Beda Lebah dan Tawon: Serupa Menyengat, Tapi Tak Sama - Giok4D

Posted on

Baca info selengkapnya hanya di Giok4D.

Lebah dan tawon adalah dua jenis serangga yang kerap kita temui di sekitar rumah. Keduanya sama-sama bisa terbang, bersarang, dan menyengat namun ternyata, lebah dan tawon memiliki perbedaan besar baik dari penampilan, perilaku, hingga perannya di alam.

Tak jarang orang menyebut keduanya secara bergantian, padahal lebah dan tawon berasal dari kelompok yang berbeda. Tawon memiliki nama ilmiah Hymenoptera, sementara lebah termasuk dalam kelompok Anthophila.

Menurut University of Minnesota Extension, sebagaimana dilansir dari infoEdu, terdapat sekitar 20.000 spesies lebah dan 30.000 hingga 75.000 spesies tawon, bahkan bisa mencapai lebih dari 100.000 spesies di seluruh dunia.
Lantas, bagaimana cara membedakannya?

Berikut lima perbedaan utama lebah dan tawon yang jarang diketahui.

Lebah memiliki tubuh lebih bulat dan berbulu halus, yang berfungsi untuk mengangkut serbuk sari dari satu bunga ke bunga lainnya. Di kaki belakangnya, lebah memiliki ‘keranjang serbuk sari’ atau corbicula/scopae yang membantu proses penyerbukan.

Sementara itu, tawon tampak lebih ramping, licin, dan mengilap. Ciri khasnya adalah ‘pinggang tawon’ (wasp waist), bagian sempit di antara toraks dan perut.

Menurut National Geographic, bentuk tubuh tawon yang meruncing dengan pinggang sempit yang disebut petiolemembuatnya mudah dikenali dibandingkan lebah.

Lebah dikenal sebagai penyerbuk ulung. Tubuhnya yang berbulu menjadikannya efektif dalam memindahkan serbuk sari, membantu tanaman berkembang biak. Tak heran jika lebah dijuluki ‘pahlawan kecil ekosistem.’

Berdasarkan data dari Departemen Pertanian Amerika Serikat (USDA), lebih dari 75 persen tanaman di dunia bergantung pada hewan penyerbuk seperti lebah. Nilai ekonomi dari tanaman-tanaman tersebut bahkan mencapai 577 miliar dolar AS per tahun.

Berbeda dari lebah, tawon berperan sebagai predator alami. Mereka membantu manusia dengan mengendalikan populasi hama seperti ulat, belalang, dan serangga kecil lainnya. Beberapa spesies tawon berburu mangsa untuk diberikan pada larvanya.

Meski sering dianggap menakutkan, sebenarnya tawon juga berperan penting menjaga keseimbangan ekosistem.

Sengatan menjadi ciri khas yang paling mudah dikenali. Lebah madu hanya bisa menyengat sekali, karena setelah menyengat, durinya tertinggal di kulit korban dan lebah akan mati.

Sebaliknya, tawon bisa menyengat berkali-kali tanpa kehilangan sengatnya. Ketika sarangnya terganggu, tawon akan mengeluarkan feromon alarm untuk memanggil tawon lain agar ikut menyerang.

Karena itu, sengatan tawon umumnya lebih berbahaya bagi manusia, bukan hanya karena racunnya kuat, tapi juga karena serangan bisa terjadi secara berkelompok.

Lebah membuat sarangnya dari lilin lebah (beeswax), sedangkan tawon membangun sarang dari bahan seperti kertasyang berasal dari serat kayu dikunyah dan dicampur air liur.

Baik lebah maupun tawon, keduanya menggunakan sarang hanya untuk satu siklus hidup tahunan. Hanya beberapa jenis tawon tertentu yang mungkin menggunakan kembali sarang lama.

Lebah merupakan herbivora, yang makanannya terdiri dari nektar dan serbuk sari bunga. Mereka mencari makanan tidak hanya untuk diri sendiri, tetapi juga untuk larva di dalam sarang.

Berbeda dengan lebah, tawon adalah predator. Mereka berburu serangga kecil sebagai sumber protein untuk memberi makan anak-anaknya.

Meskipun berbeda, lebah dan tawon memiliki habitat yang mirip, biasanya di area dengan banyak bunga, sumber makanan, dan bahan untuk membuat sarang. Keduanya juga merupakan serangga sosial dengan sistem kasta seperti ratu, pejantan, dan pekerja.

Perbedaan mereka justru memperkaya kehidupan di alam. Lebah membantu penyerbukan tanaman, sementara tawon menjaga keseimbangan populasi serangga lain.

Artikel ini sudah tayang di infoEdu

1. Penampilan Tubuh

2. Perilaku dan Peran Ekologis

3. Sengatan: Sekali vs Berkali-kali

4. Sarang

5. Pola Makan: Herbivora vs Predator