Banjir Rendam Sekolah dan 11 Rumah di Cimahi Selatan

Posted on

Banjir menerjang puluhan ruangan Yayasan Pendidikan Islam Darussurur serta belasan rumah warga di Kampung Panyaweuyan RT 02/13 Kelurahan Utama, Kecamatan Cimahi Selatan, Kota Cimahi.

Ketinggian air terus bertambah kala hujan deras yang mengguyur Cimahi dan sekitarnya pada Senin (28/7/2025) sore. Air merendam semua bangunan sekolah dan rumah-rumah di sekitarnya.

Berdasarkan pantauan infoJabar, hingga pukul 21.30 WIB, ketinggian air bervariasi. Mulai dari 50 sentimeter sampai paling dalam di tengah lapangan sekolah yang diperkirakan mencapai 120 sentimeter.

Sementara di rumah-rumah warga, ketinggian air berkisar 40 sentimeter sampai 70 sentimeter. Sebagian perabotan sudah diselamatkan, namun mereka pasrah jika furnitur lain yang sulit dievakuasi terendam banjir.

“Tadi jam 6 sore lah mulai naik airnya, jam 7 semakin tinggi. Sampai sekarang belum surut. Jadi kalau hujannya besar seperti tadi, langsung banjir,” kata Priyatna, warga setempat yang terdampak banjir, Senin (28/7/2025).

Beruntung rumahnya punya dua lantai, sehingga ketika banjir merendam maka istri dan anaknya langsung menyelamatkan diri ke lantai atas. Ia berharap ada solusi atas banjir yang kerap menerjang.

“Anak istri di lantai atas, kebetulan lantai 2. Ini yang paling parsh banjirnya, waktu 2023 sama setinggi ini tapi surutnya cepat. Ini belum surut-surut juga. Soal perabotan banyak yang rusak dampak banjir ya pasrah aja, minta segera ada solusi,” kata Priyatna.

Kesibukan juga terlihat di Yayasan Pendidikan Islam Darussurur yang bangunannya berdampingan dengan rumah warga. Banjir masuk ke semua ruangan, termasuk tempat penyimpanan dokumen dan peralatan sekolah seperti komputer.

“Paling dalam di tengah, lapangan itu sekitar 1,2 meter. Semua bangunan terendam, mulai dari kelas, ruang kepala sekolah, ruang peralatan, musala. Dan sampai jam segini belum surut,” kata Arifin, pembina ekstrakulikuler di sekolah tersebut.

Beruntung, banjir merendam saat siswa sudah pulang. Saat ini, ia dan guru lainnya cuma bisa menyelamatkan dokumen dan peralatan yang belum terendam air. Belajar dari pengalaman banjir sebelumnya, ruang komputer sudah dipindahkan ke tempat lebih aman.

“Ruang komputer tahun 2023 saat banjir besar itu terendam. Sekarang sudah dipindahkan, untung cuma masuk sedikit. Sisanya aman, tapi ya dokumen banyak yang terendam. Besok mungkin semua siswa dan santri baru beres-beres,” kata Arifin.

Sementara itu, anggota Unit Reaksi Cepat BPBD Kota Cimahi, Jaka Umbara, menyebut dari hasil assessment sementara ada 11 rumah dan satu sekolah yang terendam banjir di Kelurahan Utama.

“Hasil assessment kita, itu 11 rumah dan 1 sekolah. Air masuk ke semua ruangan, ketinggian bervariasi sekitar 50 sentimeter. Saat ini kita sudah imbau untuk mengungsi ke kerabat dulu,” kata Jaka.

Ia menyebut masih memantau pergerakan air. Penanganan bisa dilakukan dengan penyedotan menggunakan alkon. Air sendiri berasal dari saluran di belakang bangunan yang menyempit.

“Kita pantau dulu situasinya, bisa saja kita sedot menggunakan peralatan kita. Cuma kita lihat apakah ada penurunan atau seperti apa,” kata Jaka.