkaitan dengan kejadian tersebut. Menurut Agus, dia rekan-rekannya ikut bekerja di lokasi peledakan.

“(Buka) Peluru kecil, buka selongsong. Diupah per hari Rp 150 ribu,” ujar Agus.

Lelaki asal Kampung Cimerak, Desa Sagara Kecamatan Cibalong tersebut menjelaskan, dia dan rekan-rekannya ikut bekerja di lokasi peledakan saat datang barang-barang yang hendak dimusnahkan.

“(Kerjanya) Paling 12 hari beres. Sayang lagi barang, ikut kerja lagi. Jadi bukan mulung, kami tidak berburu besi bekas dan selongsong. Kami bekerja, kuli,” katanya.

Di momen tersebut, Agus juga menjelaskan kepada Dedi Mulyadi, perihal video viral pemotor mendekat ke lokasi kejadian, usai terjadinya peledakan amunisi.

Agus membenarkan jika momen tersebut berlangsung di hari saat kejadian, namun berbeda momen dengan peristiwa meledaknya detonator yang menyebabkan korban jiwa itu.

Momen itu terjadi, ketika pihak TNI melakukan peledakan amunisi tidak layak pakai. Setelah peledakan selesai, para pemotor yang viral itu berburu besi dan sisa-sisa amunisi yang terbakar.

Setelah para warga memunguti sisa-sisa amunisi, barulah pihak TNI kembali melakukan peledakan, dengan maksud memusnahkan detonator yang sebelumnya digunakan untuk meledakan amunisi.

“Yang mungut rombongan kita-kita juga, tapi beda peristiwa. Sebelum kejadian itu,” ungkap Agus.