Antara Kertajati dan Husein, Menanti Solusi Pemerintah Pusat

Posted on

Masa depan Bandar Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati dan Bandara Husein Sastranegara terus menjadi perbincangan hangat. Bandara Kertajati tak kunjung hidup meski penerbangan di Bandara Husein Sastranegara telah dialihkan sepenuhnya.

Karenanya, Pemerintah Kota Bandung menginginkan agar Bandara Husein direaktivasi agar denyut penerbangan kembali terasa di pusat kota. Tapi di sisi lain, Pemprov Jawa Barat berkepentingan menjaga eksistensi Bandara Kertajati yang masih berjuang mencari napas.

Asisten Daerah 2 Setda Jawa Barat Bidang Perekonomian dan Pembangunan, Sumasna mengakui, konflik kepentingan antara Pemkot Bandung dan Pemprov Jabar tak bisa dihindari dalam polemik dua bandara tersebut. Ia pun mengharapkan kehadiran pemerintah pusat untuk memberi solusi adil.

“Kita tunggu kebijakan pemerintah pusat. Semoga ada solusi yang menguntungkan kedua daerah,” ujar Sumasna, Jumat (20/6/2025).

Bagi Pemprov Jabar, dia menegaskan, keberlangsungan Bandara Kertajati di Majalengka menjadi prioritas yang tak bisa ditawar. Bandara tersebut diharapkan menjadi pusat mobilitas utama warga Jabar bagian timur hingga Jawa Tengah bagian barat.

“Faktor itu juga harus menjadi pertimbangan, terutama setiap musim haji karena pasarnya jelas,” tegas Sumasna.

Meski begitu, ia tak menutup mata terhadap realita ekonomi Kota Bandung. Sebagai ibu kota provinsi sekaligus destinasi wisata utama, kehadiran bandara di dalam kota dinilai sangat vital.

“Ya, saya paham kepentingan Kota Bandung. Oleh karena itu, mari kita berharap bersama ada solusi yang menguntungkan kedua daerah,” pungkasnya.

Wali Kota Bandung Muhammad Farhan sebelumnya, mendorong agar Bandara Husein direaktivasi. Hal itu disampaikan Farhan merespons Pemprov Jabar yang terus menanggung biaya operasional Bandara Kertajati yang per tahunnya mencapai Rp60 miliar.

“Nah, saya sudah berbicara dengan banyak orang, hanya ada beberapa orang yang mengatakan kieu. Ah cenah (Bandara) Hussein mah manjanya orang Bandung aja. Jadi pada enggak mau terbang ke Kertajati,” ucap Farhan.

“Ya mending terbang ke Hussein ceuk saya teh kitu kepada tokoh tersebut. Eh, tokoh tersebut yang ada di Pemprov mengatakan, ke mah, kita akan minta agar (Bandara) Halim ditutup. Nah, itu kan lebih tak masuk akal yah,” timpalnya.

Farhan pun mengusulkan supaya Bandara Husein Sastranegara kembali dibuka. Sebab menurutnya, Bandara Husein bisa meningkatkan lagi sektor pariwisata di Kota Bandung.

“Jadi yang perlu dilakukan sekarang adalah buka segera Husein. Karena dengan segera membuka Husein, maka sektor pariwisata Kota Bandung akan bergerak. Ketika sektor pariwisata Kota Bandung akan bergerak, maka Bandung Raya akan jauh lebih sejahtera,” ungkapnya.

Namun niat itu sepertinya sulit diwujudkan. Sebab menurut Dinas Perhubungan Jabar, Bandara Husein secara teknis sudah tidak lagi layak melayani penerbangan komersial dengan pesawat jet.

“Sebetulnya dari sisi teknis Husein tidak memungkinkan lagi untuk didarati oleh pesawat jet,” kata Kepala Dinas Perhubungan Jabar Dhani Gumelar.

Yang paling realistis dari reaktivasi menurut Dhani adalah membagi porsi penerbangan antara Bandara Kertajati dan Bandara Husein. Dhani memastikan, penerbangan jarak jauh akan tetap dilayani di Bandara Kertajati Majalengka.

“Itu yang akan kita dorong dengan penerbangan dekat tidak menggunakan pesawat jet itu bisa menggunakan bandara Husein, untuk jarak jauh tetap di Kertajati,” ungkapnya.