Bak Mandi Mewah Zaman Romawi Tiba-tiba Muncul dari Tanah Efesus

Posted on

Para arkeolog yang bekerja di kota kuno Efesus, di wilayah Aegea Turki, menemukan sebuah bak mandi marmer dari era Romawi. Temuan lainnya sebuah patung pria yang terfragmentasi dan sebelumnya digunakan kembali sebagai batu paving, menurut keterangan para pejabat.

Temuan ini ditemukan dalam kegiatan penggalian dan restorasi yang sedang berlangsung di situs Warisan Dunia UNESCO, yang dilakukan dalam proyek Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata bertajuk “Heritage for the Future: Endless Ephesus” (Warisan untuk Masa Depan: Efesus yang Tiada Akhir).

Proyek ini bertujuan membuka jalur kunjungan baru serta mengungkap artefak-artefak yang sebelumnya terkubur.

Melansir Anadolu, bak mandi marmer tersebut ditemukan di sepanjang Stadion Street dan diyakini berasal dari Terrace Houses, kawasan hunian keluarga kaya Romawi pada masanya. Bak ini dipahat dari marmer Greco Scritto lokal dan berukuran panjang 1,46 meter, lebar 0,73 meter, serta tinggi 0,6 meter.

Serdar Aybek, seorang arkeolog dari Universitas Dokuz Eylul sekaligus koordinator proyek, mengatakan bahwa bak mandi tersebut berasal dari abad pertama Masehi dan menyoroti pentingnya budaya mandi pada masa kuno.

Selama periode Romawi, pemandian umum yang besar sangat umum, kata Aybek, dengan Pemandian Pelabuhan di Efesus sebagai salah satu contoh paling signifikan.

“Dengan luas hampir 70.000 meter persegi, bangunan ini merupakan salah satu struktur terbesar di dunia Romawi,” ujarnya. “Namun, itu adalah bangunan publik yang melayani banyak orang. Selain itu, ada juga bak mandi berukuran lebih kecil yang digunakan untuk keperluan domestik.”

“Bak mandi yang kami temukan adalah salah satunya,” kata Aybek.

“Ini merupakan temuan yang tidak biasa karena jarang kami temui. Kami percaya bak ini berasal dari Terrace Houses dan digunakan pada abad pertama Masehi. Kami menemukannya saat bekerja di area teater, dan ukurannya menunjukkan bahwa bak ini digunakan di dalam rumah.”

Berdasarkan kualitas pengerjaanya, Aybek menyatakan bahwa bak mandi tersebut miliki keluarga yang memiliki penghasilan tinggi. Selama perbaikan pada periode akhir kota, bak mandi tersebut digunakan kembali.

Para arkeolog menyimpulkan bahwa bak mandi tersebut telah mengalami perubahan fungsi menjadi palung air mancur. Lubang-lubang dibuat agar air dapat mengalir dari atas dan keluar melalui bagian bawah, sehingga mengubah bentuk aslinya.

Selain itu, temuan penting dari Stasium Street adalah sebuah patung pria yang dipahat dipahat dalam beberapa bagian terpisah, seperti kepala, lengan, dan kaki, yang kemudian disatukan.

Berdasarkan gayanya, patung tersebut diperkirakan berasal dari periode antara abad pertama sebelum Masehi hingga abad pertama Masehi. Patung ini memiliki tinggi sekitar 1,23 meter dan lebar 0,5 meter.

Patung tersebut ditemukan dalam posisi telungkup karena sebelumnya digunakan kembali sebagai batu paving di jalan.