Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi memarahi suporter Persikas dalam acara ‘Abdi Nganjang Ka Warga edisi #9’, Subang, Rabu (28/5/2025) malam. Pasalnya saat itu mereka yang meneriakkan yel-yel dan membentangkan spanduk yang berisi penolakan Persikas Subang dijual.
“Hei berhenti kamu, ini bukan forum Persikas ini forum saya. Siapa kamu, turunkan spanduknya, turunkan,” ucap Dedi dengan nada tinggi.
“Jangan sok jago di sini kamu, nggak mikir kamu, ini bukan forum Persikas ini forum saya dengan rakyat, mikir kamu,” tegasnya.
Acara yang disiarkan secara langsung di akum YouTube Humas Jabar itu pun menjadi viral di media sosial. Banyak yang mengunggah potongan Dedi Mulyadi marah hingga kemudian memancing beragam komentar netizen.
Dari komentar-komentar itu ternyata banyak juga yang menanyakan apa itu Persikas? Nama Persikas pun mendadak banyak dicari di jagad maya.
Merangkum dari berbagai sumber, berikut ini infoJabar menyajikan informasi seputar Persikas yang perlu kamu tahu.
Persikas merupakan singkatam dari Perserikatan Sepakbola Indonesia Kabupaten Subang. Klub lokal ini merupakan tim kebanggaan masyarakat Subang.
Berdiri tahun 1948, Persikas bermarkas di Stadion Persikas Subang. Lebih sering bermain di kasta bawah dan kompetisi kelompok umur, saat ini Persikas berkompetisi di Liga 2 Indonesia.
Persikas belum pernah menapak ke kasta tertinggi sepak bola Tanah Air atau Liga 1. Memiliki julukan Singa Subang, Persikas menapaki kasta kedua Liga Indonesia dengan cukup baik dan lolos dari jeratan degradasi.
Pada Juni 2024 di musim 2023-2024 lalu Persikas mengalahkan Persekabpas Pasuruan 1-0 di Babak 8 besar nasional dan mengamankan tiket promosi ke Liga 2. Bersama PSKC Cimahi, dua klub asal Jawa Barat ini akan kembali berlaga di Liga 2 musim depan
Persikas rencananya akan diakuisisi oleh Pemerintah Sumatera Selatan dan akan berganti menjadi Sumsel United. Hal inilah yang mengundang reaksi para suporternya hingga melakukan aksi dalam acara yang dihadiri Dedi Mulyadi.
Usai viral, Dedi memberi pernyataan resmi pasca-insiden tersebut.
Menurut Dedi, saat insiden itu terjadi dirinya tengah berdialog dengan keluarga yang sedang mengalami kesusahan. Dedi menyebut aksi sekelompok orang itu merupakan tindakan yang tidak beradab.
“Saya malam itu marah karena ada sekelompok orang yang tidak memiliki adab dalam hidupnya, disaat air mata jatuh karena rasa empati pada derita seorang ibu, yang memiliki 4 anak dan membiayai mereka hanya dengan memungut botol bekas tapi anaknya tumbuh dengan baik,” jelas Dedi, Kamis (29/5/2025).
“Suaminya menikah lagi dengan orang lain, ini berteriak yel-yel untuk menyelamatkan Persikas karena klubnya berpindah tempat dibeli oleh pihak lain. Tentunya sikap ini adalah sikap yang tidak beradab yang menempatkan sebuah masalah tidak pada tempatnya,” lanjutnya.
Dedi mengungkapkan, orang-orang yang membentangkan spanduk dan meneriakkan yel-yel Persikas terlalu mengedepankan ego tanpa mempedulikan penderitaan warga.
Puluhan suporter Persikas yang kena semprot Dedi pun sempat ditahan petugas di Mapolsek Ciasem pada Rabu (28/05/2025) dan untuk selanjutnya di bawa ke Mapolres Subang untuk dilakukan pemeriksaan dan pendataan.
“Sebagian dari mereka langsung dipulangkan malam itu juga. Namun ada beberapa yang dipanggil kembali keesokan harinya karena pemeriksaan belum selesai dan sebagian orang tua sulit dihubungi,” ujar AKP Kapolres Subang AKBP Ariek Indra Sentanu melalui Kasat Reskrim Polres Subang AKP Bagus Panuntun kepada awak media, Kamis (29/05/2025).
Bagus mengatakan, untuk kelancaran proses pendataan, petugas menjemput ke kediamannya masing-masing dan di bawa ke Mapolres Subang. Usai dilakukan pemeriksaan dan pendataan, para suporter ini diperbolehkan pulang.