Bandung Raya Sepekan: Terbongkarnya Sindikat Penjualan Bayi ke Singapura

Posted on

Sejumlah peristiwa terjadi di wilayah Bandung Raya pekan ini. Mulai dari terungkap sindikat perdagangan bayi ke Singapura hingga Persib umumkan pemain baru lewat karangan bunga.

Berikut rangkuman berita Bandung Raya pekan ini:

Hari pertama masuk sekolah di SMAN 1 Bandung, Senin (14/7/2025), diwarnai dengan kekurangan fasilitas belajar. Sejumlah siswa tampak duduk di kursi tanpa meja selama kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) berlangsung.

Kepala SMAN 1 Bandung, Tuti Kurniawati, menjelaskan bahwa sekolah terpaksa menggunakan kursi yang biasanya dipakai untuk kegiatan di aula, karena belum tersedia kursi dan meja permanen untuk seluruh siswa.

“Kami masih memberdayakan yang ada di sekolah. Sekarang baru memiliki kursi Citos yang biasa dipakai di aula. Sementara pakai itu sambil kami menunggu (APBD) perubahan baru dialokasikan,” ucap Tuti.

Dia menyebut, jumlah siswa baru di SMAN 1 Bandung sebanyak 484 orang yang dibagi dalam 11 rombongan belajar (rombel). Menurutnya tiap rombel terdapat penambahan 8 siswa yang masuk melalui program Penanggulangan Anak Putus Sekolah (PAPS).

Tuti menyebut, akibat keterbatasan sarana, sekolah belum dapat menyediakan meja untuk seluruh siswa. Untuk mengatasi keterbatasan ini, siswa kata dia diimbau membawa papan dada dari rumah agar tetap bisa mengikuti pembelajaran dengan nyaman.

“Nanti diimbau membawa papan dada untuk sementara. Sudah diinformasikan ke orang tua melalui panitia MPLS. Sekarang MPLS masih berpusat di aula jadi belum terlalu urgent ya untuk itu, mudah-mudahan dalam seminggu ini kita ada solusi,” katanya.

Pihak sekolah juga telah berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan Jawa Barat terkait kendala sarana prasarana tersebut. “Ke dinas kita sudah komunikasi soal keterbatasan ini, dan sekarang tinggal menunggu kebijakan lebih lanjut dari Disdik,” jelas Tuti.

Suasana Jalan K.H.P Mustofa, Kota Bandung pada Sabtu 5 Juli 2025 lalu mencekam. Hal itu terjadi saat sekelompok dari Pesilat Setia Hati Terate (PSHT) melakukan pengeroyokan terhadap warga sekitar.

Video pengeroyokan itu viral di media sosial. Dalam video yang beredar, sejumlah bendera dikibarkan kelompok PSHT saat iring-iringan dengan sepeda motor.

Kelompok itu kemudian berhenti di lampu merah yang ada di jalan itu. Selain mengibarkan bendera berukuran besar, kelompok pengendara ini juga memainkan gas motornya yang membuat kenalpot brongnya mengeluarkan suara bising. Dalam waktu bersamaan, terlihat sejumlah orang diserang.

Kapolrestabes Bandung Kombes Pol Budi Sartono mengatakan, kejadian ini berhasil diungkap Polrestabes Bandung. Budi membenarkan pelaku pengeroyokan warga ini merupakan rombongan pesilat dari salah satu perguruan silat di Kota Bandung.

“Setelah dilakukan penelitian, penyidikan itu dilakukan oleh kelompok Persatuan Pencak Silat yang sudah selesai melaksanakan kenaikan pangkat. Pada saat itu mereka pulang, iring-iringan dan pada saat melewati daerah Cibeunying Kaler bertemu dengan korban atas nama Muhammad Fahmi dan kemudian para tersangka melakukan pengeroyokan terhadap korban tersebut,” kata Budi, Senin (14/7/2025).

Budi mengungkapkan, setelah dilakukan pemeriksaan dan pendalaman, pengeroyokan ini dilatarbelakangi saat sekelompok pesilat melintasi daerah Kampus Itenas, korban melihat iring-iringan motor. Menurutnya, korban sempat menegur karena para pengendara tersebut berlaku ugal-ugalan.

“Kalau dari versi tersangka bahwa korban melempar botol kemudian karena hal tersebut para pelaku turun dari motor dan melakukan pengejaran dan pengeroyokan terhadap korban,” ungkapnya.

Menurut Budi penyelidikan yang dilakukan anggota Satreskrim Polrestabes Bandung hingga Polsek Cibeunying Kaler pun membuahkan hasil dan berhasil mengungkap kasus ini.

“Alhamdulillah kami bisa menangkap keempat pelaku yaitu tersangka atas nama MIH, tersangka atas nama FHF, tersangka atas nama AE, dan tersangka atas nama JP dengan peran masing-masing. Ada yang menendang, ada yang mendorong, ada yang memukul, dua orang lagi memukul,” sebutnya.

Menurut Budi, empat tersangka tersebut dikenakan Pasal 170 dengan ancaman pidana 5 tahun 6 bulan penjara.

“Maka dari itu, sekali lagi saya ingatkan kepada seluruh warga Kota Bandung, khususnya pada kelompok-kelompok bermotor, geng motor, ataupun kelompok apapun yang melakukan tindakan anarkis atau melakukan pengeroyokan terhadap masyarakat akan kami tangkap. Jadi jangan bermain-main di Kota Bandung, pasti kita tangkap,” tegas Budi.

“Saya mengimbau tidak boleh lagi ada konvoi-konvoi, iring-iringan, apalagi sampai memprovokasi dan menganiaya khususnya warga Kota Bandung,” pungkasnya.

Agil Tina Saputra tertunduk lesu dalam balutan baju tahanan Satreskrim Polres Cimahi. Pemuda asal Bojongsoang, Kabupaten Bandung itu kini harus mendekam di balik jeruji besi untuk waktu lama.

Di usianya yang baru menginjak 20 tahun, Agil sudah berurusan dengan tindak kriminal. Tak tanggung-tanggung, pemuda lulusan SMK itu memalsukan, memproduksi, lalu mengedarkan uang palsu.

Agil ditangkap polisi di kontrakannya di Kampung Tipar Timur, RT 04/16, Desa Laksanamekar, Kecamatan Padalarang, Kabupaten Bandung Barat pada Rabu (9/7/2025). Kini ia harus mempertanggungjawabkan perbuatannya.

“Kami amankan AG, terkait dengan kasus pemalsuan mata uang rupiah. Dia diamankan di kontrakannya di Tipar, Padalarang,” kata Kapolres Cimahi, AKBP Niko N. Adi Putra saat konferensi pers di Mapolres Cimahi, Senin (14/7/2025).

Kasus itu terungkap setelah polisi menerima informasi dari masyarakat yang mencurigai adanya peredaran uang palsu di wilayah mereka. Polisi lalu melakukan penyelidikan sampai akhirnya mengerucut pada sosok Agil.

Dari tangan tersangka, polisi mengamankan barang bukti berupa uang palsu pecahan Rp50 ribu yang sudah dicetak sebanyak 150 lembar namun belum dipotong. Pada setiap lembarnya ada dua buah uang palsu.

Barang bukti lainnya yakni 77 lembar uang palsu pecahan Rp100 ribu yang belum dipotong dengan jumlah per lembarnya sebanyak dua buah uang palsu. Serta 184 lembar uang palsu siap edar dengan pecahan Rp100 ribu.

“Jadi ada yang belum digunting oleh tersangka dan ada yang sudah siap edar,” kata Niko.

Niko menyebut uang palsu yang diproduksi oleh tersangka Agil lalu ia coba belanjakan di sebuah warung di wilayah Batujajar. Tak cuma itu saja, sebagian lagi dijual ke pemesan melalui jasa pengiriman online.

“Jadi dia mengaku dibelanjakan ke kios-kios kecil di Batujajar dan di dekat kontrakannya. Rata-rata dia pakai di malam hari, ketika konsentrasi orang itu sudah melemah. Sebagian lagi dia jual ke pemesan yang komunikasinya di telegram,” ujar Niko.

Setiap 3 lembar uang palsu pecahan Rp100 ribu, dijual seharga Rp100 ribu atau 1 berbanding 3. Sementara untuk uang palsu pecahan Rp50 ribu, pembeli akan mendapatkan 6 lembar.

“Jadi disesuaikan saja nominalnya, pokoknya perbandingan harga itu 1 bandung 3. Jadi Rp100 ribu uang asli, mendapatkan Rp300 ribu uang palsu,” ujar Niko.

Sebuah mini bus tiba di Halaman Gedung Ditreskrimum Polda Jabar. Mini bus berwarna putih itu berisikan 12 orang tersangka tindak pidana penjualan orang (TPPO).

Pantauan infoJabar, Senin (14/7/2025) sekitar pukul 19.30 WIB, 12 orang tersangka itu langsung diturunkan dan dikawal oleh petugas Ditreskrimum Polda Jabar dan digiring ke dalam gedung.

Saat digiring, 12 tersangka ini seluruhnya berjenis kelamin wanita. Saat disorot kamera awak media, mereka menutup wajah dengan tangannya. Selain itu, ada enam balita yang juga diamankan petugas dari tangan pelaku.

Kabid Humas Polda Jabar Kombes Pol Hendra Rochmawan mengatakan 12 orang ini diduga terlibat dalam penjualan balita jaringan internasional dan dijual ke negara Singapura. “Pada malam hari ini Ditreskrimum Polda Jabar telah berhasil mengamankan jaringan human trafficking, di mana yang kita amankan ini jumlah tersangkanya cukup banyak, yaitu 12 tersangka,” kata Hendra.

“Dan, kita pada malam hari ini juga telah mendapatkan informasi dari Ditreskrimum bahwa kita telah mengamankan 6 korban balita,” tambahnya.

Enam bayi yang diamankan ini di antaranya, lima dari Pontianak dan satu dari Jabodetabek. “Untuk para tersangka yang kita dapatkan ini mereka mempunyai peran-peran yang berbeda-beda, yang pertama sebagai perekrut awal, sebagai perawat ketika masih bayi, maupun transaksinya, bahkan sampai sebelum lahir, yaitu dari kandungan kemudian ada penampungnya, dan juga ada pembuat surat-suratnya, juga pengirim, yang rencananya pengiriman ini dikirimkan ke Singapura ke negara tetangga kita,” jelasnya.

Bukan hanya tersangka, Hendra menyebut jika beragam barang bukti juga diamankan petugas. “Kita juga tidak hanya menangkap tersangka-tersangka ini saja, tetapi juga barang bukti berupa surat-surat, identitas, bahkan paspor serta kepemilikan identitas dari si korban ini,” tambah Hendra.

Sementara itu, Dirreskrimum Polda Jabar Kombes Surawan mengatakan, untuk lima bayi yang diamankan di Pontianak rencananya akan dijual ke Singapura. “Kita telah berhasil mengamankan sindikat bayi internasional, kita berhasil mengamankan bayi 5 orang di Pontianak yang rencananya akan dikirimkan ke Singapura dan sudah dilengkapi dengan dokumen-dokumen,” ujarnya.

Untuk 1 bayi lainnya diamankan di Tangerang dan belum diterbangkan ke Pontianak. Surawan belum dapat menjelaskan terkait informasi lengkap terkait kejadian ini. Menurutnya saat ini penyidik masih bekerja dalam melakukan pengembangan kasus ini.

“Saat ini kita masih pengembangan terkait dengan bayi-bayi yang ada di Singapura. Nanti kita akan bekerjasama dengan Interpol,” ujarnya.

Persib Bandung kembali mengumumkan pemain barunya untuk musim depan. Melalui karangan bunga, Persib meresmikan perekrutan Frans Futros, pemain kelahiran Denmark berkebangsaan Irak.

Nama Frans Putros dipasang dalam karangan bunga di Jalan Asia Afrika, Kota Bandung, Rabu (16/7/2025). Wali Kota Bandung Muhammad Farhan memasang langsung nama Frans Futros ketika diperkenalkan kepada publik.

Momen itu pun banyak menarik perhatian bobotoh yang sedang melintas. Mereka kemudian berhenti sejenak untuk sekedar mengabadikan info-info nama Frans Putros diumumkan.

Pemain bernama lengkap Frans Dhia Jirjis Haddad itu diboyong dengan kontrak berdurasi dua tahun. Frans Putros menjadi bagian dari strategi yang diinginkan pelatih Persib Bojan Hodak untuk memperkuad kedalaman skuad di musim depan.

“Kedalaman skuad menjadi aspek krusial yang sangat diperhatikan Coach Bojan. Musim ini, Persib akan berjuang di dua kompetisi besar sekaligus, Liga Super Indonesia dan AFC Champions League Two 2025/2026, sehingga dibutuhkan rotasi dan kualitas pemain yang merata,” kata Deputy CEO PT Persib Bandung Bermartabat Adhitia Putra Herawan.

Frans Putros yang kini berusia 32 tahun, diboyong setelah punya segudang pengalaman di sepak bola Asia. Sebelum berlabuh di Persib Bandung, Putros merupakan pilar utama Port FC, klub Thailand yang baru saja menjuarai Piala Presiden 2025 dengan catatan 93 penampilan dan menyumbang 5 gol serta 7 assist.

Dengan kemampuan bertahan yang solid, leadership yang kuat, dan pengalaman internasional yang luas, Putros diyakini akan menjadi tambahan berharga bagi lini belakang Persib.

“Wilujeng sumping, Frans Putros! Kami menyambut hangat kehadirannya di Bandung dan berharap kontribusi terbaiknya selama masa kontrak ini. Sekarang saatnya kita semua, dari manajemen, pemain, hingga Bobotoh, bersatu dan berjuang bersama membawa kejayaan untuk klub kebanggaan ini,” pungkasnya.

Tampang lesu para tersangka kasus korupsi saat digiring petugas Kejaksaan Negeri (Kejari) Kabupaten Bandung, Kamis (17/7/2025). Mereka nekat bersekongkol melakukan korupsi di Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bandung Barat.
Ketiga tersangka tersebut, yakni ES, CG, dan RDS. Ketiganya saat ini harus mempertanggungjawabkan perbuatannya dan mendekam di balik jeruji besi.

Tindakan korupsi tersebut bermula saat Dinkes Kabupaten Bandung Barat melakukan proyek belanja caravan mobile unit lab COVID-19 tahun 2021 silam. Belanja anggaran tersebut senilai Rp 6,74 miliar.

“Pengadaan caravan ini dilaksanakan berdasarkan kontrak pengerjaan yang ditanganinya oleh saudara ES, CG, selaku direktur PT MAS nilai kontrak Rp4,4 miliar,” ujar Kepala Kejari Kabupaten Bandung Donny Haryono Setyawan, kepada awak media, di kantor Kejari Kabupaten Bandung, Baleendah, Kamis (17/7/2025).

Dalam pelaksanaan pengadaannya telah terjadi perbuatan melawan hukum. Salah satunya PT Laboratorium dan penunjang medik Kabupaten Bandung Barat tidak pernah mengajukan permohonan pengadaan caravan mobile unit lab COVID-19 tersebut.

“Artinya pengadaan ini tidak didasarkan pada kebutuhan. Kedua Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) tidak pernah membuat Kerangka Acuan Kerja (KAK) dan Harga Perkiraan Sendiri (HPS) pada tahap pelelangan kegiatan tersebut,” katanya.

Dalam pengadaan tersebut, Kejari Kabupaten Bandung mencium adanya persengkongkolan jahat antara ES dan CG. Tersangka ES merupakan mantan Kepala Dinkes Kabupaten Bandung Barat dan CG adalah direktur PT Multi Artasari dalam pengadaan caravan mobile unit COVID-19.

“Keduannya bersekongkol untuk memenangkan PT MAS sebagai penyedia jasa. Meskipun sebenarnya PT MAS tidak memenuhi syarat, adalah perusahaan konstruksi bangunan, bukan perusahaan karoseri dan tidak bersertifikat karoseri,” jelasnya.

Donny menduga, saat selesai pengadaan panitia pemeriksa hasil pekerjaan tidak seluruhnya melaksanakan hasil pekerjaan sesuai dokumen kontrak. Pasalnya daftar pekerjaan pengadaan barang jasa serta berita acara serah terima tersebut telah dibuat oleh tersangka lainnya inisial RDS.

“Jadi seolah-olah hasil pekerjaan berupa caravan tersebut telah sesuai spesifikasinya sebagaimana tercantum dalam kontrak. Sehingga dilakukan pembayaran 100 persen kepada PT MAS,” ucapnya.

“Pada kenyataannya sampai dengan saat ini, mobile caravan unit tersebut tidak dapat difungsikan, tidak dapat digunakan, mangkrak, karena tidak terpenuhinya syarat-syarat administrasi dan teknis sebagai suatu caravan unit mobile laboratorium Covid-19,” tambahnya.

Bahwa berdasarkan hasil audit perhitungan kerugian keuangan negara terkait dugaan tindak pidana korupsi pada pengadaan Caravan Mobile Unit Laboratorium Covid-19 pada Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung Barat telah menyebabkan kerugian keuangan negara sejumlah Rp 3.07 miliar.

“Pada hari ini tim penyidik pada bidang khusus telah menetapkan tiga tersangka, yaitu inisial ES mantan kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung Barat selaku pengguna anggaran, CG pihak swasta selaku penyedia pada pengadaan, dan RDS sebagai pemikik PT MAS,” tegasnya.

“Tiga orang yang telah ditetapkan sebagai tersangka ini pada hari ini telah dilakukan pemeriksaan sebagai tersangka dan kita lakukan penahanan,” lanjutnya.

Peristiwa mencekam terjadi kala pria berinisial A menjadi korban pengeroyokan oleh segerombolan orang. Aksi pengeroyokan tersebut terekam kamera CCTV dan videonya viral di sosial media.
Dalam video yang beredar, nampak terdapat segerombolan orang tengah nongkrong di warung. Kemudian datang pria berboncengan yang diketahui sebagai korban.

Setelah tiba di dekat gerombolan tersebut, korban tiba-tiba dipukuli orang-orang di lokasi tersebut. Korban nampak tersungkur hingga ke jalan. Setelah itu, korban nampak dibawa ke seberang jalan raya. Di sana, korban kembali dipukuli oleh beberapa orang.

Aksi tersebut diketahui terjadi di Jalan Raya Laswi, Cipicung, Kecamatan Baleendah. Korban dengan inisial A tersebut meninggal dunia dan telah dimakamkan keluarga.

“Iya saat ini kami tim gabungan sedang melaksanakan serangkaian tindakan penyelidikan untuk mengungkap dan mengidentifikasi para pelaku yang melakukan aksi tindak pidana tersebut terhadap korban,” ujar Kasat Reskrim Polresta Bandung, Kompol Luthfi Olot Gigantara, kepada awak media, Jumat (18/7/2025).

Polisi rencananya akan melakukan ekshumasi dalam waktu dekat. Hal tersebut dilakukan guna menyelidiki penyebab kematian korban inisial A.

“Korban kami sudah mengidentifikasi yaitu berinisial A yang mana saat ini korban sudah meninggal dunia dan sudah dimakamkan dan rencana akan dilaksanakan ekshumasi di hari Sabtu besok,” katanya.

Aksi pengeroyokan tersebut terjadi Selasa (8/7/2025). Kemudian korban meninggal dunia setelah mengalami perawatan di rumah sakit beberapa hari.

“Kemudian korban meninggal dunia hari kemarin yang mana telah dimakamkan oleh pihak keluarga dan setelah itu baru melapor ke pihak kepolisian,” jelasnya.

Setelah itu polisi bergerak dan melakukan olah TKP. Kata Luthfi, saat ini pihaknya tengah berkoordinasi untuk melakukan proses ekshumasi.

“Maka kami segera melaksanakan oleh TKP dan cek TKP serta berkoordinasi ke dokter forensik untuk segera dilakukan ekshumasi untuk mencari tahu penyebab kematian korban dari mana,” ucapnya.

Luthfi menambahkan saat ini polisi masih melakukan penyelidikan terkait keberadaan pelaku. Pasalnya aksi tersebut diduga dilakukan oleh satu orang lebih.

“Iya betul. Kami masih melakukan serangkaian penyelidikan untuk mengungkap atau mengidentifikasi para pelaku berbekal dari keterangan para saksi yang ada di TKP maupun mungkin nanti dari CCTV yang ada di TKP,” pungkasnya.

1. Hari Pertama Sekolah, SMAN 1 Bandung Kekurangan Meja dan Kursi

2. Konvoi Berujung Pengeroyokan, 4 Anggota PSHT Berakhir di Bui

3. Jalan Sesat Penjual Ketan Edarkan Uang Palsu demi Modal Tambahan

4. Polda Jabar Ringkus Sindikat Perdagangan Balita ke Singapura

5. Diumumkan Lewat Karangan Bunga, Frans Putros Pemain Baru ke-9 Persib

6. Eks Kadinkes KBB Jadi Tersangka Korupsi Pengadaan Mobile Unit COVID-19

7. Malam Mencekam Pria di Baleendah: Meninggal Usai Dikeroyok